Selasa, 23 Desember 2008

Aku dan Hari Ibu

Suasana pagi ini mengingatkan ku akan satu hari yang bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu Hari Ibu yang di Indonesia dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan di tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda. Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung.

Presiden Soekarno juga telah menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.

Lalu...apakah kita telah memberikan sesuatu kepada Ibu dihari yang berbahagia ini?
Ngomongin soal Ibu, ngomongin soal jasanya, ngomongin soal pengorbanannya, rasanya tak akan pernah bisa kita untuk menggantinya........biarpun air mata ini menetes, tapi jasa Ibu tak akan pernah tuntas untuk kita ganti.
Itulah sebabnya, ketika aku mengingat jasa-jasa Ibu ku yang kini berada di kampung....hampir tak pernah bisa untuk membendung air mata hingga menetes ke pipi. Ibu aku amat sayang kepadamu.

Seiring berputarnya waktu, maka akupun dihadapkan kepada sebuah cermin kehidupan yaitu anak-anak ku. Hal yang baik yang pernah kulakukan aku sharing dengan mereka, dan di dinding kamar tidurnya kutempel artikel berikut ini :

Seorang anak mendapatkan ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur lalu menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu.
Si ibu segera mengesatkan tangan di apron menyambut kertas yang dihulurkan oleh si anak lalu membacanya. Ongkos membantu ibu:
Tolong pergi ke kedai Rp 40.000
Tolong jaga adik Rp 40.000
Tolong buang sampah Rp 10.000
Tolong kemas bilik Rp 20.000
Tolong siram bunga Rp 30.000
Tolong sapu sampah Rp 30.000
Jumlah : Rp 170.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak sambil sesuatu membelai kepala sang anak.
Si ibu mengambil sebatang pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.
Ongkos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
Ongkos berjaga malam kerana menjagamu - GRATIS
Ongkos air mata yang menetes keranamu - GRATIS
Ongkos kegusaran karena menghawatirkanmu - GRATIS
Ongkos menyediakan makan minum, pakaian, dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca apa yang dituliskan oleh si ibu. Si anak menatap wajah ibu,memeluknya dan berkata, Saya Sayang Ibu.

Kemudian si anak mengambil pen dan menulis ¦#;LUNAS¦#; pada muka surat yang ditulisnya.

Mengapa hal ini kulakukan, agar mereka juga dapat menghormati ibunya yang telah berjuang dengan seluruh jiwa raganya dan bahkan nyawanya dalam melahirkan. Sehingga akan senantiasa bersikap positif terhadap orang tua.

Yah....inilah setets air mata yang mengiringi ku setiap tanggal 22 Desember.

Jumat, 19 Desember 2008

Kesempatan Yang Sangat Bermanfaat

Aku mendapat kesempatan yang sangat berharga menjelang akhir tahun, yaitu mengikuti Seminar Unlock Giant Potential! : Achievment & Mitovation Using NLP (Neuro Linguistic Programming) and Mind Technology dengan presnted by Ir. Adi Susilo CI, CH, CHt.

Objectives yang diharapkan dari seminar ini adalah:
  • Mampu meraih kesuksesan lebih cepat
  • Mampu mengatur emosi/EQ menjadi lebih positif
  • Mampu mengatur EQ untuk kesehatan, kebaikan dan mengurangi stres
  • Mampu melakukan pemrograman diri untuk mencapai tujuan yang diinginkan (PsychoCybernetics)
  • Memahami fungsi otak kiri dan kanan
  • Mampu melakukan optimalisasi pikiran dalam pekerjaan
  • mengetahui karakteristik otak bawah sadar
  • Mampu memotivasi diri (self motivation)
  • Mampu lebih mempererat hubungan kerja antar karyawan
  • Mampu mencapai kinerja puncak personal secara cepat
  • Menjadi lebih percaya diri dalam berbagai hal
  • Mampu mengubah ketakutan menjadi kekuatan
  • mampu menyelesaikan onflik dengan orang lain

