Kamis, 15 Desember 2011

GO2MECCA (Hari Keberangkatan)


Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun datang juga. Tepatnya Senin, 24 Oktober 2011. Hampr tiga tahun kami menunggu keberangkatan ini sejak dinyatakan lulus test haji dinas di perusahaan tempatku bekerja (PT TELKOM) dan seluruh peserta haji dinas Telkom dari wilayah Jakarta di satukan dalam Yayasan Haji dan Umrah "Al-Istiqomah GCC" Jakarta.

Malam itu.........tepatnya hari Minggu, 23 Oktober 2011 jam 23.00 kami diantar oleh saudara dan tetangga menuju Islamic Center Bekasi.
Di Masjid Islamic Center Bekasi, kami berkumpul dengan calon jemaah haji lainnya. Setelah mendengarkan beberapa arahan dari pengelola haji Depag Kota Bekasi dan mengisi beberapa form untuk keperluan data calhaj.
 
Di tengah malam itu kami bersama rombongan berjalan kaki dari Masjid Islamic Center Bekasi menuju Asrama Haji Bekasi, di tempat ini lah kami semua di beri perlengkapan tas untuk menyimpan dokumen, sosialisasi ber haji, cek kesehatan dll.

Dan akhirnya usai menunaikan sholat subuh, kami semua bersiap-siap menunggu bus yang akan mengantarkan calon jamaah haji menuju Bandara Soekarno Hatta.

Karena perjalanan menuju bandara Soetta macet, akhirnya rombongan sampailah di bandara Soetta dengan waktu yang sangat mepet dengan jam keberangkatan. Akhirnya kami semua disuruh untuk cepat-cepat menuju Pesawat Saudi Arabia. Dan nggak lama terbanglah Pesawat Saudi Arabia membawa kami calon jamaah haji ke Tanah Suci dan alhamdulillah lancar 
  

Minggu, 02 Oktober 2011

MANASIK HAJI KU MENUJU BAITULLAH #2

Dalam mempersiapkan segala sesuatu terkait akan kepergian ku ke Tanah Suci, hal-hal kecil yang terpenting, diantaranya :
  • Siapkan nomor2 telepon penting yang bisa dihubungi dalam situasi emergency.
  • Sisihkan uang jajan anak2 sesuai dengan kebutuhan mereka selama kita pergi atau kita siapkan tabungan khususnya keperluan mereka.
  • Siapkan obat-obatan penting untuk anak2 dan orang rumah.
  • Belanja kebutuhan kering untuk keperluan rumah tangga selama kita pergi.
  • Siapkan uang dalam amplop2 untuk membayar rekening2 yang jatuh tempo (listrik, air, telepon, uang sekolah dll), serta uang belanja kebutuhan sehari-hari (sayuran dsb) selama kita pergi atau kita berikan ATM Tabungan kepada anak yang kita percaya.
  • Siapkan dan simpan surat2 penting dan berharga dalam safety box dan titipkan pada orang yang kita percayai!
Dan yang tak kalah pentingnya persiapan yang harus dibawa ke tanah suci oleh kami berdua, adalah keperluan sehari-hari disana selama menjalankan ibadah haji. Akhirnya kami berdua membuat list seluruh barang yang bisa dibawa kesana, maklum baru pertama kalinya hal ini kami lakukan (Hal ini tentunya setelah urusan migrasi selesai yaitu membuat Pasport).
  1. Pakaian Ihram
  2. Al-Qur'an
  3. Pekaian sehari-hari / busana muslim 
  4. Perlengkapan sholat
  5. Perlengkapan mandi
  6. Perlengkapan cuci pakaian
  7. Obat-obatan
  8. Makanan kering (sambel goreng tempe, sambel terasi, bawang goreng dll)
  9. Alat komunikasi (HP)
dan yang selalu kami lakukan dari awal pendaftaran haji adalah meluruskan niat kita ketanah suci adalah untuk beribadah haji, menunaikan rukun Islam dan ikhlas hanya karena Allah. Karena bagi kami adalah ketika niat sudah bulat untuk menunaikan ibadah haji, mulai saat itu pula syaitan mulai mengatur strategi untuk menggelincirkan manusia terhadap niatnya. Maka tidaklah heran bila di tanah suci ada yang senang dengan belanja dari pertokoan satu ke pertokoan lainnya, dlsbnya.

Akhirnya tibalah menunggu tanggal keberangkatannya........... 



Minggu, 25 September 2011

MANASIK HAJI KU MENUJU BAITULLAH #1

Rasa syukur kepada Sang Pencipta Jagat Raya ini senantiasa terucapkan oleh ku dan rasa Rindu terhadap rumah MU semakin hari semakin membuncah. Hal ini senantiasa mengiringi langkah-langkah hidupku semenjak aku mendapatkan informasi, bahwa tahun ini (2011) aku dan istri mendapat panggilan untuk berangkat haji. Alhamdulillah.

Merupakan kesempatan emas bila kita diberi rezeki oleh Allah untuk bisa mengunjungi rumah-Nya dengan melaksanakan ibadah haji. Maka barangsiapa yang menyadari akan kehambaan dirinya kepada Allah swt. dia akan bersegera melaksanakan ibadah ini ketika segenap kemampuan dibuka oleh-Nya. Tidak mungkin seseorang mencapai kebahagiaan tanpa bersungguh-sungguh ikut tuntunan-Nya apapun kekayaan, harta, jabatan yang dia punya dia pasti akan tetap meronta-ronta dalam kegelisahan jika menjauh dari Allah swt.

Aku dan istri mulai mempersiapkan diri, terutama adalah mempelajari ilmu tentang pelaksanaan haji & umrah. Banyaknya cerita dari sahabat, rekan dan saudara yang telah berhaji lebih dulu memberikan satu pengalaman yang membuat kami lebih bijak dalam mempersiapkan segala sesuatunya. 
Aku mulai membeli buku-buku tentang panduan manasik haji dan umrah serta beberapa buku pengalaman saat di tanah suci. Semua ini ku lakukan agar apa yang nantinya kami laksanakan sejak di tanah air hingga di tanah suci dan kembali lagi ke tanah air adalah benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Karena kami berprinsip bahwa ibadah haji ku yang pertama semoga mempunyai kualitas yang baik di hadapan Allah SWT.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan anak-anak yang akan aku tinggalkan selama menjalankan ibadah haji. Kesibukanku sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi yang lokasinya cukup jauh, mengharuskanku berangkat pagi dan pulang hingga sampai rumah sudah larut malam. Tadinya aku berpkir, ini bukanlah persoalan besar. Apalagi, nantinya ada kakak iparku yang akan menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak-anakku selama aku dan istri pergi melaksanakan ibadah haji. 

