Jumat, 21 Januari 2011

KETIKA USIAPUN TERLEPAS SATU TAHUN


Masa lalu, masa kecil, masa dewasa, masa dimana aku harus meninggalkan sanak saudara di kampung halaman.

Perantauan yang telah begitu banyak melukiskan karakter dalam diri ini,

bagaimana aku harus berjuang bertahan hidup di ibukota dengan berjualan koran,

bagaimana rasa pegal yang kunikmati karena harus berjalan kaki hanya untuk mencari pekerjaan, bagaimana aku harus saling berbagi dengan para gelandangan walau hanya segelas air mineral.......

Kini.......

Waktu telah bergulir dengan cepatnya,

Tak terasa Allah telah memberikan tanda-tanda akan semakin dekatnya perjalanan hidup menuju kepada pekuburan,

Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan tahun pun berganti tahun,

yang pada akhirnya usiapun semakin tahun semakin berkurang,

Saudaraku,

Ada salah satu firman Allah SWT yang selalu memberikan motivasi agar aku selalu memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya, yaitu QS. Al-‘Ashar [103]: 1-3.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Imam Ja’far bin Muhammad as-Shadiq memberi nasihat: “Siapapun yang akhir dari dua hari yang dilewatinya buruk, maka ia adalah orang yang terkutuk! Siapapun yang tak melihat adanya pertambahan kebaikan dalam dirinya, maka ia adalah orang yang berkekurangan. Dan siapapun yang dirinya berkekukarangan, maka kematian lebih baik baginya dari pada kehidupan.”

Itulah sebuah nasihat yng harus kita hayati dengan dalam, terlebih ketika hari-hari yang kita lewati tak jua menambah kesadaran untuk merubah diri. Waktu demi waktu terus bergulir, tetapi rentetan perjalanan hidup yang kita jalani hingga hari ini selalu menorehkan keburukan. Sungguh, terkadang kita memang sering tak tahu berterima kasih.

Saudaraku,

Bingkai kehidupan yang kita jalani selalu pasang surut, beralih pada sebuah keadaan ke keadaan yang lain. Ada kenikmatan yang kita rasakan, ada kesengsaraan yang pernah kita dapatkan, ada ketaatan yang datang menjelang, dan ada kemaksiatan yang terkadang kita lakukan. Pada empat keadaan inilah ada kewajiban hamba untuk Allah.

Yang Pertama, bagi kita yang mendapatkan kenikmatan, kewajiban kita harus bersyukur kepada-Nya. Kedua, bagi yang berada dalam kesengsaraan, berkewajiban untuk bersabar dan ridha terhadap ketetapan-Nya. Ketiga, bagi yang sedang berada dalam ketaatan, berharaplah selalu kepada-Nya agar kebajikan, hidayah dan taufiq selalu tertanam dalam jiwa. Keempat, bagi yang berada dalam kemaksiatan, berkewajiban selalu memohon ampunan, bertobat atas kesalahan agar tersucikan segala kotoran, agar termaafkan segala kemaksiatan.

Saudaraku,

Waktu adalah peluang untuk meraih kesempatan dalam menggapai cita-cita. Sekali kita tinggalkan waktu, saat itu juga kita tidak dapat mengejarnya lagi walaupun sedetik. Hilang kesempatan timbul kekecewaan, karena didalam waktulah kita mendapat kebahagiaan dan kesengsaraan. Ketahuilah, perjalanan hidup manusia melaju dengan cepatnya menuju Allah SWT. Hendaklah kita selalu mengadakan perhitungan untung-rugi dari apa yang telah kita kerjakan. Sebab setiap gerak dari kehidupan kita tak satupun yang luput dari penglihatan Allah.

Saudaraku,

Di antara sekian banyak kenikmatan yang kita rasakan adalah nikmat umur. Betapa berharganya umur sehingga tidak dapat kita nilai dengan uang yang bertumpuk atau dengan emas yang berbungkal-bungkal.

Rasulullah mengingatkan kita tetang betapa pentingnya memahami persoalan ini. Beliau bersabda, “Belum lagi hilang jejak kaki seorang hamba pada hari kiamat , sehingga kepadanya telah diajukan empat pertanyaan, yaitu: tentang umurnya kemana dihabiskan, tentang tubuhnya untuk apa dipakainya, tentang ilmunya yang sudah diamalkan dengannya, dan tentang hartanya dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya.”

Saudaraku,

Semoga dapat menjadi ibroh buat kehidupan kita kedepan.