Setelah melewati 2 x 24 jam alias dua hari seminar, akhirnya sebagai penutup dari seluruh rangkaian seminar tsb adalah acara FIREWALK - How to Transform fear to Power. Ada yang pada awal ketakutan tapi akhirnya mencoba juga dan berhasil. Ada yang ragu-ragu tapi nekat melewati api dan akhirnya berhasil. Ada yang semangat berkobar bak api yang akan dilewati tapi ternyata menutup mata tat kala melewati api sebenarnya. Ada juga yang ketagihan hingga mencoba lagi mecoba lagi, dan ada juga yang terkikis bulu rambut di kakinya.

Closing in Unlock Giant Potential

Kalau anda tetap melakukan HAl yang SAMA dengan sebelumnya, maka anda akan mendapat HASIL yang SAMA dengan sebelumnya.

life will NEVER be the SAME............

Kita tidak dapat mengubah arah angin, tetapi kita dapat mengubah posisi layar kapal kita.

To know and NOT to do, is NOT YET to know.

aku dan sebuah bingkai kemiskinan

Sore ini udara terasa dingin, terlihat awan masih menggelayut diatas sana. Tiba-tiba aku yang sedari tadi asyik membaca koran sore di sebuah stasiun kereta api dikejutkan oleh suara memelas seorang bocah.
"Om.......bagi uangnya dong untuk makan" pinta seorang bocah yang tengah berdiri didepanku dengan pakaian seragam sekolah dasar.
"Emangnya kamu berdua belum pada makan, benar nih!" selidikku sambil tersenyum dalam hati (karena kalau minta makan, aku lebih senang memberinya makan bukan uang, gitu lho!).
Kulihat mereka berdua saling berpandang-pandangan......., entah apa yang terpikir dalam benaknya.

"Ya sudah......ayo ikut sama om ke warteg, katanya minta makan"
Kulihat mereka berdua belum beranjak juga, dari tempat mereka berdiri.

Minggu, 14 Desember 2008

Renungan Buat Bojoku Yang Ber-Ulang Tahun



(Seperti biasa setiap keluargaku berulangtahun, maka tak ada lilin...tak ada lagu "happy birthday"...tak ada pesta, tak ada aktivitas sia-sia, hanya doa, muhassabah dan merenungkan tentang hidup yang telah terarungi dan yang akan dijelajah)

Istriku,
Derita adalah cobaan hidup kita yang setia mengayuh biduk rumah tangga
tuk berlayar di samudera kehidupan
tuk berlabuh di dermaga kebahagiaan


Istriku,
Kebahagiaan adalah buah dari kesabaran yang bergelayut di pohon rumah kita
tuk menghias altar kehidupan
tuk peneduh arus kehidupan

Istriku,
Hidup adalah perjalanan nan panjang, penuh goda, sandung dan sanjungan
tapi ingat istriku!
hidup tanpa doa dan perjuangan ibarat katak dalam tempurung
entah apa yang di cita-citakan


Istriku,
Kita sekarang berada ditengah-tengah laut kehidupan yang mengamuk
pangkalan tempat bertolak tak nampak
pelabuhan tempat bersauh masih jauh
awan hitam legam semakin menebal, gelap alam sekitar
kilat menjilatkan api, petirpun menyambar
angin nakal merobek mengoyak layar
gelombang datang perahu kita terlempar


Istriku, pegang erat-erat tali sentausa, tali penghubung kita dengan ALLAH SWT
Mengapa perahu tak laju terus, seakan putus daya bergumul melawan arus
Mari kita tilik diri, selidik dan periksa
Bocorkah atau terlalu berat muatan yang tiada guna
Disusudt perahu penuh bertumpuk dosa
Mari cepat-cepat kita ikat dengan tali tobat
Nah..perahu berenang maju, walau ombak berdebut di kalbu
Dapatkah kita capai pelabuhan abadan yang syahdu?

