Senin, 23 Agustus 2010

APA YANG SUDAH KITA UKIR


Setengah perjalanan Ramadhan telah menorehkan berbagai peristiwa yang memberikan bermacam hikmah yang dapat kita jadikan ibrah dalam berpijak kedepan.
Berapa tahun kira-kira usia kita hari ini? Bagi kita yang sudah menapaki usia tiga puluhan atau empat puluhan, bahkan mungkin di atas empat puluh ( seperti Ane he he he....ternyata sudah tua juga dan pastinya kesempatan hidupnya semakin kecil), bagaimana kita memandang orang-orang yang berusia lebih muda? Bagaimana kita menilai mereka yang usianya masih belasan tahun atau dua puluhan tahun? Pernahkah kita memandang mereka dengan pandangan bahwa kita lebih senior, lebih berpengalaman, lebih banyak memainkan peran, lebih penting diperhitungkan? Pernahkah kita menilai mereka sebagai orang-orang yang harus lebih banyak belajar dari kita yang sudah lebih lama hidup di dunia?

Saudaraku,
Tidak. Nilai hidup ternyata bukan hanya milik orang-orang yang telah berusia lebih banyak. Peran-peran besar ternyata tidak terkait dengan soal bilangan usia, sedikit ataupun banyak. Kedewasaan, ketangguhan, kehebatan seseorang, tidak identik dengan perjalanan usia seseorang.
Boleh saja ada orang tua yang menganggap kaum muda atau anak-anak yang berusia lebih sedikit, berarti lebih sedikit peran dan sumbangsihnya bagi kehidupan. Boleh saja, jika para senior menganggap orang junior sebagai kelompok orang yang peranannya berada lebih rendah. Tapi anggapan seperti itu, tidak selalu benar. Sama tidak benarnya dengan anggapan bahwa orang yang sudah lanjut usia, tidak bisa berperan lebih banyak ketimbang orang yang usianya masih muda. Sama tidak benarnya juga, dengan asumsi bahwa orang-orang yang lengkap anggota tubuhnya, lebih bernilai ketimbang orang-orang cacat.

Saudaraku,
Tahukah kita jika sejarah kegemilangan Islam, banyak dibentuk oleh tangan-tangan mereka yang berusia sepuluh hingga dua puluh tahun? Lihatlah bagaimana Allah SWT yang memuji Yahya bin Zakariya alaihissalam yang masih anak-anak dalam firman-Nya, "Ya Yahya, ambillah Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) ketika ia masih kanak-kanak." (QS Maryam : 12).
Nabi Muhammad ketika diangkat menjadi Rasul berumur 40 tahun sementara pengikutnya di generasi pertama kebanyakan golongan pemuda dan tidak sedikit yang masih kanak-kanak. Mereka dibimbing oleh Rasulullah setiap hari di Darul Arqam antara lain, Ali bin Abi Talib dan Zubair bin Awwam, kedua-duanya berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11 th), Al-Arqam bin Abi Al-Arqam (12 th), Abdullah bin Mas'ud (14 th), Saad bin Abi Waqqash (17 th), Jaafar bin Abi Thalib (18 th), Zaid bin Haritsah (20 th) dan lainnya.
Ketika dahulu Rasulullah menyeleksi seorang pemimpin di kalangan sahabatnya untuk menjadi utusannya, Rasul memilih siapa di antara mereka yang paling banyak hafalan Al-Qur'annya. Ternyata yang pakling menguasai hafalan Al-Qur'an ketika itu adalah Amr bin Salman Al Jarami as yang usianya masih belasan tahun. Rasulullah mengangkatnya menjadi imam, ketika ia masih dalam usia kanak-kanak. Amanah dijalani oleh Amr bib Abi Salmah, sebagaimana ia katakan, "Aku tidak mendapat suatu komunitaspun kecuali aku ditunjuk sebagai imam mereka. Hingga aku menshalatai jenazah para sahabat, sampai hari ini." (HR Ahmad).

Saudaraku,
Iyas bin Mu'awiyah adalah contoh lain. Ia seorang belia yang memiliki peran besar di zamannya. Ketika belum melewati 16 tahun, ia sudah dijadikan imam oleh sekitar 400 orang ulama dan pemimpin di wilayahnya. Khalifah melihat hal itu marah dan ingin memberi pelajaran etika kepada Ilyas bin Mu'awiyah. Ia mengatakan, "Betapa usia kamu, anakku? Iyas menjawab dengan jawaban yang sangat mengejutkan, "Usiaku wahai Amirul Mukminin, seperti usia Usamah bin Zaid tatkala memimpin pasukan yang di dalamnya terdapat sahabat Rasulullah saw, Abu Bakar Shiddiq ra." Khalifah terkejut dari kecerdasan Iyas dan kecepatannya dalam menjawab secara jenius.

Imam ath Thahawi, penghafal Al Qur'an dan hadits. Ia hidup sezaman dengan para imam ahli Huffazh para pengarang/penyusun enam buah buku induk hadits (al-Kutub as-Sittah), dan bersama-sama dengan mereka dalam riwayat hadits. Umurnya ketika imam Bukhari wafat adalah 17 tahun, ketika imam Muslim wafat ia berumur 22 tahun, ketika imam Ibnu Majah wafat ia berumur 34 tahun, ketika imam Abu Dawud wafat ia berumur 36 tahun, dan ketika imam Tirmidzi wafat ia berumur 40 tahun.

