Senin, 30 Maret 2009

PERJALANAN PANJANG OPERASI CAESAR

(tercipta manakala anganku mengenang kelahiran putraku yang pertama, hadir lewat operasi caesar di RS Islam Jakarta Timur, empat belas tahun yang lalu)

Langit cerah,
tatkala sengatan sinar mentari
menerobos dinding hati calon bapa
Ketika sebuah berita

terdengar merdu ditelinga
tapi terasa ngilu diseluruh persendianku
Istriku "kudu" di operasi
Dan bertanya-tanya: ada apa gerangan didalam sana?"


Kuterobos................

Kuberontak..................

kebaikan dan disiplin suster

demi berjumpa istriku

Kulangkahkan raga ini

dengan rasa berdebar-debar

menuju ruang bersalin

Ya Allah..................ya Rabbi........................

ujian apa yang tengah Kau berikan pada kami?

..................................................................................

Ketika suara pilu istriku menyentuh hatiku

dan tetes air mata memenuhi dada,

atau ketika tubuh istriku.....................

menggeliat menahan sakit.

Ketika itulah, raga menjadi kaku,

bathinku menjadi iba,

Istriku menggeliat,

matanya sembab,

sekujur tubuhnya dingin,

.......yaa................... Allah yang jiwanya ada dalam genggaman-Mu

kemanakah aku musti berlari.............................?

kemanakah aku musti bersandar...........................?

kemanakah aku musti menumpahkan keluh kesah...........................?

dan kemana pula aku hendak mencari syafaat...............................?

semua ada dalam bingkai rencana-Mu

semua ada dalam kerangka kehendak-Mu..................


Ketika perut "tersayat" darah mengalir seketika

Ketika kumpulan orang-orang menjadi manusia pendiam

Ketika kelucuan menjadi penawar nafas kehidupan

Ketika ketabahan menyuburkan benih ketenangan

Dan ketika ketenangan menjadi satu-satunya penghibur

Maka : tangis bayi itu kah pengobat ketegangan?


Dan ketika kegundahan membelengguku

aku amat berharap akan datangnya.................................

berita tentang istriku,

sebab aku, berat menahan gundah dipungungku

Aku ingin berjumpa dengan istriku

dan.....................................

pintu ruang operasi terbuka,

kulihat senyum istriku,

senyum itu pulalah yang menepis gundah dipunggungku

punggung seorang bapa................................

yang tengah mereguk seonggok kebahagiaan

Terima kasih, yaa Rabbi...................atas rachmat Mu ini.




Selasa, 24 Maret 2009

Keindahan





Keindahan adalah
kau dan aku
saling berbicara dalam bahasa sendu
di sebuah ruangan
di bawah ciuman matahari pagi
dalam kerjap sorot matamu
dalam bayang-bayang rindu

Keindahan adalah
sebuah perpaduan
kau dan aku
yang terpekur dalam sebuah ilusi
dalam kidung pagi hari
dalam resah
dalam bimbang
diam-diam menyusup
perasaanku
perasaanmu

Keindahan adalah
seribu angan seribu bayang, terkait..........................
saat tanganmu dan tanganku saling berpagut
lalu terhempas pada
mawar ditaman hati
lantas kau berbisik
'besok kita bagi rindu'

Keindahan adalah
ciptaan Mu
terindah dari segala yang indah

Sketsa Hidup

(di Mushola Gunung Geulis Cottages)



Dalam dhuhur yang terasa begitu tergesa
kurekam irama waktu dalam salam terakhir
hembusan udara terasa mendamaikan hatiku
keringat dan pengharapan, melambungkan niat
dan diusapan doa, muncul kearifan
bumi panas di luar, hati teduh di dalam
berjabatan dalam diam.

Inilah kesempatan menamatkan keluhanku, pada-Mu
diantara deru dan bayangan mulus dunia diseberang
kupaksakan beribu penyesalan
agar begitu tulus diucapkan
sebab, setiap jengkal diluar
selalu menawarkan kemunafikan
dan setiap peluang,
selalu bermula dari ketidaktahuan.