Ternyata, biar aku seorang lelaki......mendekati hari keberangkatan, hati ini semakin gundah. Karena aku baru menyadari, bahwa ini adalah pergi untuk waktu yang sangat lama. Hampir satu bulan setengah. Karena selama ini kepergianku meninggalkan anak-anak dalam urusan kantor paling lama adalah hanya lima hari.
Dialog-dialog ku bersama istri dengan anak-anak ternyata membuat semangat dan menumbuhkan keikhlasan untuk melaksanakan ibadah haji hanya karena Allah SWT.

Satu hal yang harus dilakukan saat berdialog dengan anak-anak adalah utarakan hal-hal yang positif tentang ibadah haji, jangan memberi kesan susah, sedih, atau cerita-cerita yang membangkitkan rasa gundah di hati mereka. Sebaiknya kita ajak untuk memahami tentang kewajiban melaksanakan rukun Islam yang kelima ini dan agar di beri pengertian tentang apa saja yang akan dilaksanakan di tanah suci nanti.

Aku dan istri juga menemui guru sekolah anak-anakku, aku jelaskan bahwa kami akan pergi melaksanakan ibadah haji dan kami sampaikan juga siapa yang menjaga anak-anakku di rumah. Sehingga, mereka tahu bahwa kami tidak ada dan bila ada hal-hal yang perlu pengetahuan orangtua, mereka bisa tahu siapa yang bisa dihubungi.

bersambung......

Senin, 05 September 2011

LEBARAN PENUH WARNA


Lebaran tahun 2011 di Masjid Al-Hikmah Bekasi mencoba hal baru dalam memberikan informasi kegiatan yang ada di Masjid Al-Hikmah.
yaitu dengan menerbitkan Buletin Al-Hikmah yang dibagikan secara Gratis kepada jamaah saat akan menunaikan ibadah shalat Idul Fitri.
Harapan pengurus DKM Al-Hikmah Bekasi agar seluruh kegiatan yang ada di Masjid Al Hikmah dapat diketahui dan diikuti oleh jamaah.

Suasana menyambut kedatangan jamaah shalat Idul Fitri 1432H........disambut oleh panitia dengan memberikan Buletin Al-Hikmah...semoga bermanfaat dan semoga di tahun berikutnya akan lebih baik lagi.

Pengumuman pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1432H di Masjid Al-Hikmah BJI Irigasi Bekasi


SELAMAT IDUL FITRI 1432H / 2011 M



Kamis, 11 Agustus 2011

Bukti Keistimewaan Wanita Dalam Islam

Siapa yang dapat memungkiri bahwa islam memanglah rahmat bagi semesta alam. Islam adalah juga satu- satunya agama yang menentramkan lahir dan batin manusia. Barang siapa yang mengikutinya, maka kemuliaan akan melingkupinya. Barang siapa menyelaminya, maka kedamaian yang akan selalu menyertainya.

Islam, menyematkan kemuliaan dalam diri seorang wanita. Sang pesona dunia ini, diajarkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk tetap menjadi indah dan yang terindahkan. Namun sayang, banyak manusia yang lemah iman dan lemah ilmu yang justru tidak bisa menikmati dan menyadari keindahan itu dalam hati mereka. Dan begitulah, Allah telah menutup hati, dan indrawi mereka, dalam begitu kencangnya fitnah yang tujuan akhirnya sangat jelas, yaitu melucuti keindahan wanita itu sendiri, dengan cara merendahkan mereka layaknya hewan, atau bahkan lebih rendah dari itu. Naudzubillah...

Di dalam islam, wanita di perintahkan oleh Allah untuk menutup Aurat para wanita. Sungguh sesuatu yg mahal harganya akan dijaga bahkan disimpan dan di rawat dengan sangat hati- hati dan di hadiahkan pula tempat teraman dan terbaik. Apakah pernah kita melihat seseorang membuang intan begitu saja di jalanan?.
Jilbab adalah identitas kemuliaan seorang muslimah, dan sekaligus benteng mereka dari berbagai gangguan orang- orang jahat yang mempunyai niat jahat kepada mereka. Maka maha benarlah Allah dalam firmannya,
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Dan di dalam Islam, seorang wanita jika dihadapkan kepada suaminya, memanglah ketaatan yang harus dilakukannya. Namun, seorang laki- laki wajib pula taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari sang ayah?. Maka perhatikan baik- baik wasiat rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, berikut ini...
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari Muslim)

Diantara banyak fitnah yang di hembuskan oleh para musuh- musuh islam, adalah hal yang menyangkut poligami. Mereka mengatas namakan penderitaan wanita yang di dramatisir sedemikian rupa, agar terlihat lebih simpatik. Bahkan sebenarnya betapa kasihan mereka tentang hal ini. Tingkah polah mereka semakin membuktikan kekurangan akal pada diri mereka. Apakah sudah sampai pada mereka bahwa bila seorang lelaki khawatir tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka dituntunkan kepadanya untuk hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk pemuliaan pada wanita di mana pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya diperhatikan oleh Islam, seperti Allah firmankan di dalam Al Quran,
“Namun bila kalian khawatir tidak dapat berbuat adil maka nikahilah satu wanita saja.” (QS. An Nisa: 3)

Begitu di muliakannya wanita dalam islam, bahkan para suami, yaitu manusia yang paling berhak atas istri- istri mereka, tetap diperintahkan oleh Allah untuk tidak boleh berbuat sewenang- wenang kepada istri mereka.
“Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19)
Hal tersebut tetap berlaku walaupun sang suami dalam keadaan tidak menyukai istrinya. Seperti firman Allah berikut ini
“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)

Dan Memanglah, kasih sayang islam begitu sangat melingkupi kaum yang memang diciptakan Allah lebih lemah dari pada laki- laki ini. Maka dari itu, ketika wanita menerima warisan, memanglah wanita mendapat jatah kurang dari laki- laki. Bukan karena tidak adanya keadilan Allah disana, tapi sungguh harta yang jumlahnya kurang dari para laki- laki itu hanya menjadi milik pribadinya dan para wanita tidak perlu menyerahkannya suaminya. Sedangkan saat para lelaki atau suami menerima warisan, maka sudah menjadi kewajiban laki- laki itu untuk menggunakan hartanya demi kebutuhan seluruh keluarga, anak- anak dan istrinya.
Dalam lemahnya fisik dan kurangnya Akal karena lebih di dominasi perasaanya, wanita memang haruslah tetap melalui sebuah fase perjuangan terbesar yang membuatnya harus bersusah payah. Ya, selama mereka mengandung dan melahirkan anak, adalah perjuangan yang begitu sangat menguras waktu emosi, pikiran, tenaga dll. Tetapi Kasih sayang Allah memang tiada batas. Ketika para wanita hamil, setiap saat mereka akan didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk Allah di mukabumi ini, dan ketika kematian ternyata datang atas mereka saat melahirkan, maka syahid akan Insyaallah akan di raihnya.
Dari Jâbir ibn ‘Atîk, Rasulullah saw. bersabda: "Mati syahîd ada tujuh, selain mati terbunuh dalam perang fîsabilillah, yaitu: (1) mati karena penyakit thâ‘ûn (semacam penyakit kelenjar), (2) mati karena tenggelam ,(3) mati karena penyakit lambung ,(4) mati karena sakit perut, (5) mati karena terbakar, (6) mati karena tertimpa reruntuhan, dan (7) perempuan yang mati karena hamil/melahirkan."