Saudaraku,
Semoga Alla swt menjadikan kita semua sebagai orang yang bisa mendengarkan suatu perkataan dan bisa mengambil yang baik dari perkataan itu.
Dan semoga kita dapat melewati bulan Ramadhan ini dengan penuh makna.


Minggu, 22 Agustus 2010

Berbagi Bersama Yatim Piatu


Ramadhan bagaikan sebuah telaga yang sangat besar. Di dalam telaga tersebut berisi kekayaan yang melimpah ruah. Ia mengalirkan air yang sangat jernih, sejuk, dan tidak pernah kering. Segala kebutuhan yang diperlukan oleh manusia bisa terpenuhi di dalam telaga tersebut. Dan manusia bisa membersihkan kotoran, memenuhi hajat hidup, dan mendapatkan berbagai kekayaan dari telaga tersebut.
Ramadhan hari ini adalah Ramadhan yang amat berbeda dengan Ramadhan kemarin, hari ini kami bersama Remaja Islam melakukan Bakti Sosial Ramadhan ke Pondok Pesantren Panti Asuhan Yatim Piatu "AL IKHWAN" yang terletak Kabupaten Bekasi. Jumlah santri yang bermukim sekitar 15 orang.
Agenda kami disana adalah Silaturrahim, Buka Puasa Bareng dan memberikan sumbangan berupa bahan makanan dan pakaian serta uang untuk biaya operasional pesantren.Tampak tempat aktivitas santri yang masih sangat memprihatinkan, rumah panggung dengan bilik anyaman bambu, hingga teras tempat belajar yang akan basah bila hujan turun. Dan hal ini kami semua merasakan karena saat kami tiba di sana hujan turun dengan derasnya.
Aq saat photo bareng dengan beberapa santri "Al-Ikhwan" Kabupaten Bekasi Kaum wanitapun ikut sibuk saat menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa bersamaAlhamdulillah........... kamipun akhirnya berbuka puasa bersama dengan para santri dan guru Panti Asuhan "Al-Ikhwan" Kabupaten Bekasi

Kamipun menikmati makanan dengan para santri dan guru Panti Asuhan Al-Ikhwan Kabupaten Bekasi

Tampak begitu gembiranya para santri atas kunjungan silaturrahim kami

Secercah wajah-wajah mereka saat menjalankan ibadah puasa & mendapati saudaranya bersilaturrahim ketempatnya

Inilah, secuil perjalanan di bulan Ramadhan 1431H. Bersilaturrahim, berbagi cinta dengan saudara kita...para santri yatim piatu Al-Ikhwan.
Kehidupan yang amat jauh sekali berbeda dengan kita, dalam hal apapaun.
Kita mungkin mudah untuk membeli dan memakan ayam goreng,
tapi...... mereka memakan ayam goreng hanya pada saat-saat seperti ini (ada yang bersilaturrahim)
Kita mungkin dengan mudahnya membeli baju baju baru,
tapi....... mereka begitu sulitnya tanpa uluran tangan dari para dermawan.
Kita bisa tertidur nyenyak diatas springbed,
tapi......... mereka tertidur diatas kayu beralaskan plastik
Kita bila kedinginan bisa segera berselimutkan tebal,
tapi...... mereka saat kedinginan hanya dapat meringkuk dengan berselimut kain sarung

Saudaraku,
semoga hal ini dapat menjadi renungan bagi kita,
agar kita senantiasa bersyukur atas rezki yang Allah limpahkan kepada kita,
Tentunya dengan mengaplikasikan diantaranya dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk saudara kita yang yatim piatu seperti di Panti Asuhan Al-Ikhwan Kabupaten Bekasi.

Ayooooo..........siapa yang ingin membantu mereka,
Ayooooo.........siapa yang ingin menyisihkan hartanya
untuk perjuangan mereka
kami siap membantunya.


BUKBER Yang Tanpa Ruh

Ini Ramadhan kita yang kesekian kalinya. Ramadhan-ramadhan yang lalu telah menorehkan kisah-kisah yang menjadi masa lalu. Masa menanam telah berlalu. Tinggal kita menanti sambil berharap kelak kiranya dapat memetik buah Ramadhan-ramadhan kita.
Hari ini, Ramadhan kembali menawarkan kebaikan yang sama besar, sama mulianya, sama agungnya. Tidak ada yang berubah dari Ramadhan. Kita lah yang berubah dari waktu ke waktu. Suasana hati, tingkat keimanan, pernik kehidupan kita dan sebagainya, tetapi, apapun keadaan kita kali ini, Ramadhan kali ini harus benar-benar beda. Karena jangan-jangan ini yang terakhir bagi kita.

Saudaraku,
Untuk itu mari kita manfaatkan detik-detik Ramadhan yang baru menapaki hari-harinya yang kesepuluh.
Hari ini, aq rencanakan untuk shalat taraweh di Masjid Agung Al Azhar, karena dengan teman-teman ingin ngabuburit dan buka puasa di depan masjid tersebut.
Rupanya Allah berkehendak lain pada rencanaku............ hingga menjelang waktu berbuka puasa teman2 ku belum semuanya ngumpul di ruangan........Alahmdulillah, hari ini giliran unit kerjaku yang menyediakan ta'jil untuk masjid. Akhirnya.............kami berbuka dengan menu ta'jil.
Usai shalat maghrib di Masjid Al Muqorrobin, sebagian temanku malah masih sibuk dengan pekerjaannya......hingga akhirnya aq melangkahkan kakinya untuk ke masjid Agung Al Azhar. Meninggalkan temanku yang masih terbelenggu dengan pekerjaannya.