Gunung Geulis, Maret 2009




Rabu, 18 Maret 2009

Menyongsong Kematian


"Bagaimana (bisa) kamu kufur kepada Allah, padahal dahulunya kamu mati, lantas ia hidupkan kamu, kemudian Ia matikan kamu, kemudian Ia akan hidupkan kamu, kemudian kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan." (QS al-Baqarah: 28).


Bahwa semua orang pasti akan mati, merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri. Juga kenyataan bahwa kita tak mungkin menghindari atau berlari dari kematian. Sesuai dengan firman Allah yang artinya, : "Katakanlah,'Bahwasanya kematian yang kamu berlari darinya, sesunguhnya akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Dzat (Allah) yang mengetahui hal-hal yang ghaib dan nyata, lalu ia khabarkan kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jumu'ah: 8).


Walau kematian adalah ghaib, kita tetap dapat berikhtiar untuk mendapatkan proses kematian, cara kematian dan akhir kehidupan yang baik sesuatu dengan yang kita cita-citakan. Bukankah Allah SWt berfirman dalam QS. Ali Imran: 102 yang artinya. "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu dngan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam (sebagai muslim yang tunduk dan berserah diri pada Allah)."

Tidakkah kita sadari isyarat tersebut bahwa Allah melarang kita mati dalam keadaan yang buruk dan menyuruh kita mati dalam keadaan yang baik.


Upaya-upaya yang dapat kita lakukan agar senantiasa ingat mati (dzikrul maut) dan siaga menghadapi kematian adalah dengan sesering mungkin menjenguk dan mendampingi orang yang sedang sakaratul maut (dalam proses kematian), ta'ziyah (menjenguk) ke tempat orang yang meninggal dan ziarah kubur.


kita akan bisa mengambil hikmah, ibrah (pelajaran) dari berbagi proses kematian yang dialami oleh beragam manusia. Ada orang yang menemui kematiannya seusai shalat, sedang dalam perjalanan dakwah atau saat melaksanakan ibadah haji di tanah suci. sebaliknya ada orang yang menemui maut saat sedang hura-hura di diskotik.

Semuanya itu, seyogyanya memotivasi kita untuk mendapatkan kemudahan dalam proses kematian dan menggapai husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik). Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Ra, Rasulullah SAW bersabda, "Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka hamba itu akan diperalat-Nya." Tanya salah seorang sahabat, "Bagaimana cara Ia memperalat hamba tersebut?" Ujar Nai SAW, "Diberi-Nya taufiq untuk melakukan amal shalih sebelum maut, lalu dicabut-Nya nyawanya." (HR. Ahmad, Turmudzi, Hakim dan Ibnu Hibban).


Kondisi Husnul Khatimah tersebut jelas tergambar dalam kehidupan Rasulullah SAW. Beliau terlihat begitu sibuk menuntaskan berbagai kerja besar termasuk memberikan khutbah yang berisi amanah-amanah penting bagi umatnya disaat haji Wada', sampai akhirnya beliau wafat.


Dalam QS. 67:2, Allah SWT berfirman, "Ia yang menjadikan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah diantaramu yang lebih baik amalannya dan Ialah Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun." Dari ayat ini, kita pahami bahwa Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai sarana penguji. Setiap manusia akan dinilai bagaimana jatah usianya dihabiskan.


Menyongsong kematian dan bukan berlari darinya, itulah yang harus kita lakukan. Karena jika berlari dari kematian, kita tidak akan pernah bersiap-siap menghadapinya padahal ia sesuatu yang pasti datang. Dan cara terbaik dalam menyongsong kematian adalah dengan menjalani kehidupan yang penuh diwarnai dengan kebajikan. Mereka yang beriman, beramal shalih dan senantiasa mengisi kantung bekalnya dengan takwa adalah mereka yang bersikap benar dalam menyongsong kematian.