Pahala mati syahîd layak diberikan kepada ibu hamil/melahirkan dan meninggal, karena proses melahirkan adalah proses mengadu nyawa dan sama dengan perang membela agama Allah. Selain itu, kaum wanita berperan besar dalam pengembangbiakan keturunan. Dengan bersedianya seorang wanita untuk hamil, berarti ia telah mengemban amanat dan mewujudkan proses penyempurnaan sifat kefeminimannya.
Tidak itu saja, keistimewaan seorang wanita adalah ketika mereka diperbolehkan untuk memasuki pintu Syurga melalui mana pintu manapun yang disukainya. Dan untuk semua itu, para wanita cukuplah melalui 4 syarat saja : Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.

"Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki." (Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Maka sudah selayaknya, para pemilik mulut lancang yang tanpa ilmu mendengungkan topeng “kemerdekaan” bagi kaum wanita itu, menginsyafkan perbuatan mereka karena telah habis- habisan menyalakan propaganda untuk membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar, sehingga wanita banyak yang terjerumus sebagai korban dari rencana mereka, dan kemudian membenci aturan islam. Mereka yang tiada segan menfitnah agama mulia ini dengan dalih memerdekakan muslimah dari belenggu. Entah belenggu semacam apa yang mereka maksud, namun satu yang pasti bahwa kedengkian mereka atas islam, adalah sudah menjadi sebuah kepastian.
Sungguh, bahkan cara Islam memuliakan wanita itu lebih dari sekedar benar- benar tampak bagi logika waras manusia. Lalu satu pertanyaan pun akhirnya muncul bagi kita para wanita, “maka nikmat Rabb kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rahman: 13).
(Dikutip dari : by Syahidah/voa-islam.com)

Jumat, 24 Juni 2011

MENCINTAI ALA RASULULLAH


Malam mulai meninggi.......
Sementara sebagian umat manusia  sudah terlelap dalam tidurnya, begitupun dengan anaik-anakku.
Mereka usai mengikuti taklim yang dilaksanakan setiap hari kamis malam.
Kulihat pula sang bidadariku juga sudah terlelap, setelah meminta izin untuk tidur terlebih dahulu lantaran kesibukan mengurus rumah tangga yang hari ini begitu menguras energinya.

Malam semakin meninggi.........
Aku masih terduduk di kursi ruang tamu, dihadapanku ada secangkir kopi dan beberapa potong bolu yang sengaja dibuat oleh bidadariku....juga sebuah notebook yang selama ini menemani aktivitasku.
Malam ini aku ingin menyelesaikan tugasku membuat bahan presentasi tentang Remaja Masjid, yang harus aku sampaikan sebelum pemilihan remaja masjid al-Hikmah.

Malam semakin terasa sepi..........
Kulihat jam dinding telah mendekati jam 24.00, namun akhirnya selesai sudah apa yang menjadi tugasku hari ini. Bersamaan dengan itu lantunan Bimbo yang sedari tadi mengiringi jari jemariku menekan tut keyboard notebook, tepat pada lagu Rindu Rasul...........

Rindu kami pada Mu ya Rasul
Rindu Tiada terperih
Berabad jarak dari Mu ya Rasul
Serasa Dikau disini

Cinta ikhlas Mu pada manusia bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cinta Mu secara bersahaja

Aku jadi terhentak......bagaimana mencinta yang diajarkan oleh Rasulullah?

Saudaraku,
Setiap pasangan berhak menyatakan cintanya. Ini merupakan cara merawat cinta. Dalam Islam, sikap ini usteru dianjurkan. Di berbagai kesempatan, Rasulullah saw biasa menyatakan cintanya pada sang istri.

Para istri Nabi ibarat bunga-bunga di taman kenabian yang terjaga dan terpelihara dengan sangat baik. Beliau merawat bunga-bunga di tamannya itu dengan kemuliaan akhlak. Inilah bagian dari aplikasi cinta kita pada seorang istri.

Di antara bentuk ekspresi cinta yang lain adalah dengan tidak menyakiti hati pasangan hidup. Baik dengan kata-kata maupun secara fisik. Suatu ketika Rasulullah keluar rumah hingga larut malam. Aisyah tetap berjaga menunggu kepulangan Rasulullah saw. Namun, ia tertidur. Akibatnya, ketika Rasulullah datang dan memberikan salam, Aisyah tak mendengar. Setelah menunggu beberapa saat, Rasulullah menggelar sorbannya dan tidur di depan rumah, ia tak ingin membangunkan istrinya.

Saudaraku,
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengekspresikan cinta. Antara lain:

Sentuhan
Sesekali berikan sentuhan mesra pada pasangan hidup. Ini akan menambah kemesraan dan keharmonisan dalam keluarga. Tentu saja harus memperhatikan waktu dan tempat.

Pujian
Jangan terlalu pelit memberikan pujian pada pasangan. Khususnya ketika jiwa pasangan sedang tidak stabil. Inilah yang dilakukan Khadijah ketika menyambut kedatangan Rasulullah saw yang sedang pulang dari gua Hira dalam keadaan ketakutan. Sebaliknya, hinaan hanya akan menambah beban.

Sisihkan Waktu Berdua
Di waktu-waktu senggang, Rasulullah saw biasa bercanda dengan istrinya. Ketika Aisyah masih belia, Rasulullah saw pernah mengajaknya lomba lari. Tentu saja, saat itu Rasulullah saw yang menang. Beberapa tahun kemudian, Rasulullah saw mengajak Aisyah lomba lari lagi. Kali ini Aisyah yang menang karena saat itu usia Rasulullah saw sudah cukup lanjut.

Panggilan Khusus
Rasulullah saw biasa menyapa Aisyah, istrinay dengan ungkapan “Ya humairah” (wahai yang pipinya kemerah-merahan). Ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw ingin menyenangkan hati sang istri. Tentu saja panggilan khusus yang dimaksud adalah julukan baik. Berikan panggilan khusus yang Anda dan pasangan saja yang menggunakannya.

Dengarkan
Biasakanlah mendengarkan kata-kata pasangan. Rasulullah saw tak pernah memotong ucapan istrinya sebelum selesai bicara.

Gunakan Kata-kata Ajaib
Ada kata khusus yang bila diucapkan akan memberikan efek psikologi besar. Di antaranya kata tolong, terima kasih, dan maaf. Biasakanlah untuk mengucapkan kata-kata ini. Jangan sunkan mengucapkan kata terima kasih pada suami yang sudah membantu mengambilkan handuk. Jangan juga ragu mengucapkan kata maaf ketika terlambat menyediakan lap tangan usai makan.