Hanya beberapa menit kami menikmati makan buka puasa dengan menu sate padang......,
azhan telah berkumandang memanggil ummat Muhammad untuk menunaikan shalat Isya........ akhirnya kami pun meninggalkan warung untuk melangkah menuju Masjid Agung Al Azhar.

Saudaraku,
Buka puasa kali ini, agak beda memang kurasakan......... aq rasakan kurang menyentuh dalam hatiku. Entahlah apa yang menyebabkan semua ini kurasakan, padahal aq ingin buka puasa dengan teman2 mempunyai nilai tambah dalam kita beriman kepada Allah swt....
Semoga Allah masih berkenan mengampuni kekurangan dan kekhilafanku di hari kesepuluh aq menjalankan perintahnya,amin.



Jumat, 20 Agustus 2010

IKHLAS: Belajar Dari Sendal Jepit Yang Hilang


Ternyata hari ini adalah hari ke sembilan aq menjalani ibadah syaum Ramadhan. Kesibukan dikantor hari ini menggelinding begitu saja........tanpa terasa suara azhan mulai terdengar untuk menunaikan shalat dhuhur, kebetulan hari ini adalah jadwal Ust. Fauzan Al Anshari membahas al Wala wal Bara.
Usai menegakkan shalat dhuhur dan mendengarkan tausyiah......aq kembali menjalani rutinitasku di depan komputer......kerja dan kerja.
Tak selang waktu beberapa lama...hp q berdering, "Assalamu'alaikum........", ucapku saat kuangkat hp. "Walaikum'salam.........Pak Troi, proposal kegiatan untuk santunan kaum dhuafa hari ini harus sudah terkirim..." ucap temanku sesama pengurus Rohis. "Insya Allah.......sore ini juga akan aq selesaikan dan mungkin besok pagi sudah meluncur di depan meja abang kita....doakan aja yah semoga berhasil!" Jawabku dengan yakin. "Amin......semoga sukses ya pak Troi, assalamu'alaikum" ucapnya di seberang sana. "Waalaikum'salaam................." jawabku sambil menutup hpnya.

Hari-hari selama puasa ramadhan, jam pulang kerja dikantorku berubah yaitu menjadi jam 16.00 sore, mungkin di kantor-kantor lain juga sama.......hal ini dapat aq amati dari macetnya jalanan usai jam tersebut. Mungkin semua ingin meraih buka puasa dirumah bersama keluarga. Sedangkan aq di bulan ramadhan kali ini, ada beberapa target diantaranya melakukan taraweh keliling. Karena aq ingin mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi di setiap masjid yang kusinggahi.

Malam ini aq pilih Masjid Akbar di daerah Kemayoran sekalian memenuhi ajakan seseorang......... cukup luas areal masjidnya, memang.......... dan bahkan sangat ramai suasana diluar masjid, banyak pedagang yang menjual beraneka jenis makanan untuk berbuka puasa.
Aq, mencoba berjalan menyusuri para pedagang untuk mencari sesuatu makanan untuk berbuka puasa. Akhirnya aq dapatkan mie kuning goreng sangrai plus sambel serta tongseng kesukaan kami.

Alhamdulillah............azhan pun berkumandang, usai makan berbuka puasa, kami pergi ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib.

Malam ini, ku lihat udara begitu cerah........sambil duduk diteras masjid aq menikmati jagung bakar yang baru saja kami beli, katanya sih rasanya istimewa....... Namun, benar juga rasanya pas di lidahku...hingga tak terasa ku habiskan satu buah jagung bakar rasa manis....he he he muuuuuantap!.

Panggilan untuk menunaikan shalat Isya pun terdengar begitu jelasnya....kami bersegera mengambil air wudhlu dan menapaki tangga menuju lantai satu.

Shalat Isyapun usai...........shalat Taraweh pun aq libas........... akhirnya kami pun meninggalkan masjid. Namun, ada satu hal yang lucu dan seringkali terjadi di masjid. Ya Allah...sendal jepit ku hilang........... aq nggak habis pikir padahal sendal jepitku amat jelek, tapi warnanya coklat (ini yang langka, pikirku). Mungkihkah karena yang mengambil suka dengan warna sendalku yang coklat?
Harapku semoga sandal jepit coklat jelekku bermanfaat bagi nya!


