Selasa, 27 Januari 2009

Hidupku telah berkurang satu tahun

hujan rintik masih menemaniku pagi ini,
setelah sarapan pagi dengan sepotong roti dan secangkir kopi,
aku merenung sebentar..............................

Kubuka tirai kehidupan
kebingungan melanda tanpa ampun
kepepetan mengiringi dengan tragis
prasangka itu seperti cendawan yang tumbuh dikegelapan
kedaimaian tercipta
manakala setiap orang memusnahkan kebencian
dendam dan kedengkian dalam hati sendiri

Kubuka tirai kehidupan
ketika langkahku semakin sirna dihadapan-Mu
kurenungkan tentang diri ini
terhadap waktu yang kau rentangkan padaku
waktu kehidupan dan waktu kematian
adalah dua hal yang selalu mempesona perenungan manusia
waktu dalam hidup manusia, bisa penuh dengan program
yang mengakibatkan ketegangan perasaan dan pikiran
bisa pula penuh dengan kegelisahan, ketakutan
keserakahan dan kemarahan
dan nafsu-nafsu yang membuat perasaan dan pikiran menjadi kenceng

Kubuka tirai kehidupan
keraguan melanda semua jalan yang berkabut
mataku samar-samar
menerawang hari-hari sunyi berlalu
entah kemana arah mereka berkelana
jiwaku masih bimbang digoyahkan oleh waktu
sedang didepanku tak pernah ku tahu
makna apa yang akan menjelang
bagai sibuta yang tersedu
meniti perjalanan hidup
berharap peroleh terang
agar paham rahasia-Mu juga wajah sendiri.
Aku tak mengerti, barangkali makna hidup
hanyalah teka-teki dunia ini
riuh oleh warna-warni
tapi penglihatanku kabur
asing dan sendiri
hanya yang kuingat...........aku bukan remaja lagi.

Ku buka tirai kehidupan
.....................................................
lengang, sepi penuh misteri

"Pa, kopinya dingin tuh!"
Suara anakku yang memecahkan lamunanku

Senin, 26 Januari 2009

PUISI BIRU

Neni.................
lihatlah bintang itu bersinar
atau tengoklah tumbuhan diatas sana
diantara panorama
tampak indah dan mempesona

Neni..................
bila kau tak percaya
tataplah, tataplah sinar mataku
adakah dusta untukmu
adakah duka untukmu
kini matamu kian sayu
penuh pengharapan akan masa depan

Neni.....................
yang kurasakan dalam hatiku
lewat sinar matamu
hanya kau harapan dalam sudutku

Neni.....................
engkaulah pelita hatiku
tercermin semua masa yang lalu
engkaulah,
engkaulah rembulan untukku
yang sedang membeku

Neni......................
dengan hidupku kini
aku tak mau menyakiti hatimu
Oh, dalam hal ini aku tak mengerti
aku tak mengerti
namun maafkan diriku
agar kita dapat bersama
Neni, agar kita dapat bersama
menuju cita-cita dan masa depan nanti.

Jakarta, 1992

Suara Hati

Tak pernah kuduga
pertemuan antara kau dan aku
menjadikan diriku selalu
merindukan
saat-saat kau ada disampingku
waktu kutatap wajahmu

Mengapa perasaan makin tak menentu
semenjak saat itu aku jadi resah
sekejap mata tak kulewatkan
kukenal tatapanmu

Karena kuingin hari-hariku
kan selalu bersamamu
bila saja aku mampu
menggapaimu
namunmerasa tak kuasa
kudustai perasaan ku
.........................dengarkanlah bisikan
dihatiku

Oh................kasih
aku semakin resah tak menentu
jantungku semakin terguncang
kian gelisah

Jakarta, 1992

Layar Khayalku

Cintamu dan cintaku masih ergandeng tangan
mengayun melambai dalam alam khayalku
Seperti angin berseruling dari perbukitan
melambai mengalun bunga-bunga
Engkau dan aku masih bersendau di taman
Seperti sepasang kupu-kupu yang terbang
kian kemari diantara unga-bunga
Serentak bunga-bunga ditaman menjadi layu
Mereka merasa malu, karena mengiringi
kemesraan kita berdua
Ketika dalam khayalku,
engkau menyamar menjadi sekuntum bunga
Udara berhembus mewangi
Dan akupun menyamar menjadi kumbang
yang selalu menemanimu.