Saudaraku,
Cinta memang bisa diekspresikan dengan beragam cara. Jagan ragu untuk melakukannya. Hal itu tentu sangat berarti bagi pasangan hidup.
Maka.......lakukanlah!!!

“Orang-orang yang penuh kasih sayang akan disayang oleh dzat yang Maha Penyayang. Kasih sayangilah makhluk yang ada dipermukaan bumi, niscaya makhlu yang ada dilangit akan mengasihi kalian. Kasih sayang merupakan bagian dari dzat yang Maha Kasih. Maka, siapa yang menyambungnya, Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusnya, Allah akan memutus darinya.” HR Tirmidzi

Senin, 13 Juni 2011

Hargai Waktu Agar Hidup Lebih Bermanfaat

Sore ini udara terasa panas kurasakan................
Yah, sepertinya  kita harus bisa membawa hati ini agar cepat meyesuaikan diri hingga tak bertolak belakang dengan kondisi disekitar kita, sehingga akan terasa lebih nyaman.

Sore ini aku yang masih berkutat dengan seonggok pekerjaan, coba merenung sejenak tentang hidup ini......
Aku teringat pada suatu peristiwa yang membuatku kini lebih menghargai waktu, ya waktu bagaikan sebilah pedang yang tajam....kita perlu pandai menggunakannya bila tak ingin menebas diri sendiri.

Saudaraku,
Allah SWT menjadikan matahari bersinar, bulan bercahaya, dan ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi perjalanan bulan, tiada lain agar kita mengetahui bilagan tahun dan perhitungan waktu. Allah SWT menciptakan yang sedemikian itu bukan tanpa tujuan.

Ada banyak hikmah yang terdapat dibalik tanda-tanda kekuasaan-Nya. Antara lain agar kita menghargai waktu. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin.

Allah berfirman dalam surat A-Baqarah ayat 148 : “Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan.” Kata berlomba-lombalah pada ayat di atas mengandung arti agar kita menggunakan waktu seoptimal mungkin. Semakin optimal menggunakan waktu, semakin banyak pula kebaikan yang kita perbuat.

Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap Muslim menghargai waktu, utamanya waktu ‘sekarang’, karena waktu yang selalu tersedia bagi kesempatan itu ialah ‘sekarang’. ‘Sekarang’ adalah kesempatan yang terbaik.

“Apabila engkau berada pada petang hari, janganlah mengulur-ulur urusanmu sampai besok, dan apabila engkau berada di pagi hari, jangan menunda urusanmu sampai petang. Ambillah kesempatan waktu sehatmu sebelum datang sakit, dan kesempatan hidupmu sebelum matimu.” (HR Bukhari).

Dari sabda Rasulullah saw di atas, kita dapat memahami bahwa mengulur-ngulur waktu, menunda pekerjaan, dan menyia-nyiakan kesempatan sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Kebiasaan mengulur waktu dan menunda kerja yang dilarang Rasulullah SAW itu jika diteruskan akan membuat umat Islam tertinggal dan lemah.

Muhammad Iqbal, seorang pujangga Muslim dari Pakistan (yang menjadi inspirasi nama anakku yang kedua “IQBAL”), juga sering mengungkapkan dalam puisi-puisinya agar umat Islam bangkit dan menjauhi sikap bermalas-malasan dan tidak menghargai waktu. Karena barang siapa yang berleha-leha dan bermalas-malasan, maka dia akan ‘tergilas’.

Saudaraku,
Sangatlah besar perhatian Islam terhadap waktu. Hal ini terlihat dari sumpah Allah dalam surah-Nya Al Ashr. Imam Syafii mengatakan bahwa surah ini adalah satu surah yang paling sempurna petunjuknya dan berkata, “Jika manusia mau merenungkan surah ini, sudah cukuplah itu baginya.”

Perhatian besar juga diberikan generasi Khairu Ummah (Generasi terbaik) terhadap waktu, melebihi perhatian mereka pada harta benda dan kekayaan. Semboyan genrasi pertama ini adalah sebagaimana doa mereka: Kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, sehingga mereka berbuat untuk dunianya seolah hidup selamanya dan berbuat untuk akhiratnya seolah esok akan mati.

Senin, 30 Mei 2011

HATI MU MASIH SETIA UNTUK KU


Sejengkal malam mulai bergeser meninggalkan cerita hidup dihari ini...........
Aq masih duduk dikursi ruang tamu dengan bidadariku,
tentunya dengan segelas teh hangat dan sepiring kue kesukaanku (memang bidadariku tahu bener apa kesukaan ku).

Disela-sela obrolanku......
aq teringat sebuah sastrawan luar negeri yang namanya tak asing lagi Kahlil Ghibran,
ada penggalan bait syairnya yang membuat ingin kuungkapkan saat berbincang-bincang dengan bidadariku.....
 

Penggalan bait syair itu......
Hidupku dalam keadaan koma, kosong seperti hidup Adam di Surga, ketika aku melihat Selma berdiri di hadapanku seperti berkas cahaya.
Perempuan itu adalah Hawa hatiku yang memenuhinya dengan rahasia dan keajaiban dan membuatku paham akan makna hidup.........

Namun, sekaranglah saatnya kehidupan akan memisahkan kita agar engkau bisa memperoleh keagungan seorang lelaki dan aku kewajiban seorang perempuan?

Untuk inikah maka lembah menelan nyanyian burung bul-bul ke dalam relung-relungnya, dan angin memporakporandakan daun-daun mahkota bunga mawar, dan kaki-kaki menginjak-nginjak piala anggur? Sia-siakah segala malam yang kita lalui bersama dalam cahaya rembulan di bawah pohon melati, tempat dua jiwa kita menyatu?

Apakah kita terbang dengan gagah perkasa menuju bintang-bintang hingga lelap sayap-sayap kita, lalu sekarang kita turun ke dalam jurang? Atau tidurlah cinta ketika ia mendatangi kita, lalu ketika ia terbangun, menjadi marah dan memutuskan untuk menghukum kita?

Ataukah jiwa-jiwa kita mengubah angin malam yang sepoi menjadi angin ribut yang mengoyak-ngoyak kita menjadi berkeping-keping dan meniup kita bagai debu ke dasar lembah?  Kita tak melanggar perintah apapun; kita pun tak mencicipi buah terlarang; lalu apa yang memaksa kita meninggalkan sorga ini?
 

Kita tidak pernah berkomplot atau menggerakkan pemberontakan, lalu mengapa sekarang terjun ke neraka? Tidak, tidak, saat-saat yang menyatukan kita lebih agung daripada abad-abad yang berlalu, dan cahaya yang menerang jiwa-jiwa kita lebih perkasa daripada kegelapan; dan jika sang prahara memisahkan kita di lautan yang buas ini, sang bayu akan menyatukan kita di pantai yang tenang, dan jika hidup ini membantai kita, maut akan menyatukan kita lagi.