Saudaraku,
Modal terbesar kita di sini adalah keikhlasan. Itulah inti kekuatan kita, dalam beramal , berjuang di sini. Sebuah kata yang kerap kita dengar, tapi sangat jarang mendapati wujudnya dalam hidup ini. Karena menurut salafushalih, keikhlasan memang sifat yang paling sulit dimiliki. Al Juneid mengatakan, "Keikhlasan itu adalah rahasia antara Allah dan seorang hamba. Tidak diketahui oleh Malaikat sehingga tidak bisa ditulis, tidak diketahui oleh syaitan sehingga tidak bisa dirusak oleh syaitan. Juga tidak bisa dikenali hawa nafsu sehingga tidak bisa disimpangkan oleh nafsu."
Artinya, keikhlasan tidak bisa dibuat, direkayasa, dikendalikan, atau dirasa-rasakan. Ia telah muncul begitu saja di dalam diri kita, lalu mengalir dalam darah dan menguasai jiwa. Dan karenanya, mengendalikan jiwa itu menjadi suatu pekerjaan yang sangat sulit. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al Ghazali mengutip ungkapan Sahl bin Abdullah At Tusturi, ketika ditanya, "Apakah yang paling berat dilakukan oleh jiwa?" Lalu ia mengatakan, "Keikhlasan, karena jiwa tidak mempunyai bagian untuk mengendalikannya."

Saudaraku,
Syaikul Islam Ibnu Taimiyah menceritakan bahwa Abu Hamid Al Ghazali pernah mendengar kata-kata hikmah yang menyebutkan, barangsiapa yang berbuat ikhlas semata-mata karena Allah selama empat puluh hari maka akan memancar hikmah dalam hati orang tersebut melalui ucapannya. Abu Hamid Al Ghazali mengatakan, "Maka aku berbuat ikhlas selama empat puluh hari, tapi ternyata tidak memancar apa-apa dariku, lalu aku sampaikan hal ini kepada sebagian ahli ilmu, diantara mereka mengatakan, "Sesungguhnya engkau ikhlas hanya untuk mendapatkan hikmah, dan bukan karena Allah semata........."

Saudaraku,
Sekali lagi, terbayanglah betapa keikhlasan itu sulit sekali dimiliki. Muhammad bin Wasi' mengatakan, "Dahulu orang shalih ada yang menangis disisi sahabatnya, tapi sahabatnya tidak tahu dia menangis. Bahkan ada seorang suami yang menagis di waktu malam, sedangkan antara kepalanya dan kepala istrinya ada di atas satu bantal dan telah basah karena air mata. Tapi istrinya tidak tahu bila suaminya menangis."
Mungkinkah kita memiliki keikhlasan?
Tanpa bantuan Allah swt, kita tak bisa memilikinya. Itu sebabnya, Rasulullah saw selalu berdoa, "Wahai Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu. Wahai Yang Memalingkan hati, palingkanlah hatiku untuk taat kepada-Mu." (HR. Muslim).

Saudaraku,
Perjalanan sepertiga kita beridah shaum hampir kita lewati. Lalu, jika ada aral dan batu di jalan ini, mengganggu langkah. Jika ada cuaca dan suasana jalan ini terasa merongrong hati untuk berhenti. Bila ada peristiwa yang bisa melelehkan ir mata dalam hati, kedukaan, atau luka, di jalan ini, tetaplah berjalan jangan berhenti. Kita akan terus berjalan disini. Agar hanya Allah yang tahu..........semua kepahitan dan luka itu, bagian dari persembahan, pengabdian, pengorbanan.....untuk-Nya....di jalan-Nya. Dengan itulah, kesulitan dan kepahitan menjadi nikmat dan kebahagiaan.

Saudaraku,
Karena kita disini.......kita shalat taraweh di Masjid Akbar, adalah karena-Nya dan untuk-Nya...bukan untuk siapa-siapa.
Semoga kita ikhlas menerima dan menjalani semuanya...................

Rabu, 18 Agustus 2010

Arti Maaf Seseorang


Sore ini aq pulang lebih cepat dari biasanya...........puasa hari ini terasa menyisakan seonggok derita di hidupku, namun aq jalani semua itu dengan hati yang lapang....bukankah kita di saat menjalankan ibadah puasa diharapkan mampu menahan segala gejolak emosi....walau terkadang jebol juga jaring yang sudah kita anyam.....yah itulah sifat manusia, mudah marah.....berat untuk menahan sabar..............

Hujan sore ini........rupanya ingin menumpahkan begitu banyak air ke tubuhku yang sedang duduk diatas motor dan terjepit diantara kemacetan kendaraan...........basah kuyup lah seluruh tubuhku...... Semoga inilah jalan dari Allah SWT dan aq berharap air hujan yang membuat seluruh tubuhku basah ini mampu meredam bara api yang tengah bergelora dalam jiwaku.


Ditengah himpitan kendaraan di Ibukota, aq jadi teringat salah satu firman Allah SWT dalam QS Ali Imran ayat 133-134, yang artinya: ".....Allah menyediakan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu........orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."


Saudaraku,

Biasanya kita selalu ingat dengan orang yang sudah menyakiti perasaan kita. sebab, rasa sakitnya kadang tidak bisa dihapus oleh waktu. Mungkin wajar kalau kita merasa sakit hati telah dihina. Nah, suatu ketika tiba-tiba orang yang sudah menyakiti kita itu meminta maaf, sebaiknya apa yang kita lakukan?

Kalau kita hanya mengikuti hawa nafsu, pasti kita ingin membalas sakit hati kita dengan menyiksa perasaan orang yang meminta maaf tersebut. Ibaratnya, walaupun dia sujud, atau sampai menangis darah, tidak akan kita beri maaf juga.


Saudaraku,

Rasulullah mencontohkan perilaku menghormati sahabat2 beliau. Tentu saja, jika beliau mau menghormati dan bersikap lemah-lembut kepada sahabatnya, maka sudah bisa dipastikan bahwa beliau pun mau dan biasa meminta maaf kepada para sahabat.