Berlombalah berlayar dijalan lurus
Lewat gemuruh laut kehidupan, tembusi seretan arus
Kembangkan terus layar keimanan sampai kebatas
Siapa selamatkan beroleh balas


Istriku,
Mari kita bercermin diri didepan kaca
begitulah bentuk diri, muka kita penuh luka
Apakah itu bisul-bisul kecil, atau barangkali jerawat?

Oh bukan, bukan itu istriku,
Coba kita lihat wajah orang yang rindu dendam pada Tuhan
Bagaimana antara kita dengan mereka?
Ah adalah perbedaan yang menyolok berjarak antara langit dan bumi

Mereka kurus kering merindukan Tuhannya
Tapi kita gemuk karena kenyang dosa
Andaikan kita bkuruspun, kurus termakan dosa pula

Yang selalu bergetar dalam hatinya, ialah ingatan pada-Nya selalu
Apakah lagi dalam menegakkan yang lima kali
Tapi kita walau dalam sujud yang tiada arti sekalipun
Senyum dunia terbayang jua


Di malam sepi mereka berbisik-bisik dengan Tuhannya lewat Tahajjud
Kita tenggelam kelam dalam dekapan selimut bersetan

Kerongkongan mereka basah selalu oleh kalimat-kalimat tauhid
Dada penuh berisi iman
Kerongkongan kita basah karena menghafal tembang "Laskar Pelangi"
Dada penuh berisi lagu


Bagaimana kalau kita ganti dengan lagu rindu?
Rindu pada Yang Satu
Pantas beribu doa terbang kelangit sudah, membawa segala harap dan pinta
Namun harapan tak kunjung jua
Impian tinggal terpaku berpantang nyata
Rupanya dosa-dosa telah menghadang dan menyeret doa-doa kita


Istriku terkasih,
Bagaimana agar impian menjadi nyata
Mari kita lihat, dari butiran-butiran mutiara ada yang bercahaya demikian :

Barang siapa yang bertahta
Di kerajaan yang bernama taqwa
Tuhan kan membuatkan pintu keluar dari bencana
Satu dipinta, sejuta tiba tiada terduga


Istriku,
Memang harus kita selami mutiara di dasar segara
Kita ambil, kita simpan didalam dada
Agar hati kita bercahaya
Cahayanya membudaya di dalam jiwa
Kelak kita jadikan pelita
Pabila istirahat di bawah pohon kamboja


Met ulang tahun, istriku........

Ibadah Qurban: Cermin Ketaatan & Ketabahan

Senin, 8 Desember 2008 bertepatan dengan 10 Dzulhijah 1429H karena wukuf di Arafah sebagai puncak dari ibadah haji telah jatuh pada hari Ahad, 7 Desember 2008), yaitu hari raya kedua umat Islam selain hari raya Idul Fitri. Suara takbir terdengar begitu dahsyatnya mengiringi keluarga ku dan keluarga muslim lainnya menuju lapangan, tepatnya di depan Masjid Al Hikmah. Yah…disitulah kami menegakkan sholat sunnah Idul Adha tahun ini dengan warga muslim yang lain.


Kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS adalah contoh yang sangat baik mengenai ketaatan, ketabahan, dan kekuatan membangun persaudaraan.
Karena inti kurban adalah kerelaan untuk berbagi dan peduli pada sesama.
Itulah sebabnya ibadah kurban sangat dianjurkan, karena salah satu hikmahnya adalah ith ‘amul bais al fakir.

“Ya Allah, semoga kurbanku tahun ini yang tidak aku saksikan akan lebih bermanfaat dari kurbanku tahun-tahun sebelumnya’ ucapku dalam hati.

Namun melihat fenomena ber kurban tahun ini, masih saja ada pendistribusian yang tidak tepat. Artinya masih saja ada orang mampu yang mendapat kupon untuk pengambilan daging kurban, sehingga hikmah ith 'amul bais al fakir tidak dapat dirasakan.