Hati nurani seorang wanita tak berubah oleh waktu dan musim; bahkan jika mati abadi, hati itu takkan hilang murca. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah jadi medan pertempuran; sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi karena musim semi dan musim gugur datang pada waktunya dan memulai pekerjaannya…
Sungguh aq bersyukur ada bersamamu.......

Rabu, 11 Mei 2011

Rasulullah SAW Sang Profesional Sejati


Sadar ataupun tidak, ketika memasuki bulan Rabi’ul Awwal ingatan sebagian besar kaum muslimin tertuju kepada peristiwa lahirnya Nabi muhammad Saw. Perselisihan antara boleh tidaknya memperingati maulid seringkali menguras dan menyita waktu dan tenaga kita. Lebih baik perhatian kita arahkan kepada prestasi Nabi Muhammad Saw mengukir profesionalisme dalam kerja, sudahkah kita mencontohnya?

Siapakah yang lebih beriman daripada Rosulullah saw, siapa pula yang lebih sholeh amalnya dibandingkan Beliau, dan siapakah yang lebih profesional daripada Rosulullah Saw? Segudang prestasi yang gemilang berhasil Beliau ukir dalam tempo waktu yang singkat. Beliau berhasil membenahi generasi yang Jahiliyyah menjadi generasi yang berakhlak, generasi yang mati harapan masa depannya menjadi generasi yang hidup dengan sejuta harapan, dialah generasi terbaik (Khairu Ummah)

Di tengah kesibukan Beliau sebagai kepala rumah tangganya yang besar, disela-sela aktifitas Beliau sebagai panglima perang, sebagai pemimpin ummat, Beliau mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik tepat pada waktunya dengan hasil yang memuaskan. Tak pernah terdengar suara keras dari rumah tangga Beliau, isteri-isteri Beliau pun hidup penuh rukun, demikian pula kepiawaian Beliau memimpin pasukan tidak menjadikan Beliau berbuat semena-mena terhadap prajuritnya, dan tak ada satu persoalan ummat pun yang tidak dapat tertangani dengan baik.

Membangun moral dalam efektifitas waktu
Bayangkan jika setiap detik waktu membuahkan hasil, berapa banyak kebaikan yang akan terukir. Begitulah Rasulullah Saw mengajarkan kaum mukminin untuk mengefektifkan setiap waktunya untuk beramal, sebab ia adalah bagian yang akan dimintakan pertanggung jawabannya  kelak di akhirat.

Ini kah yang mengilhami Nabi Zakariya dan Nabi Ibrahim A.S. untuk tetap bersabar menuai harap anugerah keturunan meski di usia tua? Tengoklah bagaimana peran rasulullah Saw sebagai da’i tetap terlihat meski saat ajal menghampiri, dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (H.R. Malik, No: 1395), dan ini pula yang mengukir prestasi seorang kakek lanjut usia untuk meneruskan bercocok tanam meski logika usianya tak menerima tuk memetik buah.

Membangun moral dalam berilmu dan beramal
Singkronisasi antara ilmu dan amal sangat dibutuhkan dalam membangun profesionalisme kerja. Apa arti ilmu yang tak berbuah amal, dan bagaimana jadinya amal yang dilakukan tanpa dasar ilmu? Lagi-lagi Islam sangat menjunjung tinggi kesesuaian antara ilmu dan amal, sebab keduanya adalah bagian yang akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat. Tak aneh bila dahulu Bani israil dilaknat lantaran hanya mau berilmu tanpa mau beramal, sedangkan kaum Nashrani dicap sebagai sesat karena hanya mau beramal tanpa mau berilmu.

Rasulullah Saw telah menanamkan nilai-nilai ini kepada ummatnya. dari Anas berkata: Rasulullah Saw mendengar sebuah suara lalu bertanya: "Apa ini?", orang-orang berkata: "Mereka sedang menyetek pohon kurma", Rasulullah Saw lantas bersabda: "Kalau saja mereka meninggalkan hal tersebutalias tidak menyetek niscaya lebih baik", lalu mereka tidak lagi menyetek hingga menghasilkan kurma yang jelek, Kontan Nabi Saw bertanya: "Nasib apa yang menimpa kalian?", mereka menjawab: "Mereka meninggalkan stek karena mengikuti apa yang Tuan katakan", maka Rasulullah Saw bersabda: "Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan urusan dunia,, maka kalian lebih tahu tentangnya, sebaliknya jika berkaitan dengan urusan agama, maka kembalilah kepadaku." (H.R. Ahmad, No: 12086)

Membangun moral dalam efisiensi dana
Saat potret dunia profesionalisme kerja dicoreng oleh ketidak becusan dalam menganggarkan dana kegiatan, ketika penghabisan dana lebih didahulukan daripada penggunaan secara tepatguna, tatkala limpah ruah dana begitu menggoda tuk bercakrawala merekayasa agenda, Islam menanamkan moral untuk mengefisienkan dana, sebab pertanggung jawabannya kelak berbeda dari yang lainnya, yaitu darimana di dapat dan untuk apa digunakan?

Rasulullah Saw telah mempelopori memberi contoh dalam hal ini, dari Anas bin Malik bahwa Nabi Saw mendapati satu biji kurma, maka beliau pun bersabda: "Sekiranya kurma ini bukan dari harta sedekah, niscaya aku akan memakannya." (H.R. Muslim, No: 1781), ketegasan seperti ini pula yang diterapkan kepada  Ibnul Utbiyah seorang petugas penggalang dana shodaqoh dari bani Asad tatkala berkata:"Inibagimu, daninihadiahbagiku." SecaraspontanNabishallallahu 'alaihiwasallamberdiridiatasminbarkemudianbersabda; "adaapadenganseorangamil zakat yang kami utus, laluiadatangdenganmengatakan; iniuntukmudaninihadiahuntukku! Cabalahiaduduksaja di rumahayahnyaataurumahibunya, dancermatilah, apakahiamenerimahadiahataukahtidak? (H.R. Bukhori, No: 6639)

Membangun moral dalam Optimalisasi jabatan dan potensi
Banyak yang menyangka bahwa jabatan sebagai prestise, sehingga banyak yang sibuk memperebutkannya tanpa memikirkan kelayakannya. Banyak yang lebih memikirkan keuntungannya daripada pertanggung jawabannya. Islam hadir memperbaiki persepsi, bahwa jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan, ia akan berfungsi baik manakala potensi tercurah dengan baik. Maka Rasulullah Saw melarang memberikan jabatan kepada seseorang yang ambisi mendapatkannya, sebagaimana Beliau juga melarang jabatan itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya, Beliaubersabda: "Apabilasudahhilangamanahmakatunggulahterjadinyakiamat". Orang itubertanya: "Bagaimanahilangnyaamanatitu?" NabiSawmenjawab: "Jikaurusandiserahkanbukankepadaahlinya, makaakantunggulahterjadinyakiamat". (H.R. Bukhori, No: 57)

(Dikutip dari web dakwahkantor.com, semoga bermanfaat)

Kamis, 05 Mei 2011

BERSYUKURLAH !!!!!!