Didalam Ash-Shahihain dari hadis Aisyah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah 'Azza wa jalla mrnyukai kelemah lembutan dalam segala urusan." (HR Bukhari dan Muslim).

Marah kepada seseorang boleh2 saja, tapi bukan berarti harus dipelihara. selain menyakitkan fisik dan psikis, hati kita juga akan menjadi keras atau bahkan malas bisa jadi pendendam. Memang terasa sakit bila kita dihina oleh seseorang, kita bisa kecewa jika dikhianati, kita bisa muak jika dibohongi. Tapi, bukan berarti kita harus terus memendam perasaan itu apalagi sudah berniat tak akan pernah memaafkannya "sampai delapan turunan".


Saudaraku,

Hidup memang penuh lika-liku. Ada suka ada duka, ada kecewa ada bahagia, ada penghianatan dan ada pembelaan, ada kebohongan juga ada kejujuran.

Maka, tidak mungkin 'kan selamanya kita menyimpan dendam kepada orang lain? Memang sebelum kita tahu banyak hal tentang kehidupan dunia ini, sepertinya kitalah yang merasa paling benar atas apa yang kita lakukan. Kita menghibur diri kita bahwa kita wajar melakukan apapun yang kita suka. Termasuk menjadi pendendam. Tapi ketika begitu banyak menyimak hikmah dari segala peristiwa di dunia ini, kita mulai sadar. Kita akan lebih bijak menikmati dunia ini.


Saudaraku,

Rasulullah pernah bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari; keduanya bertemu tapi saling memalingkan mukanya. Dan yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai lebih dahulu mengucapkan salam." (Muttafaq 'Alaih).


Jadi, mulai sekarang, latihlah diri untuk berlapang dada, juga harus mengakui bahwa setiap manusia pasti punya kesalahan. Permintaan maaf itu sebagai bukti bahwa ia pernah berbuat salah dan ingin menebusnya.
Akhirnya, sampailah juga aq di rumah tentunya dengan baju yang masih lepek menempel di badan.........tepat sebelum waktu maghrib tiba..............jadi aq bisa mandi terlebih dahulu.



Minggu, 15 Agustus 2010

KITA, SALING MEMBUTUHKAN

Hari ketiga berpuasa, usai meninggalkan kantor.........selama dalam perjalanan masih diwarnai dengan kemacetan dan terpaan debu.
Sore itu aku masih menikmati suasana macet dengan hiruk pikuknya kendaraan bermotor, kucoba mencari celah yang dapat untuk melintas motorku.........sekali...duakali.....tigakali......akhirnya sampai juga aku melintasi mall ambasador dan pekuburan kuningan.....
Udara sore itu masih terasa panas hingga tak terasa bajuku basah oleh keringat dari tubuhku..... uhhh lepek deh baju ini,,he he he.
Akhirnya setelah motorku melintasi beberapa perempatan, tibalah aku di daerah kranji.... kulihat sudah ada beberapa motor yang singgah dimusholla dipinggir jalan...mungkin menunggu bedug maghrib, namun karena niatku untuk singgah di masjid al muhajirin....... aku larikan lagi motorku.......tiba-tiba baru sekitar sepuluh menit dari musholla tersebut........ Ya Allah..... Alhamdulillah......terdengar suara azan maghrib.
Akhirnya, kuberhentikan saja motorku dipinggir jalan. Eh.....ternyata banyak juga yang mengikutiku, kami saling memandang, tanpa kata-kata.
Ku keluarkan gelas berisi air putih yang sengaja aku bawa setiap hari puasa, setelah kuucapkan doa rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada hambanya....... aku meminum seteguk air....uhh betapa segarnya walau hanya air putih, mungkin inilah yang disebut dengan berkah ........... semoga. Setelah aku menikmati satu buah kurma, sisanya kutawarkan kepada pengendara lain yang kebetulan berhenti juga untuk menyempurnakan puasanya. Ada bapak bapak, anak anak dan seorang gadis yang malu-malu ketika kutawarkan korma...namun akhirnya kami menikmati acara berbuka puasa bersama dipinggir jalan walau hanya dengan satu buah kurma per kepala. Pengalaman yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, yang pada akhirnya kami saling berkenalan, dan tak beberapa lama kami saling berpisah menuju tujuannya masing-masing.
Hanya...... aku menuju masjid untuk shalat maghrib terlebih dahulu.

Saudaraku,
Sungguh, sajian untuk berbuka (tafthir) kepada orang yang berpuasa mendatangkan pahala kebaikan dan balasan - yakni balasan yang dijelaskan oleh Rasulullah saw, berupa empat pencapaian. Pertama, ampunan (maghfirah) dari berbagai dosa. Kedua, lepas dari siksa neraka. Ketiga, bila seseorang rela memberi hidangan buka puasa kepada orang yang berpuasa Allah berkenan memberikan pahala yang setara dengan orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahalanya (yang berpuasa). Keempat, dia akan dikaruniai kesempatan meminum dari mata air (haudh) Nabi Muhammad saw. pada hari rasa dahaga serasa amat berat di Hari Kiamat. Dengan satu tegukan minum akan melepaskan dahaga pada hari-hari penantian panjang yang menakutkan dan mencekam, sampai dia ditentukan memasuki surga.