Akankah hal seperti ini akan terus berulang...............!?

Sabtu, 06 Desember 2008

Teroris atau kah Mujahid

Saudaraku,
Tak terasa waktu bergulir begitu cepatnya memutari cakrawala. Sebulan sudah, trio eksekusi mati kasus Bomb Bali I (Amrozi, Imam Samudera dan Mukhlas) menjemput ajal di ujung senapan regu tembak.

Tepatnya hari Ahad, tanggal 9 November 2008, tanpa penutup kepala, sambil menatap langsung wajah-wajah regu tembak.

Hingga kini pun, masih kita dapati perbincangan seputar kata-kata "mujahid, teroris, syahid" dan "jihad". Dan percakapan atau diskusi tersebut seputar pertanyaan apakah Amrozi cs itu mati syahid atau tidak ? Apakah Imam Samudera itu mujahid atau teroris? Apakah yang dilakukan Ali Ghufron alias Mukhlas itu jihad atau bukan?

Ada satu rekaman bait-bait syair teruntuk ibunda, istri dan anak-anaknya yang disenandungkan oleh Imam Samudera, diruang isolasi menunggu detik-detik kematiannya.

Syahidlah daku, Syahidlah daku
Mataku terpejam daku terluka,
Mataku terpejam daku terluka,
Selamat berpisah ayah, bunda, anak istri dan saudaraku
Kita tak jumpa dialam fana.
Tak jumpa untuk selama-lamanya
Di alam Jannah kita kan jumpa
Di alam Jannah kita kan bahagia
Yahudi dan Amerika musuh kita sepanjang masa
Amerika dan sekutunya kan kita hajar hingga kan hancur
Isykariman aw mutsyahidan.

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati: bahkan mereka hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki". (QS. al baqarah_2 : 169).

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)". (QS. al-Hujaraat_49: 11).

Saudaraku,
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting untuk semua pihak. Untuk Kita dan Mereka. Untuk kita, kaum Muslimin dan Untuk mereka, kaum munafik dan kuffar.

Bagi kita adalah memberikan pelajaran tentang kehormatan diri. Menegakkan wajah di depan penguasa dzalim, menebas kekerdilan demi kekerdilan, meneriakkan Allahuakbar.........walau moncong senjata mengancam. Dan, berucap......TIADA TUHAN SELAIN ALLAH.
Semoga pelajaran yang diberikan trio mujahid akan terus dikenang dan menjadi tonggak peradaban umat yang lebih bermanfaat.

Sedangkan bagi kaum munafik serta kuffar. Ini juga sebagai sebuah peringatan. Bahwa kedzaliman akan melahirkan penderitaan. bahwa kemungkaran akan berujung pada ketidak harmonisan. bahwa kerasukan akan menjadi kantong dari kegelisahan tak bertepi.
Maka................
Mereka harus hentikan membunuh manusia lain.
Mereka harus hentikan kerasukan menjarah tanah-tanah muslim.
Mereka harus keluar dari negeri-negeri Islam.
Dan bila mereka tak belajar maka 'satu Amrozi tewas maka akan lahir 1000 Amrozi yang lain.

Kamis, 04 Desember 2008

Awal Desember Kelabu

Hujan terus mengguyur kotaku hingga lewat tengah malam. Namun rasanya mata tak bersahabat untuk ku pejamkan, walau suasana malam ini begitu sangat mendukung untuk tidur dengan pulas.
Atau mungkin karena demam yang merasuk kedalam tubuhku yang membuat mata begitu enggan menuruti keinginanku untuk tidur pada malam hari ini.

Hingga rintik hujan tak terdengar lagi dan entah sudah berapa ayat yang kulafazdkan lewat kerongkonganku yang masih terasa pedih bila memakan sesuatu.

Akhirnya kantuk hinggap juga pada diriku, hingga akupun tertidur pulaaasssssssssss.