Sabtu, 14 Maret 2009

Sayur Lodeh Kesukaan Ibuku

Minggu pagi (8/3/09) masih kuhirup udara kota kelahiranku. Usai sholat subuh, aku bersama anakku "Iqbal" serta keponakanku berjalan menyusuri pematang sawah, melewati kali "sungai" kecil dan berlari-lari saling berkejar-kejaran, mengingatkanku saat masih dibangku sekolah dasar. Memang sih, letak sawahnya dibelakang rumah orang tuaku, makanya rumah orang tua ku sering dijuluki rumah mewah alias mepet sawah, ha ha ha he.
Seiring bergulirnya waktu, matahari sudah mulai menampakkan dirinya walau masih terlihat malu-malu. Aku bertiga akhirnya berjalan menyusuri pematang sawah untuk pulang kerumah, hingga diperempatan pematang sawah tiba-tiba keponakanku berteriak............
"Pa De........ana capung.........tangkep pa De", celotehnya
"Iya Pa......tangkap capungnya", ucap anakku ikut-ikutan
"diam ya, aja berisik!", ucapku sambil meletakkan telunjukku di mulut.
Hap.........................
"yah.......ora kena paDe", teriak keponakanku dengan suara khas Tegalnya.
Akhirnya, kami melanjutkan perjalanannya menuju rumah ortuku yang Mewah itu.
"Assalamu'alaikum........... ema pan maring endi?" sapaku pada Ibu yang baru keluar dari dalam rumah.
"pan maring warung, belanja...." jawab ibuku.
"ema.....masak sayur lodeh kesukaan ema aja?" pintaku
Tanpa menunggu jawaban dari Ibu, "pokoke aku engko sing masak, beres..!!!" jawabku dengan meyakinkan bahwa anaknya masih bisa masak seperti dulu waktu masih sekolah dasar.
Tak begitu lama, Ibuku sudah pulang dengan membawa jinjingan hasil belanja. Aku minta jinjingan tersebut, karena hari ini aku bertekad untuk memasak kesukaan Ibuku yaitu "Sayur Lodeh".
Hampir setengah jam lebih, aku bergelut dengan perangkat dapur seperti kompor, pisau, penggorengan, panci, telenan, dan cowet spesialis tempat bikin sambel. (pokoknya hari ini aku jadi juru masak buat ibuku tercinta).
Akhirnya, satu persatu masakan selesai juga. Dan semua aku hidangkan di meja makan, ada sayur lodeh, tahu dan tempe goreng, sambel, ketimun dan tak ketinggalan kerupuk (dalam hati aku berkata : dikantor kerupuk, dirumah kerupuk...di kampung kerupuk juga).
"Ema......masakane wis mateng!" ucapku pada Ibu.
"ya wis, pada mangan kabeh, rame-rame eben sedep", jawab Ibuku.
Kami semua menyantap masakan sayur lodeh kesukaan Ibu, sayur lodeh buatanku. Kulihat semua menikmati masakannya, sayur lodeh, tempe goreng dengan sambelnya yang uenak kata ponakanku.
Aku........bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberi kemampuan kepadaku untuk membahagiaan Ibuku walaupun hanya lewat sayur lodeh kesukaannya. Namun, aku berharap bisa senantiasa membahagiakan Ibu dan Bapakku lebih dari ini.