Cintaku dan cintamu bergandeng tangan
disepanjang jamaring jalan khayalku
Cintamu dan cintaku seperti sepasang merpati
Yang terbang dari bukit ke bukit dan
hinggap di atas khayalku
Bercumbu di bawah rindangnya pepohonan
yang digoyangkan angin sambil melagukan
melodi kasih sayang.

Cintamu dan cintaku masih menapak syahdu
di sepanjang jalur khayalku
Dibawah rangkaian percikan air gerimis
Kudekap dirimu berkerudungkan sebuah jas hujan
Pabila terik mentari tiada terperi
kubimbing dirimu, ku kembangkan payung
Walau malam telah terhampar.

Cintamu dan cintaku masih bergandeng tangan
Ketika langkah-langkah menapak dipelataran
yang tersembur cahaya rembulan
Sepasang bayang-bayang bergerak didepan kita
itulah bayanganmu dalam pelukan bayanganku
Dalam mimpi,
cintamu dan cintaku terbang berdua
menuruti kemana ke siur angin
Malampun berganti siang
dan kita masih bergandeng tangan,
kupeluk dirimu berpayungkan pelangi dihujan pagi


Jakarta, 1992

TELEGRAM CINTA

telegrammu selamat dalam pelukanku
tapi aku tak mau
kalau hanya bisa memeluk telegrammu saja

Akupun ingin memelukmu
Di mana saja
Di taman bunga yang berbau cinta
Di bawah nyanyian cemara
Bertilam jemari alami
Di gigir bukit hijau
Atau diatas pelangi yang bungkuk

Kasihku, mari berpelukan
Berpelukan diatas mega yang mengambang
Bantalnya setumpuk awan putih
Kita berayun-ayun
dipermainkan angin yang lemah
Mari kita bergayutan dibibir awan
Seperti titik gerimis
Yang bergelantungan pada daun-daun
Mari kita berpelukan lagi
Di atas awan yang lembut yang empuk
Kita berbisik-bisik seperti dekur merpati
Ah.....................................kasihku
Sebenarnya kita bukan di atas awan
Kita berpelukan di atas jembatan tua
Yang kayu-kayunya telah rapuh menyanggah
Tiba-tiba jembatan patah
Aku jatuh kedalam "Rindu"
Engkau jatuh kedalam "Dendam"
Kita jatuh kedalam "Rindu Dendam"

Jakarta, 1992

KEINDAHAN

Keindahan adalah
kau dan aku
saling berbicar dalam bahasa sendu
di sebuah ruangan
di bawah ciuman matahari pagi
dalam kerjap sorot matamu
dalam bayang-bayang rindu

Keindahan adalah
sebuah perpaduan
kau dan aku
yang terpekur dalam sebuah ilusi
dalam kidung pagi hari
dalam resah
dalam bimbang
diam-diam menyusup
perasaanku
perasaanmu

Keindahan adalah
seribu angan seribu bayang, terkait ..........................
saat tanganmu dan tanganku saling berpagur
lalu terhempas pada
mawar ditaman hati
lantas kau berbisik
'besok kita bagi rindu'

Keindahan adalah
ciptaan mu
terindah dari segala yang indah.

Jakarta, 1992

Telepon Rindu

(teruntuk seorang gadis dibalik loket)

Terkenang akan dikau
dan kujadikan satu kata
Kata itu mulai bernafas
Seekor burung terbang ke dalam matamu
sewaktu kunukili matamu
Terkenang akan dikau dan
kusimpan dikau dalam sebutir benih
Benih itu mulai tumbuh, berkembang
Kulihat kau menggetar ibarat seekor rusa
sewaktu bintang-bintang terbang dari cinta
Terkenang akan dikau
dalam celoteh lewat sebuah telepon
Telepon itu ulai bernafas ................................