Awal Desember 2008, adalah desember kelabu buat ku, aku tak bisa menegakkan sholat Subuh berjamaah di Masjid lantaran demam masih meradang ditubuhku.
Akupun tak beraktivitas di kantor lantaran sakit masih menggelayut di tubuhku.

Yah.....semoga Allah cepat mengizinkan kesembuhan penyakitku.
Aku berharap bukanlah azab yang di berikan-Nya lewat penyakitku kali ini.

Semua ini mengingatkanku kepada ucapan sahabat Rasulullah saw, Sayyidina Abu Bakar al-Shiddiq RA: "Ada tiga hal yang tidak bisa dicapai dengan tiga hal lainnya (melainkan hanya dengan izin Allah): yaitu kekayaan tidak bisa dicapai dengan cita-cita semata; keremajaan tidak akan dapat dicapai dengan disemir semata; dan kesehatan tidak akan dapat dicapai dengan obat-obatan semata".

Semoga Awal Desember 2008 yang kelabu tidak membuat kelabu dalam hati nuraniku.

Rabu, 26 November 2008

Takut tapi Malu

Malam itu, waktu telah menunjukan pukul 20.15 wib ketika KRL Bekasi Express yang kunaiki merapat di stasiun Bekasi. Para penumpang hampir semuanya berjalan tergesa-gesa baik yang cowok maupun yang cewek, baik yang ganteng maupun yang cantik......yang jelek nggak usah di sebutin ah karena hampir sebagian besar lusuh lantaran belum mandi dan keretanya telat melulu jadinya mimik wajahnya nggak karuan.

"Kalau bukan KRL namanya, kalau nggak pernah telat?" celetuk salah satu penumpang.

Saya pikir betul juga apa yang di celetukkan oleh penumpang tadi, pikirku sambil berdesak-desakan menuju tempat parkir.

Akhirnya aku sudah didepan rumah, seperti biasa bojoku sudah menunggu sambil membukakan pintu.

"Assalamu'alaikum........." ucapku
"Waalaikum salam!" jawab bojoku

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh si Jundi, sambil menarik lenganku mengajak duduk di sofa.

Aku hanya mengikuti saja apa yang dia inginkan tanpa berkomentar sepatah katapun.

Kulihat dia menatapku, dengan tatapan yang memelas.

"Sini sayang lebih dekat lagi dong duduknya dengan bapa" ucapku membuyarkan kebekuan yang terjadi beberapa menit yang lalu.

"Bapa tahu nih! pasti ada sesuatu yang Iqbal ingin katakan sama bapa" tanya pada si Jundi, yang sejak tadi masih menatapku.

"Gini pah! ntar aku boleh tidur sama bapa yah" ucap si Jundi.

"Boleh.....tapi ada syaratnya lho!" kataku sambil mengusap kepala si Jundi.

"Syaratnya apa dong pa?"
"Syaratnya...kasih tahu yah, alasan kamu malam ini tiba2 minta tidur ditemani bapa" ucapku sambil kurangkul si Jundi.

"Habisnya takut pah!" jawabnya
"Takut...?!" ucapku, dengan pura2 kaget
"Iya....soalnya tadi aku melihat tayangan horor di TV, serem sekali pa!?"
"Baik...malam ini kamu tidur dengan bapa. Tapi kamu harus ingat.., yang perlu kamu takuti hanya Allah SWT dan jangan lupa baca do'a sebelum tidur, Ok!" ucapku sambil menatap wajah si Jundi yang terlihat tersenyum.

Tiba2 si Ummi yang dari tadi duduk sambil melihat dan mendengarkan pembicaraan kami berdua, mengomentarinya.

"Oh...jadi Iqbal...takut tapi malu yah!" ucap Ummi

Akhirnya, kita semua berdiri. Aku mau mandi dulu ah!

Senin, 24 November 2008

Indahnya Kemacetan

Pagi......rintik hujan, "wah, kalau cuacanya seperti ini terus pastilah di perjalanan akan macet. Setelah mengeluarkan sepeda motor yang "Jadul" istilah yang biasa dilontarkan oleh putraku yang kecil, walaupun dia sendiri begitu menikmatinya ketika kubonceng menyusuri sepanjang pinggir sungai.