Saudaraku,
Dijalan ini kita memerlukan perpaduan. Tak ada yang merasa lebih baik dan tak boleh ada yang merasa kurang berperan.
Hari demi hari yang kita lewati adalah bagian dari pengalaman yang penuh pelajaran. Pelajaran dari pengalaman itulah yang menjadikan kita lebih matang dan semakin bisa memandang lebih utuh terhadap permasalahan yang dihadapi.
Kita saling membutuhkan. Karena ada banyak keistimewaan dari kita, baik yang berusia muda maupun yang sudah tua, baik yang termasuk kaya maupun yang belum baik nasibnya, baik yang mempunyai materi lebih atau yang pas-pasan.

Saudaraku,
Disaat berbuka puasa hendaknya kita saling memberi, karena ternyata kita saling membutuhkan. Semua kubuktikan dari pengalamanku berbuka puasa dipinggir jalan ini. Semoga kami dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari sekecil apapun peristiwa yang kita alami. amin.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Bunda, Maafkan Aku

(Sekelebat bayang anganku saat kududuk di Masjdi menunggu shalat taraweh)


Hari pertama puasa, aq mencoba berbuat baik untuk rekan kerjaku yang tengah terbaring sakit dirumah. Dengan mobil carry aq meluncur sendiri dengan sonny "is driver keren",menuju kota Serang Banten, udara siang itu memang terasa panas ditambah kemacetan yang menghadang membuat perjalananku agak tersendat-sendat.
Diseparo perjalanan ku menuju kota Serang, gerimis mulai menyapa kami disela-sela perjalanan yang kurang nyaman. Dan 15 km menuju kota Serang hujan turun dengan derasnya, sementara jalan tol yang kulalui begitu banyak tambalannya sehingga membuat sang Carry bergetar-getar........ "wah bisa rontok nih mobil." celetukku, sementara kulihat Sonny hanya tersenyum tok.
............................................
.......................................................
....................................................................... (kelamaan kalau semua ditulis he he he)

Ini adalah sepenggal pengalamanku yang pertama disaat awal Ramadhan 1431H.
Usai berbuka puasa dengan segelas air putih plus dua butir kurma yang kubawa ketika meninggalkan kantor, justru kesederhanaan itulah yang membuatku merasakan kenikmatan dan keberkahan dari nilai saat berbuka puasa, subhanallah...alhamdulillah!

Setelah menegakkan shalat maghrib secara berjamaah, aq mencoba bersilaturrahim dengan beberapa pengurus takmir masjid yang berlokasi di daerah Klender, hingga ku tahu begitu semaraknya kegiatan yang disajikan oleh pengurus takmir masjid dalam menyambut bulan suci ramadhan 1431H untuk jamaahnya. Dan ku sampaikan niatku untuk ikut shalat taraweh di masjidnya, betapa senangnya mereka menyambutku walau aku hanyalah seorang pengembara. Ya Allah semoga engkau senantiasa melimpahkan keberkahannya buat mereka yang dengan ikhlas mengorbankan tenaganya, hartanya untuk menyemarakkan rumah Mu ini, amin.

Akhirnya aku meninggalkan mereka di ruang sekretariat, kini ditanganku telah kupegang Al Qur'an dan entah mengapa ku buka Surat Lukman....... dan pada ayat ke 14 aku terhenti, Allah berfirman : "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kepada dua orang tua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu".

Tak terasa air mata menetes...semakin kuteringat orang tuaku dikampung...semakin kuingat wajah wajah kedua orang tua ku yang begitu indah dan membuat kita merinduinya.......maka semakin deras air mata ku menetes dipipi ini.

Saudaraku,
sebagai anak, kita akan selalu menjadi anak. Kalau mungkinada kata mantan suami, mantan istri, namun tidak ada kata-kata mantan anak. Karena sebagai anak posisi kita atas ortu akan tetap sama, sebagai anaknya tercinta. Ikatan anak dan orang tua bukanlah ikatan tali yang mudah putus, namun ikatan itu sangat kuat. Mengikat diri dan hati kita untuk selalu mencintai dan memberi akhlak yang baik pada mereka berdua. Ayah dan ibu bukanlah sebutan yang hanya didapat dari aspek keturunan saja. Seorang ibu tidak mendapatkan predikatnya sebagai ibu hanya karena ia melahirkan anak saja. Namun lebih dari itu, ada semacam ikatan emosional yang tak lekang oleh waktu, tak surut oleh zaman, dan ikatan itu ada dan eksis di antara anak dan orang tua.

Saudaraku,
Namun berbeda dengan manusia dan orang tuanya. Mereka, ayah dan ibu kita adalah manusia yang pertama kali kita temui di dunia. Ketika lahir sebagai bayi di muka bumi ini, wajah ibu dan wajah ayah menemani keseharian kita. Sapaan hangat, meski kita tidak melihatnya saat bayi, mampu menina-bobokan kita. Suara mereka semakin lama semakin akrab di indera pendengaran kita, Ya! dia adalah Ayah. Lelaki yang sangat kita hormati, Dan Ibu, wanita yang mulia yang layak mendapatkan penghormatan dari kita.
Namun begitu, ternyata syetan selalu menggoda kita untuk lari dari kenyataan ini. Nafsu amarah seringkali mengundang kita untuk berlaku kasar dan meremehkan mereka. Subhanallah. Semoga kita mampu untuk menepis tipu daya syetan,amin.