Jakarta, 1992

Bunga-bunga Rindu

Bertemu semalam
detak hati riang berbicara
bersama gadis yang bernyanyi dialam sunyi

Malam begini hati didera cinta dan rindu
sudah padanya, sudah padanya
sebab mimpi telah pulang ke sarangnya
bunga merah mengelopak putih seteranya
bunga cinta membela setia hatinya

Jakarta, 1992

Di Sebuah Plaza

Saat kusibak tirai jendela dipojok pondokanku
pepohonan tertidur dalam angin
tertunduk dedaunan
Kusadari angan yang menggumpal
dalam jantungku

Di pagi hari
yang memberikan nuansa baru dalam hidupku
aku teringat akan ucapan seorang gadis
yang pertama ku jumpa disebuah plaza
aku berfikir dan terus berfikir
hingga di pagi inilah
baru kudapat jawabnya
sambil memandang cakrawala yang luas

Jakarta, 1992

Kamis, 15 Januari 2009

Padamu Sobat

Sang mentari hening melaju
lewat celah-celah dinding bambu kamu
memercik menerobos bunga-bunga

Sang mentari terpancar di bumi
sekuntum teratai hangat menyambutnya
berdiri tegak memandang alam
menuntut kehidupan

Sementara itu,
air pancuran di bawah pohon bambu
lelap mengumandangkan gemerciknya
seakan ingin mengembalikan
keaslian, keindahan dan kesejukan
panorama bangsa kita

Ah,
mengapa aku tak menyadari
untuk melestarikan alam ini?
sobat-sobatku
adakah kau merasakan juga

(kutulis ketika kuteringat sobat2 kecilku di kampung halaman)

Sabtu, 10 Januari 2009

Telaga Kreasi

Itik-itik muda
mengapa engkau diam saja
sementara itik-itik tua
sudah beranjak, berjalan
dan menjatuhkan diri kedalam
telaga biru
Oh ...... betapa riangnya mereka itu
betapa gembiranya
Namun.............
mengapa engkau itik muda
Apakah engkau sakit?
atau
Engkau tak dapat berenang?

Wahai itik-itik muda
Bangkitlah!!
kejarlah mereka itu
susullah itik-itik tua
kembangkan sayap emasmu
gerakkan kaki-kaki besimu
diataas tanah bertumpuk rumput

Wahai itik-itik muda
darah semangat itik-itik tua
telah mengalir
menghias tanah ibu pertiwi
laksana tinta menghiasi kertas
dengan irama dan nada sendu
itik-itik tua pun mulai berkicau
bersama tembang aneka warna
Namun.......................
itik itupun masih tetap membisu
diam.................diam seribu bahasa
Sang mentari kini
berdiri diatas kepalaku
serasa panas menyayat tubuhku
dan itik-itik itupun mulai
meninggalkan telaga kreasi.

S U S T E R (siang di Rumah Sakit Bella Bekasi)

Berbaju putih
bergincu merah
bersepatu kulit hitam
aku cinta produksi Indonesia
katanya dengan pantat bahenol

Bercelana jeans
sandal jepit
tas iklan ditangannya
Borobudur Departement Store
kulihat diantara lipatan pahanya

Aku terbengong
kagum
ngelamun

Apanya yang cinta Indonesia
gerutuku
sambil kupalingkan
pantatku
yang
terkikis oleh erosi
jaman.

ANTARA DIA DAN AKU

Dia...........................
tak mengharap belas kasih
tak mengharap sanjungan dan pujian
tak mengharap apapun jua

Dia...........................
Dialah Yang Maha Esa
Dialah Yang Maha Pengasih
Dialah Yang Maha Penyayang
Dialah Yang Maha Pemurah
Dialah Yang Maha Tahu Segala

aku, aku cuma insan yang tiada punya arti
aku, aku cuma manusia yang penuh dosa dan noda
aku, aku cuma sebutir pasir dipadang gersang
akulah yang terlalu banyak mengharap dari Dia!