"Bila kamu bersyukur maka Aku pasti menambahkan (nikmat). Tapi bila kamu mengingkarinya (kufur nikmat), maka azabKu sangat pedih." (Al Qur'an, surat Ibrahim)

Rasululullah saw berpesan bahwa mereka yang mensyukuri sedikit akan mensyukuri yang banyak. "Lihatlah yang dibawahmu, jangan lihat yang di atasmu ('masalah dunia')", sabda Rasulullah.

Kata syukur memang mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Tidak banyak orang yang mau mensyukuri hidupnya --keluarganya, rumahnya, kendaraannya dan lain-lain. Kebanyakan manusia iri hati atau panas jiwanya ketika melihat orang lain lebih kaya, lebih tinggi jabatannya, lebih mewah rumahnya, lebih mentereng mobilnya dan lain-lain. Jarang manusia yang bisa mengerem syahwat dunia ini.

Termasuk mensyukuri kondisi tubuhnya. Para wanita biasanya --lelaki juga tidak sedikit yang demikian-- bila melihat wanita lain yang lebih cantik atau lebih indah tubuhnya dari dirinya, biasanya iri hati atau minder. Mereka suka bergosip tentang hal-hal yang berkaitan dengan tubuh ini.

Tentu hal yang wajar bila wanita ingin tampil cantik, punya tubuh indah dan lain-lain. Mungkin naluri wanita begitu. Karena saya tidak pernah jadi wanita jadi bisa persis merasakannya he he he. Tapi keinginan hal-hal fisik itu seringkali mengalahkan akalnya. Hingga mereka --kadang-kadang laki-laki juga-- melakukan bedah plastik ke muda, payudara, pinggul dan lain-lain. Jadi mereka mengukurkan kepercayaan dirinya pada hal-hal fisik, bukan pada akalnya. Bukan pada pemikiran yang diyakininya.

Faham kapitalis (termasuk femisnisme), memang mengondisikan wanita khawatir berlebihan terhadap fisiknya. Feminisme yang seolah-olah mengangkat derajat perempuan dengan faham emansipasinya, sejujurnya juga telah meletakkan perempuan pada posisi yang sangat rendah. Kaum feminis tidak mengharamkan miss universe, perzinahan dan pameran-pameran tubuh perempuan. Kaum feminis selalu menginginkan kesamaan derajat pada semua bidang dengan laki-laki. Baik dalam bidang politik, budaya, ekonomi, keamanan (ya atau nggak ya) dan lain-lain. Feminis ekstrim karena nafsu 'bencinya yang tinggi kepada laki-laki' bahkan mengharamkan keluarga, membolehkan homoseksual dan kerusakan-kerusakan model hubungan badan laki-laki perempuan lainnya. Maka jangan heran sewaktu UU Pornografi dan Pornoaksi mau disahkan DPR, kaum feminis di Indonesia 'paling lantang' menyerangnya.

Begitulah orang yang menyalahi kodratnya sebagai manusia. Mereka tidak bersyukur menjadi manusia apakah laki-laki atau perempuan. Bila rasa syukur didahulukan, maka perempuan dan laki-laki akan bekerjasama erat bagaimana membangun diri mereka, mulai dari individu, keluarga, masyarakat bahkan negara. Tapi kalau nafsu irihatinya didulukan, maka yang terjadi adalah saling menjatuhkan. Simbiosis parasitisme bukan simbiosis mutualisme. Dan celakanya he he dalam sejarah pertarungan 'genderisme' ini, wanita yang banyak dieksploitasi oleh laki-laki. Meski dalam kehidupan politik atau keluarga kadangkala wanita lebih merajai dari laki-laki di rumahnya (nggak semuanya lho). Beberapa tokoh politik penting di negeri ini, kabarnya begitu. Si istri lebih berkuasa daripada sang suami. Maka ada sinetron Laki-Laki Takut Sama Istri.

Maka sebagai perempuan atau laki-laki, kita mesti bersyukur masih punya mata (yang masih punya), masih punya telinga, punya tangan, kaki dan terutama otak yang sehat. Bayangkan kalau kita buta, bisu atau tuli betapa susahnya hidup kita. Karena itu pesan Rasulullah saw dalam masalah ini, untuk selalu melihat yang lebih bawah dari kita, harus senantiasa kita camkan dan pegang erat-erat dalam jiwa kita , sehingga nafsu berbahaya iri hati ini bisa kita hilangkan. Ketika nafsu ini timbul, selekasnya kita istighfar atau menyebut asma Allah (berdzikir). Karena selain nafsu iri hati suka membisiki telinga kita, syetan juga suka meniup-niup otak kita untuk berbuat kerusakan.

Bila kita mensyukuri kepada Allah SWT, atas nikmat-nikmatnya yang diberikan pada tubuh kita, insya Allah hidup kita akan bahagia. Tenang wajah tidak setampan Richard Gere. Tenang muka tidak secantik Angelina Jolie dan seterusnya.

Cara bersyukur adalah dengan banyak ibadah kepada Allah SWT, dengan banyak shalat, membaca Al Qur'an (dan memahami makna-maknanya), mencari ilmu dan lain-lain. Atau memperbanyak kegiatan-kegiatan muamalat dengan manusia, seperti membantu orang miskin, mengajarkan kelebihan ilmu yang dimiliki, menolong orang lain yang kesusahan dan lain-lain. Bila hidup kita fokus kepada hal-hal ini --ibadah dan amal shaleh--, maka kita tidak khawatir terhadap kondisi tubuh. Mau tinggi, mau pendek, mau gembrot, mau kurus, mau cantik, mau biasa saja dan lain-lain.

Dan manusia, bila kita banyak bergaul dengan mereka, maka kita akan merasakan bila kita bergaul dengan orang yang bagus perilakunya. Enak diajak ngomong, hormat pada lawan bicara dan lain-lain. Ketika kita ngobrol dengan orang, maka kita tidak peduli apakah ia tampan atau jelek, apakah ia cantik atau tidak dan seterusnya. Meski pertamanya mungkin saja orang akan senang dengan ketampanan dan kecantikan, tapi berikutnya orang tidak peduli dengan semua itu. Untuk apa cantik kalau diajak ngomong nggak nyambung misalnya. Untuk apa tampan kalau diajak ngobrol diam saja dan seterusnya (tentu anda akan ngomong yang paling enak ngobrol dengan orang tampan dan gadis cantik yang nyambung diajak ngobrol he he he).