Ya Allah Sembuhkan Bapak Ku

Siang di kota Tegal. Semilir sang bayu yang menerpa tubuhku, ternyata mampu membuat semangat langkah kakiku untuk cepat sampai di rumah ortu semakin tinggi. Akhirnya sampai juga aku, bojoku dan anakku di halaman rumah ortu.
Kamar ortulah yang pertama kali aku sambangi, kulihat Ibu dengan setianya menemani bapak yang sedang berbaring sakit.
"Assalamu'alaikum....." ucapku
"Waalaikum salam.." jawab Ibuku dengan senyuman khas yang selama ini ku kenal.
Aku, bojoku dan anakku bergantian bersalaman & menyium tangan Ibuku. Tangan yang telah begitu besar jasanya dalam kehidupan ku. Tangan yang dulu pernah mengayun-ayunkan tubuh kecilku. Tangan yang pernah di gunakan untuk menyuapi makanan ketika aku belum sanggup makan sendiri. Tangan yang pernah membelai dengan penuh kasih sayang ketika aku menangis dan sedih. Tangan yang dulu menuntunku ketika aku belum mampu melangkah. Tangan yang pernah mengganti popok dan pakaianku ketika aku masih bocah. Tangan....tangan.....yang sangat berjasa dalam hidupku. Ya Allah sayangilah Ibuku sebagaimana beliau menyayangiku dan mendidikku sewaktu kecil.
Kemudian aku, bojoku dan anakku menghampiri Bapak yang masih terbaring di tempat tidur. Kami semua menyalami Bapak. Wajahnya masih terlihat pucat. Suaranyapun parau, tapi masih terdengar suara khas bapakku. Suara yang tak pernah memarahi ku, walaupun terkadang sewaktu kecil sering membuat kesal beliau. Suara yang selalu memberikan motivasi dan semangat disaat aku sedang bingung. Suara yang tak pernah lepas dari nasehat. Suara yang mendorongku untuk rajin sholat jamaah di surau. Suara.....yah.....suara khas bapakku.
Ya...Allah Illahi Rabbi, sembuhkanlah penyakit yang diderita bapakku. Sehatkanlah beliau ya Allah, agar bapakku bisa beraktifitas kembali.
Ngomong2 tentang orang tua, rasanya tidak ada yang sanggup membalas jasanya. Karena jasa orang tua yang telah membesarkan kita, mendidik kita dan menuntun kita untuk meraih cita-cita tidak dapat dinilai dengan materi. Maka, pantaslah kalau kedudukan orang tua sangat mulia disisi Allah SWT. Karena berbuat baik kepada kedua ibu bapak merupakan pekerjaan yang disenangi oleh Allah SWT.
Dari Abdullah bin Masud ra berkata, aku bertanya kepada Rasulullah saw : "Pekerjaan apakah yang sangat dicintai oleh Allah? Rasulullah saw menjawab: Shalat tepat waktunya". Aku tanyakan: Apalagi? Rasulullah Saw menjawab: :"Berbuat baik kepada orang tua". Kemudian apaagi? Rasulullah menjawab: "Berjihad di jalan Allah".
Dalam QS. An Nisa: 36,"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,..................................".
Ya Allah, hari ini kau masih memberiku kesempatan untuk diriku berbakti kepada kedua orang tua. Terima kasih ya Allah.

Senin, 09 Maret 2009

DIATAS KERETA FAJAR UTAMA SEMARANG

Pagi ini (060309) kegiatanku lain dari biasanya. Aku dan bojoku disibukkan oleh persiapan pulang ke kampong halamanku, buat nengok ortu “bapak” yang lagi sakit.
Dan uh……..hampir lupa, aku meng-KOMBO-kan semua nomor FLEXI (Aku, bojoku dan anakku), maklum keluarga FLEXTER MANIA alias semua pakai FLEXI………………..habisnya hanya FLEXI yang irit buangeeetttt sih!!


Pukul 07.44 pagi, kereta api fajar utama semarang berhenti di st. Bekasi. Kulihat semua gerbong penuh dan aku juga nggak dapat nomor kursi, karena di Bekasi penjualan karcisnya lagi nggak online………..katanya sedang ada gangguan (tapi udah seminggu lho!?!)

Akhirnya, aku harus sedikit memutar otak……..agar kami sekeluarga tidak berdiri sampai ke St. tujuan, hingga aku teringat waktu aku masih jomblo. Jika pulang kampung dan mendapati kereta api penuh sesak…………….
Aku langsung menghubungi petugas restorasi……………

“Pak, ada tempat yang kosong nggak?” tanyaku
“Sebentar!” jawab petugas tersebut

Selang beberapa lama, aku sekeluarga akhirnya dapat tempat duduk juga…………….yah nggak jadi berdiri deh, Alhamdulillah.

Disepanjang perjalanan beriramakan deru lokomotif, lewat jendela kaca kereta api. Kutatap tanaman padi yang sedang menguning. Kutatap gunung Ciremai yang berdiri dengan tegaknya, terbalut kabut putih. Begitu indah dan menawan, suatu hal yang tak pernah kenikmati selama aku berada di Jakarta. Kepenatan ibu kota mulai sirna oleh indahnya pemandangan alam hijau di sepanjang jalur kereta api, namun semua itu belum mampu menghilangkan rasa was-was akan kesehatan bapakku. Ya Allah, sembuhkanlah penyakit yang kini diderita oleh bapakku.

Lamunanku buyar oleh suara sirene kereta api.
Tepat pukul 12.00 siang, akhirnya kuhirup udara kota kelahiranku.
Selamat jumpa kota ku!