Dia, adalah Allah...................Tuhanku

RINDU

getaran suara membelah gendang telingaku
getaran asmara membelah detak jantungku
hembusan angin membawa rinduku
tuk kau sampaikan pada kekasihku

Puisi Menjelang Tidur

Ya allah,
jangan kau kekalkan kematianku
jangan Kau
putuskan dulu kehidupanku
Malam ini,
beri kesempatan : subuh mendatang aku bersujud
di kaki Mu lagi

ANEH

Prasangka itu seperti cendawan
yang tumbuh dikegelapan
Kedamaian tercipta,
manakala setiap orang memusnahkan kebencian,
dendam dan
kedengkian dalam hati sendiri

Minggu, 04 Januari 2009

Oh Palestina Deritamu Deritaku Jua

Saudaraku,
Palestina, negeri yang tercinta Tempat suci umat Islam,
kiblat yang pertama Palestina, kini terluka Tertindas oleh Yahudi durjana
Palestina, tanah jihad kita
Berjuanglah kobarkan perlawanan Intifadhoh ? Intifadhoh
Tidak Kurang dari 350 saudara kita di Palestina gugur akibat serangan roket besar-besaran . masih ada ribuan lagi yang menderita luka parah karenanya.
Tapi saudaraku,
Yang lebih mengerikan adalah Jutaan dari mereka semua itu,KELAPARAN.
Tidak ada air bersih. Tidak ada listrik dan Bahan Bakar.
Rumah mereka hancur. Kehidupan porak poranda.
Saudaraku,
Anak- anak mereka hidup dalam ketakutan dan Penderitaan yang entah kapan berakhir.
Kita hanya bisa mengurangi sedikit sekali dari gunungan nestapa mereka.
Saudaraku,
Tidak ada jarak Antara kita dengan Mereka
Di mana pun adanya kita saat in
Setidaknya, Doa kita panjatkan, untuk mereka.

Saudaraku se Iman di Palestina,
Aku begitu lemah ketika mendengar jeritanmu
Mataku hingga sembab tat kala melihat ribuan peluru dimuntahkan Yahudi Israel Biadab
Hatiku menangis karena hanya doa yang dapat kuperbuat,
Lidahku menjadi kelu karena hanya sedikit uang yang dapat ku berikan,
Namun aku menjadi bangga dengan saudaraku,
yang siap berjihad di Palestina.
Aku menjadi iri, wahai Mujahid Palestina.

Sabtu, 03 Januari 2009

Tahun Baru 1430H : Mari berhijrah ke Syariat Islam

Saudaraku,
Maha Bijaksana Dia.
Segala puji bagi Nya belaka dan semata-mata.
Yang senantiasa menghujani hambaNya dengan deraian rahmat.
Sehingga daku bermandikan rahmat selalu.
Harapanku engkaupun kuyup2 rahmat pula hendaknya.

Saudaraku,
Tak terasa detik2 perpisahan dengan 1429H
sudah dihadapan kita.
Apakah kita merasakan jua
Akan berpisah dengan 1429H
Atau lebih dari itu,
kita sudah bersiap diri menyongsong 1430H

Saudaraku,
Selamat bermain catur saudaraku.
Adakah yang ingin daku tahu.
Adakah engkau pemain catur yang baik?
Akupun sedang asyik bermain, tetapi
selalu disekak seter oleh musuh-musuhku
Di sekak oleh musuh di dalam diri.
Yaitu yang dahulu membujuk manusia pertama memakan khuldi.
Dan diseter oleh musuh di luar diri.
Yaitu rayuan dunia yang mempesona.
Teruskan engkau bermain ?
Kuatkan bentengmu di dalam dada !!
Agar tak terpesona oleh dunia.
Yang tersenyum laut madu.
Dan tak mau turuti yang tak mau sujud pada Adam.
Paculah kudamu untuk mengejar cita-cita!!
Adakah banyak spion yang telah jatuh dalam pengorbanan putih?
Kadang daku terpekik di tengah malam buta,
Mengingat pengorbanan spion-spionku.
Walau daku tahu setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan.