Kalau sudah begini itu namanya takdir. Takdir Richard Gere atau Jolie, tampan atau cantik karena lahir dari orang tua yang tampan dan cantik. Mereka tidak pernah bisa memilih lahir tampan, cantik atau biasa saja. Maka jangan lombakan hal-hal yang berkenaan dengan takdir yang 'tidak bisa diubah'. Kasihan banyak orang lain akan irihati atau minder.

Dan itulah pentingnya iman kepada takdir. Qadha' (keputusan-keputusan dari Allah SWT yang manusia tidak ikut campur dengannya) dan Qadar (khasiyat atau ciri khas masing benda atau tubuh manusia. Seperti api membakar, telinga mendengar bukan melihat, otak untuk berfikir dll) kepada Allah SWT. Rukun iman keenam ini. Kita lahir di Indonesia, dua artis itu lahir di Amerika (?) itu takdir. Kita tidak pernah bisa memilih lahir dimana dan siapa orang tua kita.

Dalam masalah takdir, maka manusia tidak dikenakan pahala dan dosa. Karena ia tidak bisa memilihnya. Dosa dan pahala dikenakan pada kita, pada bidang-bidang yang kita bisa memilihnya. Misalnya hari ini kita mau minum alkohol atau sprite, mau mencuri atau sedekah, mau shalat atau tidur, mau membunuh atau memijat, mau menyanyi atau menggosip (menebar fotnah) dan seterusnya.

"Maka Aku Ilhamkan jalan kekejian (fujur) dan taqwa. Sungguh beruntung orang yang menyucikan dirinya dan sungguh merugi orang yang mengotori dirinya." Wallaahu ghafuurur rahiim.


(Disarikan dari EraMuslim, karya Nuim Hidayat)

Jumat, 29 April 2011

Di Surga, Pria Mendapatkan Bidadari, Wanita Dapatkan Apa?


Dalam sejumlah ayat Al-Quran dan Hadits disebutkan, pria yang masuk surga akan mendapatkan pasangan bidadari yang sangat cantik (Hurul ‘Ain).

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (QS. Ar-Rahman : 70)

“Dan (di Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al-Waqi’ah:22-23).

Rasulullah Saw mengambarkan bidadari sebagai “woman with a beautiful eyes from Paradise”. Akhlaknya baik, wajahnya cantik, tubuhnya memesona, kulitnya putih kemerahan, dan matanya jeli (HR. Imam Ath-Thabrany dari Ummu Salamah).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menggambarkan bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan jika dilihat, dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya.

Pria yang masuk surga akan mendapatkan bidadari-bidadari tersebut. Bagaimana dengan kaum wanita? Apakah wanita yang masuk surga akan berpasangan dengan “bidadara”?

WANITA yang sudah menikah (istri) akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di surga –jika sang suami juga ahli surga– dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan ahli surga lainnya.

Wanita yang belum sempat menikah di dunia, maka Allah SWT akan menikahkannya di surga dengan seorang pria dari penduduk dunia. Sabda Nabi Saw: “Di surga tidaklah ada orang yang membujang (tidak memiliki pasangan.” (HR. Muslim).

Syeikh Ibn ‘Utsaimin berkata: “Bila seseorang belum menikah, yaitu seorang wanita di dunia ini, maka sesungguhnya Allah SWT akan menikahkan dengan pria yang ia sukai di surga. Kenikmatan surga tidak hanya khusus untuk kaum pria, akan tetapi wanita. Termasuk bentuk kenikmatan (surga) adalah perkawinan.”(Al-Majmu’ al-Tsamin).

Masih menurut Syeikh Ibnu‘Utsaimin, wanita yang belum menikah atau suaminya tidak termasuk ahli surga, maka sesungguhnya bila ia masuk surga, di sana akan ada pria ahli surga yang akan memperisterinya.

Pria ahli surga lebih afdhal (utama) dari bidadari. Pria yang paling baik ada di antara pria ahli surga. Bila seorang wanita di dunia mempunyai dua suami atau lebih, ia diberi pilihan untuk memilih di antara keduanya dan ia akan memilih yang paling baik (Fatawa wa Durusul Haramil Makki/Fatwa-Fatwa Kontemporer Ulama Ahlussunnah).

Dalam hadits riwayat Thabrany, Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Saw, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Rasul menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu ia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (HR. Thabrany).

ALLAH SWT akan memberikan imbalan bagi pria dan wanita yang beriman dan beramal saleh.

”Sesungguhnya Alloh tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan” (QS: Al Imran: 195).

”Dan barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” (QS. An-Nahl: 97)

”Dan barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang beriman, mereka itu akan masuk surga” (QS. An-Nisa’: 124).

”Sesungguhnya laki- laki dan perempuan muslim laki-laki dan perempuan yang beriman …hingga…Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al Ahzab: 35)

“Mereka laki-laki dan perempuan, masuk surga bersama-sama, ‘Mereka dan isteri-isteri mereka terdapat di tempat yang teduh” (QS: Yasiin: 56).

”Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri isteri kamu digembirakan” (QS: Al Zuhruf: 70)

Allah SWT akan menciptakan kembali perempuan yang sudah tua menjadi bidadari dan membuat mereka perawan.

”Sesungguhnya kami menciptakan mereka (para bidadari) dengan penciptaan yang khusus dan kami jadikan mereka perawan” (QS: Al Waqiah: 35-36). Wallahu a’lam. (Abu Faiz, dari berbagai sumber).*

(http://ddhongkong.org/2011/05/di-surga-pria-mendapatkan-bidadari-wanita-dapatkan-apa/)

Selasa, 12 April 2011

‘Ainul Mardhiyah, Bidadari Tercantik untuk Mujahid Fillah


‘Ainul Mardhiyah adalah nama seorang bidadari paling cantik di surga. Secara harfiyah, ‘Ainul Mardiyah adalah “mata yang diridhai” atau “mata yang disukai”.

Grup nasyid asal Malaysia, You and I See (Unic) menyebutnya sebagai “pembakar semangat perwira yang rela berkorban demi agama, jadi taruhan berjuta pemuda yang bakal dinobat sebagai syuhada”.

Diceritakan dalam suatu kisah yang dipaparkan Al-Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid:

Suatu hari ketika kami sedang bersiap berangkat perang. Aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At-Taubah:111: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”

Selesai ayat itu dibaca, seorang remaja berusia sekitar 15 tahun bangkit dari tempat duduknya. Anak muda ini anak orang kaya. Ia baru saja mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?”

“Ya, benar, anak muda!” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan surga.”

Anak muda itu lalu mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan jihad fi sabilillah. Hanya kuda dan pedangnya yang tidak disedekahkan.

Ketika pasukan akan segera berangkat, anak muda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.

Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak: ”Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah…!” Kami menduga ia mulai ragu dan pikirannya kacau. Kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu.