Inilah yang terkadang sebagai bahan canda antara aku dengan putraku. "Pah, motor jadul aja pakai di cuci", ledek putraku. Biarain aja, yang penting Biar Jadul Asal Bersih, jawab ku sambil menyemprotkan air ke motor.

Setelah berpamitan dengan bojoku dan putraku, akhirnya dengan motor Jadul.... aku menembus rintik hujan yang masih setia membasahi kota Bekasi.
Jl. Agus Salim begitu lengangnya pagi ini, apakah lantaran masih pada enggan untuk beraktifitas atau barangkali takut masuk angin oleh rintiknya hujan.
Namun begitu melewati perempatan jalan baru menuju stasiun kereta api, subhanallah........... pemandangan didepan mata begitu mengusik hati......................motor, mobil tidak ada yang mau mengalah, semua ingin cepat sampai, entah sampai kerumah, ketempat kerja dll.

Akhirnya, kuberhentikan saja motor jadulku sambil menikmati radio Dakta lewat ponselku. Inilah indahnya kemacetan di pagi dengan hiasan rintik hujan pagi.

Sabtu, 22 November 2008

Rindu

Suara asmara dahana mengisahkan rindu
dan kembang-kembang menghias sunyi
gugur kebumi
kuhitung duka sepi dikaca
dan bayanganmu semata
mengisyaratkan kasih
tiada bunga selain kata

Ingat kasih, kau selalu dihatiku ada

biarkan angin mempercepat waktu
dan malam tak berjendela
tak berpintu
mengetuk sanubariku kepadamu
telah begini renyai perasaan menuju mu
menyusun sejuta bola-bola kabut rinduku yang ungu
dan mengirimkannya lewat sayap burung yang putih
yang mengerti hati ini adalah kasih
tiada bunga selain kata

Ingat kasih, kau selalu dihatiku ada


Jakarta, 1985

Senja Di Rawamangun

Di ujung cakrawala
pada senja hari
tatkala mentari
mulai merayap ketempat peraduan
ku duduk seorang diri
memandang jauh kedepan

Oh Rawamangun
mobil merah roti itu
hilir mudik tiada hentinya

Di barat dibalik pepohonan
taman indah yang menyejukkan
dengan bunga aneka warna
lalu.......
terdengar suara adzan
memanggil ummat Islam
bersujud kepasa-Nya.


Jakarta, 1985

Akhir Sebuah Cerita

Ketika mentari pagi menyambutku
Terdengar olehku
senandung tembang-tembang kasih
Nan terngiang lewat vokal Ria Angelia
Oh ............................
Betapa syahdu dendanganmu
Betapa merdu suaramu
hingga layar khayalku ulai terkembang

Kasih
Bila kita saat ini kau ada dipelukanku
mungkin rasa rindu
akan terlena oleh kemesraan kita berdua
kan sirna sejuta sepi yang melandaku
kau hapuskan cahaya kesunyian yang menerpaku
kau nyalakan api cinta
dalam lentera hidupku

Kasih
Cahaya itu kini telah terpaut
mendekap diantara kau dan aku
namun
Oh ............................!!
kemesraan itu kini telah puna
tinggalah cerita kasih
yang tak sampai hati


Jakarta, 1985

Kotaku Basah Badanku Basah

Di kota Pantai
bulan Maret menyambutku
dengan deraian hujan pagi
yang menggutur bumi kota Pantai
dan tubuhku
basah dibawah langit musim hujan

Udara dingin mengalir
angin sepoi-sepoi menghembus
menerjang badanku yang kurus basah
antara orang-orang yang kuyup basah

Pohon asam dipingir jalan
simpang siurnya abang becak
kenapa kau pilih kota Pantai ini
untuk menantang hidup
yang penuh dengan pengorbanan