Saudaraku,
Ini ada resep untuk menjadi pemain yang baik :
Carilah almaal
Seakan engkau dilukis bagi Yang Maha Tinggi
Yang takkan pernah menemui ajal
Beramalah sebagai bekal di alam kekal
Seakan esok hari kan berpulang kerumah asal


Selamat bermain saudaraku,
Siapa bermain kuat tinggal menunggu tempat.

Saudaraku,
Ditengah keheningan malam,
Cobalah berdialog denga diri ini.
Apakah kita benar-benar seorang mukmin?
Bila kita tidak menunaikan apa yang difardhukan Allah,
tidak mentaati ajaran-Nya,
dan tidak menjauhi larangan-Nya,
seperti tercantum dalam Al-Qur’an,
maka koreksilah iman kita.

Apakah kita benar-benar mengimani adanya Syurga?
Sekiranya mengimaninya,
mengapa kita begitu lalai dalam beramal,
dan tidak berusaha menjadi penghuni-Nya?
Adakah kita beriman dengan adanya Neraka?
Mengapa kita tidak bersungguh-sungguh,
meninggalkan jalan-jalan yang menuju neraka?
Setelah itu…………….
Adakah kita beriman dengan adanya Allah yang tunggal?
Mengapa tidak berusaha mencari keridhaan-Nya
dan tidak meninggalkan keta’atan kita,
pada orang-orang yang durhaka pada-Nya?
Mengapa kita tidak mematuhi Allah,
tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu selain-Nya?

Saudaraku,
Ingatkah kita, jika para salafushalih, selama Ramadhan
berlomba memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Malaikat Jibril mendengarkan Al-Qur’an,
kepada Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan.
Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an,
setiap hari pada bulan Ramadhan.
Mereka selalu membaca Al-Qur’an baik didalam shalat
maupun di luar shalat.

Saudaraku,
Jika mereka demikian tinggi semangat
Dan mujahadahnya membaca Al-Qur’an.
Bagaimana dengan diri kita?
Kerongkongan mereka senantiasa basah
Oleh alunan ayat-ayat Al-Qur’an.
Dada penuh berisi Iman.
Kerongkongan kita basah karena,
membaca berita di Koran-koran.
Dada penuh berisi berita.
Bagaimana kalu kita ganti dengan berita yang haq?
Berita yang membedakan benar dan salah
Berita yang menyucikan hati kita
Berita yang menguatkan jiwa kita
Berita yang meluruskan keimanan kita
Berita yang terhampar dalam Al-Qur’an.

Saudaraku,
Bagaimana dengan qurban yang telah kita lakukan?
Apakah sudah sebenar2nya qurban hanya kepada Allah semata?
Sudahkah ilmu yang kita miliki bermanfaat bagi umat?
Sudahkah kita tebarkan kebaikan dan amal sholeh?
baik di lingkungan keluarga, tempat tinggal atau tempat kerja kita.
Masihkah ada dalam hati kita untuk senantiasa menuntut ilmu dan menghadiri majelis2 ilmu?
Semoga ditahun depan : 1430H
kita akan mampu menuju kehidupan yang lebih syar'i, lebih Islami.

Saudaraku,
Jangan sia-siakan detik-detik perpisahan ini.
Rasakan benar kehadiran kita disini,
di bulan akhir tahun 1429H.
Lantunkan dzikir, tilawah Al-Qur’an,
munajat, permohonan ampun disini,
lempar kepenatan, hilangkan rasa lelah.

Saudaraku,
Selamat Tahun Baru 1430H.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat & Hidayahnya kepada kita semua umat Islam.

Saudaraku,
Kututup warkah ini.
Ini hanyalah nafas yang mewarnai hidup kita.