Ia menjawab: “Tadi sewaktu aku sedang mengantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: “Pergilah kepada ‘Ainul Mardiyah.” Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan di pinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan indah. Manakala melihat kedatanganku, mereka bergembira seraya berkata: “Inilah suami ‘Ainul Mardhiyah…”

“Assalamu’alaikum” kataku bersalam kepada mereka. “Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku dan berkata: “Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu!”

Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.

Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: “Hai ‘Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang …!”

Ketika aku dipersilakan masuk, kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: “Bersabarlah, kamu belum diizinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu.”

Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: “Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid! Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama”.

Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran, aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka di tubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.

(Sumber: Irsyadul ‘Ibad Ila Sabilir Rosyad lisy Syaikh Zainuddin bin Abdul Azizi bin Zainuddin al-Malibari. Terjemah: H. Salim Bahreisy ).*

Senin, 04 April 2011

KALAU BESOK MATI, apa yang akan kita bawa?


Malam mulai naik, aku masih bergulir di atas sepeda motor xeon...., badan mulai merasakan udara dingin merayap di sekujur tubuh. Macet masih mewarnai hari ku tuk berjuang menuju rumah. Hingga lelah yang telah mengantarku sampai di depan pintu rumah.

Malam mulai naik, berteman dengan secangkir teh manis hangat.....ku berharap bisa mengusir dingin yang sampai saat ini masih kurasakan. Aku mencoba meraih buku yang baru ku beli di Bandung, tepatnya di Masjid Kantor Telkom Jl. Japati Bandung. Adapun buku tersebut berjudul: “Bagaimana Jika Malam Ini MAUT Menjemputmu?”

Aku mencoba menyusuri, menyelami dan mencari makna dari buku tersebut.

Saudaraku,

Betapa banyak orang yang gamang menghadapi hari tua. Takut tak memiliki harta yang cukup saat tubuh tak lagi kuat bekerja. Takut kebutuhan hidup tak terpenuhi saat pendapatan tak lagi ada.

Maka, kasak-kusuk orang mencari solusi mengatasi kegamangan ini. Tak heran bila kemudian begitu banyak yang berminat menjadi pegawai negeri sipil. Alasannya, biar gaji kecil dibandingkan pegawai swasta, tapi pegawai negeri sipil lebih menjamin masa tua.

Para pegawai swasta pun tak mati asa. Mereka ikut asuransi hari tua. Mereka rela pendapatannya dipotong setiap bulan.

Begitu juga mereka yang tak akrab dengan asuransi, memilih untuk mengumpulkan sendiri rupiah demi rupiah di pundi-pundi mereka.

Alangkah piciknya kita jika hanya sibuk mempersiapkan diri sebatas hari tua saja! Padahal, setelah hari tua, ada masa yang jauh lebih penting untuk kita persiapkan bekalnya. Masa setelah kematian menjemput kita.

Masa ini jauh lebih lama ketimbang masa tua kita. Jika tak kupersiapkan dengan matang, maka penderitaan yang sungguh tak tertahankan bakal menanti kita. Sebaliknya, jika persiapkan dengan matang, maka kebahagiaan yang sungguh tak terbayangkan bakal menyambut kita.

Sayangnya, banyak diantara kita yang lebih merasa gamang menghadapi masa tua ketimbang masa ini. Banyak diantara kita yang lalai, seolah-olah masa ini masih lama. Padahal, masa ini bisa terjadi jauh-jauh hari sebelum masa tua tiba. Bahkan ia bisa datang, saat kita berada diusia “emas”.

Jadi,sebelum tiba masa dimana nafas sudah tersekat ditenggorokan, lekas kumpulkan bekal. Mumpung sekarang belum terlambat.

Saudaraku,

Konsistensi dalam perjalanan menuju Allah SWT inilah yang disebut jalan takwa. Orang yang istiqomah di jalan ini adalah mereka yang telah membekali dirinya dengan sebaik-baik bekal. Tidak ada bekal yang lebih baik dan lebih utama dibandingkan dengan bekal takwa. Allah SWT berfirman:

“Berbekallah, dan sesunguhnya sebaik=baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS Al-Baqara:197).

Boleh saja kita bekerja siang malam untuk menafkahi keluarga, tapi ingat bahwa semua harta yang kita hasilkan, tak sedikitpun yang kita bawa kecuali sebatas kain kafan saja. Harta kita tidak bisa menyelamatkan kita. Istri dan anak-anak kita tidak ada yang akan setia menemani kita sampai liang lahat.

Yang bisa menyelamtkan kita dan menmai kita ketika di liang lahad, ketika di alm barzah, dan ketika di alam akhirat, adalah amal kita sendiri. Jika amal kita baik, insya Allah kita akan menemui Allah SWT dengan wajah berseri-seri dan bahagia. Sebaliknya, jika amal kita buruk, kita akan menemui-Nya dengan wajah muram dan penuh ketakutan.

Saudaraku,

Setiap kali Rasulullah SAW menjelang tidur, beliau lebih dahulu meyakini bahwa tidur adalah saudara kematian. Jika Allah SWT menghendaki, Dia tidak akan mengembalikan ruh itu ke dalam jasad kita.

Maka beliau mengajarkan, menjelang tidur kita hendaknya melakukan berbagai persiapan sebagaimana dilakukan oleh orang yang akn menghadapi kematian. Kita diperintahkan untuk berwudhu. Kemudian melakukan shalat 2 rakaat, pergi ke pembaringan, dan melantunkan doa berikut, “Ya Allah kuserahkan segenap urusanku kepada-Mu. Dan kuhadapkan wajahku kepada-Mu. Dan kuserahkan segala urusanku kepada-Mu. Dan kusandarkan punggungku hanya kepada-Mu. Dengan penuh harapan dan ridha-Mu. Tidak ada tempat kembali, juga tidak ada tempat menemukan keselamatan dari siksa-Mu, kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan. Dan kepada Rasul-Mu yang telah Engkau utus. Jadikanlah kalimat-kalimat sebagai ucapan terakhir.”

Maka ketika kita terbangun, kita disunahkan mengucapkan doa, “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah ia mematikan kami dan kepada-Nya kelak kembali.”

Dalam kehidupan sehari-hari, umur kematian dan hari akhirat sejatinya menggugah kesadaran kita tentang sempitnya waktu di dunia. Sehingga dorongan untuk berbuat jahat menjadi lemah. Sedangkan motivasi untuk mencari bekal ke akhirat menjadi lebih kuat.

Saudaraku,

Yuk...kita tebarkan kebaikan untuk bekal kita ke akhirat kelak,

Tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT......

Nabi Adam AS hanya makan buah larangan, harus bertobat selama 40 tahun. Bagaimana dengan dosa kita yang menumpuk, sementara amal sholeh kita belum tentu diterima?

Subhanallah..............