Saudaraku,
Di dalam ayat-ayat Al-Qur'an ketika disebutkan tentang tauhid kepada Allah selalu diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tua. Dan para ulama menjelaskan hikmahnya dari permasalahan itu.
pertama, Allah yang menciptakan dan Allah yang memberikan rizki, maka Allah sajalah yang berhak untuk diibadahi. Sedangkan kedua orang tua adalah sebab adanya anak, maka keduanya berhak untuk diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu kewajiban seorang anak untuk beribadah kepada Allah harus diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tuanya.
kedua, Allah lah yang telah memberikan semua nikmat yang diperoleh hamba-hamba-Nya, maka hanya Allah saja yang wajib disyukuri. Kemudian kedua orang tualah yang telah memberikan segala yang kita butuhkan seperti makan, minum, pakaian dan lainnya sehingga wajib bagi kita untuk berterima kasih kepada keduanya. Oleh karena itu kewajiban seorang anak atas nikmat yang diterimanya adalah bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuanya.
ketiga, Allah adalah Rabb manusia yang membina dan mendidik manusia di atas manhaj-Nya, maka Allahlah yang berhak untuk diagungkan dan dicintai. Demikian juga kedua orang tua yang telah mendidik kita sejak kecil, maka kita harus bersikap tawadlu (merendahkan diri), tauqir (menghormati), ta'addud (beradab) dan talattuf (berlaku lemah lembut) dengan perkataan dan perbuatan kepada keduanya.

Saudaraku,
Semoga Ramadhan kali ini akan mampu..... lebih mempererat antara aku dan kedua orang tuaku, walau kami dipisahkan oleh jarak yang berukuran dengan waktu tempuh selama tujuh jam.

Kembali terdengar suara azan................aku pun bersiap diri untuk shalat isya berjamaah diteruskan dengan shalat taraweh dan......................go 2 my home

Rabu, 11 Agustus 2010

Taraweh Pertamaku di Masjid Agung Al Azhar


Malam ini sengaja aku ingin taraweh pertamaku di Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru, hal ini mengingatkanku saat aku pertama kalinya menginjakkan kaki di ibu kota untuk mengadu nasib.
Rupanya jamaah masjid Agung Al Azhar terlihat begitu ramainya hingga suluruh shaf terpenuhi dan rapat. Jamaahnya pun bervariasi dari mulai anak-anak, remaja dan orang tua baik ikhwan maupun akhwatnya......pokonya masjidnya begitu semarak. Alhamdulillah, ucapku dalam hati setelah melihat semua ini. Suasana lebih tertata dan disiplin jamaahnya lebih bagus, yang berarti ada perkembangan yang cukup menggembirakan. Semoga umat Islam akan senantiasa seperti ini, terutama usai Ramadhan.

Malam ini kebetulan yang bertindak sebagai penceramah adalah Dr. H. Shobhussurur, MA selaku ketua Pengurus Takmir Masjid Agung Al Azhar dengan tema Keutamaan Bulan Ramadhan.

Saudaraku,
Tanamkanlah kesadaran dan keyakinan, bahwa semua pujian benar-benar hanya milik Allah SWT, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pencipta. Maka, jika kita masih memendam kekaguman dan memberikan pujian kepada makhluk, sadarlah bahwa rasa kagum dan pujian itu haruslah pada akhirnya diarahkan kepada Allah SWT. Kekaguman dan pujian itu tidak boleh berdiri sendiri pada apapun yang berstatus makhluk. Semua kekaguman dan pujiannharus tetap diarahkan yang paling utama dan paling berhak adalah, Allah SWT.

Saudaraku,
Ramadhan, berkata kepada kita, "Berpuasalah kalian dari melihat yang haram. Menangislah mata kalian dalam kegelapan........" Rasulullah saw memberitakan kabar gembira pada umatnya dengan datangnya bulan ini.
"Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan yang diberkahi. Puasa di bulan ini akan membukakan pintu-pintu langit, dan menutup pintu-pintu neraka, lalu membelenggu syaian. Demi Allah, di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tak mendapat kebaikan di bulan ini, berarti ia tidak mendapatkan kebaikan lagi." (HR Ahmad dan Nasa-i dengan sanad jayyid).

Saudaraku,
Di hari pertama ini, kita takperlu berbesar hati dengan semangat dan kehangatan yang menyergap hati kita dengan kehadiran Ramadhan dan menjalankan ketaatan kepada-Nya. Karena, "innama al a'maalu bi khawaatimiha", nilai sebuah amal itu dinilai pada bagaimana akhirnya. Jika kita melakukan puasa dan berbagai ketaatan di hari pertama dengan penuh semangat , itu baik. Tapi penting diingat bahwa sesungguhnya fase bulan penuh barakah ini baru saja dimul;ai. Perjalanan baru menapaki langkah pertamanya. Perjuangan hanya baru memasuki awal tahapannya. Peliharalah semangat ini untuk tetap hangat dan bahkan berkobar. Jangan biarkan semangat ketaatan ini padamu.