Selasa, 03 Maret 2009

MAKAN DURIAN OH DURIAN

Siapa sih, yang enggak kenal sama buah durian. Buah yang selalu menjadi pembicaraan dan prestise bagi penggemarnya. Bila sudah musimnya, tidaklah susah dalam mencari atau membeli buah durian. Akan dengan mudah ditemui di sepanjang jalan-jalan di Ibu Kota.

Setelah musim hujan ini agak reda, di Jabotabeksekapur sekarang masuk ke musim durian. Selain di pasar, dibeberapa sudut/perempatan jalan banyak yang menjual durian. Orang-orang yang melintas biasanya akan singgah walaupun hanya menanyakan harga saja. Tapi terkadang karena tergoda oleh bau durian atau orang yang makan durian di tempat itu akhirnya langsung membeli. Rata-rata harganya sekitar 30rb atau 50rb rupiah. Tergantung penjualnya ??.

Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran –an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.
Tanaman durian termasuk family Bombaceace sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia.



Salah satu trik yang diajarkan oleh seorang teman jika telah selesai makan durian dan kita mau menghilangkan bau durian itu dari tangan dari mulut adalah dengan menuangkan air ke cangkang durian yang sudah dimakan kemudian mencuci tangan dari situ sekaligus mencuci mulut. Kedengarannya aneh karena seharusnya kan malah tambah bau durian, tapi setelah dicoba ternyata memang baunya berkurang dibanding hanya dicuci dengan cara biasa.


Ayo siapa mau lagi............durian oh durian......rasamu uenak buangettttttttttt.

Minggu, 01 Maret 2009

Ketika Hujan Mengguyur Perjalannku Menuju Grand Depok City

Sabtu akhir pekan di akhir bulan Februari 2009. Hari ini ada undangan silaturrahim dalam rangka pindahan rumah alias menempati rumah baru. Undangan dari rekan kerja ku "Hary Zulfahri".
Kami dari gank BP semua ngumpul di kantor terlebih dahulu......maksudnya biar nggak tercecer and biar bisa satu mobil, bagi aku sih enjoy aja..asyik2 aja. Setelah menunggu satu persatu teman2 gank ku datang, ahirnya mobil avanza melaju dijalanan beraspal melewati jl MH Thamrin, Sudirman, Gatot Subroto hingga melintas di Pasar Minggu.

Hup........mobil mulai berhenti berjalan pelan2, kulihat lewat kaca jendela mobil, didepan antrian kendaraan disepanjang jalan Margonda Raya hingga Depok. Aku beruntung juga, biar jalanan lagi macet..cet, tapi di gank BP ada "Trio Anggel". Nah.....yang bikin aku beruntung, diantara Trio Anggel ini ada yang hobynya bawa banyak makanan bila mau jalan2, inilah yang membuat aku beruntung. Jalan lagi macet...sekarang diguyur hujan pula, tapi banyak makanan jadi nggak BT deh. Makasih yah...makanannya, lainkali bawa yang banyak lagi yah! (emang maunya..dasar lelaki).

Mobil yang Gank BP tumpangi masih berjalan merayap di bawah guyuran hujan, sementara waktu telah melewati pukul 12.00 siang. Sepertinya hujan masih belum bersahabat bahkan semakin lebat saja ketika kendaraan Avanza melintas terminal Bus Depok.
Akhirnya kami semua menemukan arah yang kami cari "GRAND DEPOK CITY". Namun begitu masuk kedalam, ternyata nggak semudah yang kita bayangkan lho! masih perlu tanya dan petunjuk jalan. Kami nelpon saja ama yang punya hajat, maklum masih diguyur jadi nggak mungkin lah....untuk turun tanya sama tukang ojek, basah tau nanti bajunya.
Nggak lama akhirnya...........sampai juga ditujuan, Rumahnya Pak Hary.

Assalamu'alaikum Pak Hary & keluarga.
Selamat menempati rumah barunya, semoga akan membawa ketentraman dalam hidup berumah tangga dan tentunya membawa berkah dalam perjalanan hidupnya.

Biasa.......usai menyantap makanan, kue and sholat Dhuhur berjamaah plus obrolan kesana kemari. Akhirnya kami semua pada SMP (Setelah Makan Pulang, Sesudah Mampir Permisi dll).
Selamat tinggal.......Wassalam