Diantara permainan sandiwara kehidupan
tanpa layar bertirai
melewati bayang mataku
meniti trotoar-trotoar kotaku
aku menyambutmu
Hidup, dan mati
adalah jaring kehidupan
menganyam cinta dan kasih sayang
pada benda yang kupilih


Tegal, Maret 1985

Harga Dirimu

Seandainya diriku
bisa bergantung pada seutas impian
Dan kau merubahnya menjadi kenyataan
atau
Mungkinkah yang aku lakukan itu salah
kurasa aku telah memberikan hidup
nan membuatmu kuat
atau barangkali membuatmu merasa tak aman
aku yang harus kau salahkan

Tapi
seandainya kau bisa terus begitu
kau akan mencapai apa yang kau inginkan
hanya engkaulah yang dapat membuat mimpiku
menjadi kenyataan
hanya dikau kepada siapa aku berkorban
hanya dikau yang dapat merubah segalanya
dan mengembalikan arti cinta yang pernah kucipta.

Jakarta, 1985

Kidung Rindu

terkutuklah bulan
mendesak aku diperjalanan
ke pintu keraguan
kutanya angin, lalu berbalik
layarpun tercabik-cabik
tertarik gelombang rindu
hanyut sendiri

Jakarta, 1985

Setelah Hujan Reda

Setelah hujan reda
kita pulang dalam diri masing-masing
sementara aku masih terjaga dalam tanya
sedang engkau terlena dalam
tak mengerti.

Dan sepi makin tak peduli
pada batas waktu yang terlewat
oleh bayang-bayang hitam.
yang semakin merasuk dalam malam.

Setelah hujan reda
aku yang sendirian,
melangkah menerobos sisa-sisa hujan
yang masih bergayut pada pepohonan
hingga tak jenak, aku pun ikut bergayut
pada mobil yang kunaiki.

Wisma Ciliwung, 1985

Antar Persimpangan

Burung-burung putih
dan anak-anak penjaja koran dipersimpangan
yang hitam kering tersiksa
kasihan
tepian kota yang gersang panas
atap gedung yang disiram mentari
pagi.

sepanjang jalan problem hidup
dengan likunya
seakan
diatur bagai jejalin
lantai bambu sulap yang
mengiut
di tiup angin, dan
hatipun demikianlah kisahnya.

Musim-musim remaja yang lewat
dari pagi kerembang
senja
bagaikan liuk-liuk cemara
di taman.

Hidup pun
bagaikan kuncup-kuncup mawar
yang kembang layu
dari taman ke taman.

Burung-burung putih
dan anak-anak penjaja koran dipersimpangan
sebuah kisah zaman, diantara
zaman komputer
yang kini telah lama
dilupakan.............


Jakarta, 1984

Kidung Rindu

Kidung Rindu, sederet puisi karya serabutan yang lahir, bisa jadi dikamar mandi, di perjalanan, di taman, di pantai, di rumah sakit, di plaza dan di rumah kontrakan.

Kidung Rindu, sederet puisi yang persembahanku yang sederhana di sertai perasaan yang maha tulus. Lewat puisi ini kita dapat melihat kekayaan ekspresi manusia. Dengan cara lewat karya puisi yang tertuang sebagai karya rohani, karena berbicara tentang manusia, lingkungan serta nilai-nilai hidup dan yang asyik tentunya bercerita tentang "CINTA".

Kita tahu bahwa manusia tidak pernah ada yang sempurna, demikian pula dengan deretan puisi yang akan tersaji dalam blog ini, tentulah sedikit atau banyak mengandung kekurangan............ kelemahan. Tidaklah berlebihan jika dalam membacanya tentu akan terjadi rasa ketidakpuasaan setelah membacanya, ku sebutkan sebagai hal yang sifatnya sangat manusiawi.

Hingga.......pantaslah bila diawal, kuucapkan kata maaf pada semuanya.