Saudaraku,
Sekali lagi, katakanlah....selamat datang tamu agung Ramadhan. Ingatlah bahwa bulan ini merupakan fase waktu yang tak pernah bisa dinilai mahalnya oleh seluruh usia dan semua harta benda yang kita punya. Sungguh esok kita akan berada dihadapan Allah, berdiri dihadapan Allah, dan menyesali berbagai perbuatan yang pernah kita lakukan.

Ya Allah terimalah puasa kami. Tolonglah kami dengan Keutamaan-Mu untuk bisa melakukan qiyam (shalat malam) di bulan ini. Ya Allah jadikanlah amal-amal kami semuanya sebagai amal yang shalih, dan jadikanlah amal-amal itu semuanya ikhlash hanya untuk-Mu.



Minggu, 01 Agustus 2010

Ketika Kulepas Kepenataan Itu

Pagi itu liburan sekolah, udara dingin masih membalut seluruh tubuhku.....hingga..... ku tak pedulikan dering alarm HP yang sedari tadi meraung-maraung, namun pada akhirnya ku coba tuk membukakan mata lebar-lebar.........setelah kulihat jam........baru pukul 04.15 pagi yang berarti waktu subuh belum masuk.

Aku coba menepis balutan udara dingin yang sedari tadi mendekapku dengan beberapa gerakan senam yang kuingat ketika mengikuti senam SKJ di kantor setiap Jum'at pagi, ketika mataku melihat-lihat di sekeliling ruangan.......ternyata sang Bidadariku dan si Jundi masih tertidur lelap.

------Oh, mungkin karena capai akibat perjalanan semalam dari Jakarta dengan menggunakan kereta Argo. Karena di perjalanan kami bertiga bercanda, bercerita; ada saja cerita si Jundi dan Bidadariku yang membuat aku tersenyum dan terkadang membuat aku hingga tertawa terbahak-bahak.Tak kusadari....akhirnya kereta api berhenti distasiun Bandung, kami bertiga berjalan hingga didepan stasiun dan hujan rupanya masih setia membasahi kota tujuanku.
"Pa......lapernih" jerit si Jundi sambil berekspresi memegang perutnya.
Setelah kulirik sang Bidadariku, akhirnya kami bertiga melangkahkan kakinya menuju salah satu rumah makan yang masih buka malam itu. Usai mengenyangkan perut, dengan kendaraan taxi kami bertiga meluncur menuju penginapan yang sebelumnya telah ku pesan........dan kami pun tertidur berdekapan dengan udara dingin------------.

Sayup-sayup suara adzan yang ku dengar, membuyarkan lamunanku saat menatap sang Bidadari dan si Jundi yang masih terlelap.

Usai kami bertiga menunaikan shalat subuh.......rupanya udara dingin masih membuat si Jundi untuk kembali ke tempat tidur. Akhirnya aku dan sang Bidadari duduk diteras penginapan sambil bercerita tentang pengalamannya sewaktu masih gadis, ketika sering berkunjung ke kota Bandung (maklum keluarga besar sang Bidadari adalah dari west java)
......................................................................

Waktu menunjukan pukul 06.00 wib, setelah mandi dan berpakaian.....kami bertiga meluncur menuju Lembang.......sesampainya di lembang yang pertama kali dicari oleh si Jundi dan sang Bidadari adalah makanan kesukaannya uli ketan plus collenak......duh pagi-pagi dengan berbalut udara dingin di kota lembang sambil menyantap secangkir bajigur ditambah sepotong uli ketan...........nikmat tenan.............

Rumah Sosis pilihan berikutnya untuk kita singgahi hari ini........



Setelah Bukit Lembang kutinggalkan sampailah kami bertiga untuk singgah di Rumah Sosis yang terletak di Jalan Setiabudi........
Kesan pertama, pastinya kita bakalan menikmati aneka makanan sosis seperti sate sosis, mie sosis dll.


Ternyata tidak hanya beraneka ragam makanan dari sosis, ada banyak permainan dari mulai untuk balita sampai permainan untuk remaja.


"Pa....pokonya ada dua permainan yang nggak boleh terlewatkan nih!!" seru Jundi sambil menyantap sosis goreng kesukaannya.


"iya deh.....pokoknya makan dihabiskan baru kamu main sepuasnya" celotehku sambil makan tahu pletok (tahu pletok adalah kesukaanku sewaktu dikampung dulu.... tahu dimakan dengan cabe rawit...nikmat).


Si Jundi sedang menyantap nasi plus sosis goreng dengan sosis berjaket tepung + segelas susu coklat

Tambah GambarSang Bidadari saat menyantap hidangan makan siang.............nasi khas parahiyangan (nasi timbel, lauk pauk and lalapan plus sambel).

Si Jundi sedang mengendarai mobil ATV...............asyikkkkk....

Waouh....ngebut ah..udah mau kesusul nih..............wuszszszssssssssssssss......
Ber-Flying Fox ria....."asyik pa...tapi ngeri juga he he" celoteh si Jundi

Sang Bidadari.....sedang menenteng sate sosis setelah antri cukup lama.....akhirnya dapet juga hehehe

Duh sang Bidadari, mesranya dengan akang Sosis.........

Itulah secuil perjalanan ku bersama sang Bidadari dan si Jundi....... tuk melepas kepenatan yang menderaku.

Semoga hari hari ku akan semakin bersemangat......bersemangat........dan bersemangat