Kamis, 20 November 2008

Subuh diantara tetesan air hujan

Pagi ini, terasa begitu beda dengan pagi kemarin dan kemarinnya lagi. Karena perjalananku menuju Masjid untuk sholat subuh ditemani oleh rintik hujan yang membuat badanku terasa dingin.

Alhamdulillah, ternyata rintik hujan yang mengguyur kota bekasi tidaklah menghambat jamaah untuk melangkahkan kakinya menuju Masjid. Kenapa kita harus bersyukur, pertama karena tujuan yang mulia dipagi hari ini sudah terpenuhi......yaitu berjamaah sholat subuh di Masjid, kedua langkah kaki-kaki kita dengan mudahnya dapat di gerakkan. (apakah kita yakin, bahwa tatkala kaki kanan melangkah terus akan diikuti oleh kaki kiri? bukankah semua itu adalah karena ke Maha Kuasaan Allah SWT).

Pagi ini, aku tidak berlama-lama di Masjid karena ada yang harus ku kerjakan dirumah. Jangan tertawa dulu dong, karena aku harus membantu "bojoku" mencuci pakaian. Yah..mungkin Allah SWT sedang menguji kita lewat sakitnya "bojoku". Semoga Allah cepat mengangkat penyakit "bojoku", bukan berarti untuk menghindar dari tugas mencucinya lho!
Bekas anak kost mah, sudah terbiasa mencuci pakaian sendiri alias ngirit kali. Tapi nggak juga sih, lingkungan keluargaku tidak pernah menggunakan jasa pembantu tapi seluruh penghuni rumah "keluarga" semua punya peran sendiri2 dalam tugas dirumah: waktu itu aku kebagian mencuci baju setiap pagi pulang dari Mushola, setelah selesai baru berangkat sekolah dengan jalan kaki. Dan di hari libur biasanya aku belanja ke pasar serta membantu EMA memasak di dapur, feminim banget yah! tapi dalam hal ketrampilan aza.
Sedang, adikku punya tugas yang berbeda2...ada yang nyapu, beres tempat tidur dll.

Wah...jadi inget masa kecil nih jadinya.

Sabtu, 18 Oktober 2008

Air Mata Kehidupan

Assalamu,alaikum wR. wB.
Saudaraku,
Kita semua.....pasti mengalami, apa yang dinamakan menangis.
entah menangis karena sedih atau menangis karen gembira.....bisa jadi kan?
Namun, pernahkan kita menangis seperti yang disebutkan oleh Rasulullah dalam salah satu haditsnya.
Menangis adalah sebuh kondisi yang secara khusus dialami oleh manusia, yang dapat membedakannya dari seluruh makhluk lainnya.
Air mata.....merupakan salah satu faktor penting yang akan membebaskan mata - bukan hanya - dari racun (toxin), ia bahkan akan membantu tubuh ini untuk membuang racun yang ada di dalamnya dan akan membuat jiwa menjadi tenang.

Saudaraku,
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari sahabat Abu Huroiroh ra, bahwa Nabi saw bersabda: "Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya...............(Yaitu satu di antaranya adalah) seseorang yang menyebut nama Allah (berdzikir) dalam keadaan sendirian, lalu kedua matanya mengaliskan air mata."

Saudaraku,
Kita semuanya pasti pernah menangis.
Air mata menjadi sesuatu yang sangat akrab dengan kehidupan kita.
Namun, terkadang tak terpikirkan oleh kita, bahwa ternyata dalam proses menetesnya air mata dari pelupuk mata kita tersimpan efek kesehatan yang sangat menakjubkan.
Menangis adalah perkara alamiah yang dapat menyehatkan fisik maupun psikis kita.
Maka, jangan tahan tangismu! Teteskan air matamu, dan genggam mahkota kesehatanmu!
Saudaraku...............sekalipun Antum seorang laki-laki, Antumpun boleh menangis.

Billahi fi sabilil haq,
Wassalamu,alaikum wR. wB.