Sesungguhnya semakin bertambah umur kita setahun, semakin dekat kita kepada ajal.

Semakin dekat kepada ajal, semakin dekat pula kita ke liang kubur.

(tuk, muhassabah saat usiaku akan berkurang satu tahun lagi)

Jumat, 14 Januari 2011

KETIKA KUSADARI AKAN KEKHILAFAN DIRI


Perjalanan hidup dalam menuju tempat kerja terkadang dipenuhi denga berbagai peristiwa yang dapat memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam hidup ku.

Hari ini aku menggunakan KRL Bekasi Ekspress, biasa lah nggak aneh kalau aku tidak dapat tempat duduk alias berdiri. Karena aku paling enggan untuk berebut, aku takut kalau dengan meraih tempat duduk itu ternyata ada orang yang merasa terzhalimi.....entah kena sikut atau terdorong.

Subhanallah. Semoga kekhilafan seperti itu akan semakin menyadarkan kita semua.

Saudaraku,

Kita jadi teringat firman Allah SWT (QS. Al-Hasyr [59]:18) “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ketika cahaya kesadaran datang menghampiri, terasa begitu dalam sesal yang menggumpal di dalam hati. Teringat lembaran masa lalu yang kelam tentang orang-orang yang pernah kita sakiti, tentang perilaku diri yang begitu sering melakukan kekhilafan, tentang bakti kita kepada kedua orang tua yang mungkin belum kita sempurnakan, tentang cela dan aib diri yang mungkin belum sempat kita mohonkan ampunan. Dan tentang seluruh perjalanan hidup yang hanya diselimuti oleh dunia dan kebencian. Telah begitu panjang perjalanan yang kita lalui, tanpa kita sadari, telah begitu banyak kita menorehkan tinta hitam dalam sejarah kehidupan kita.

Sungguh, kalaulah kita mau jujur terhadap diri ini, betapa sedikit ketaatan kita kepada-Nya dan begitu sering kita khianati segala kenikmatan yang diberikan-Nya. Tampaknya, kita harus bertanya kepada diri ini, mengapa hati begitu keras membatu, hingga kebenaran tak jua meyatu. Mengapa diri ini begitu bodoh dan tak jua menyadari, padahal begitu nampak di depan kita hamparan ke Maha Besar-an Allah yang tak tertandingi oleh apapun. Rasanya tak pantas kita mengharapkan ampunan, rasanya tak pantas kita menjadi hamba pilihan, karena segala perintah dan larangan tak jua tergerak untuk kita laksanakan.

Ketahuilah, setiap tapak kaki kita yang tertinggal sesungguhnya adalah saksi dari perjalanan hari-hari. Hanya orang yang bodoh yang membiarkan hari-harinya tersia-siakan dengan kebathilan, hanya orang yang jahil yang membiarkan waktu hidupnya tercampakkan dengan kelengahan dan merugilah keduanya karena kesempatan yang diberikan Allah tak dimanfaatkan untuk kebaikan.

Kita sering mengira bahwa kita telah banyak melakukan kebaikan. Tetapi ternyata semua itu hanyalah fatamorgana. Nampak begitu baik dalam persangkaan, ternyata begitu buruk dalam pandangan Allah. Mengapa demikian? Karena ketaatan yang kita kerjakan hanyalah sebatas menginginkan pujian dan kebaikan yang kita tunjukkan tidak diiringi dengan keikhlasan.

Renungkanlah nasihat Umar bin Khathab, “Hisablah diri kalian seblum dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk pertunjukan yang agung (hari kiamat)! Di hari itu kalian dihadapkan kepada pemeriksaan. Tiada yang tersembunyi dari amal perbuatan kita barang satupun.”

Saudaraku, marilah kita bangun sesuatu yang telah kita robohkan, bersihkan aqidah kita yang telah tercemar dengan kemusyrikan. Jernihkan niat dan tekad yang telah kita keruhkan dengan ketidakikhlasan. Manfaatkan kesempatan hidup ini selagi masih terbuka pintu harapan. Bukalah gerbang kesadaran agar tersibak pintu rahmat dan ampunan.

Berbuat baiklah selagi masih punya esempatan dan bertobatlah kepada Allah sebelum ajl datang menjelang. Tegurlah hati kita yang sedang terlena, agar tidak atuh terjerat oleh rayuan dunia yang fana. Tegurlah jiwa kita yang gelisah dan goyah agar tetap menjadi hamba yang mulia. Sadarilah, terkadang jiwa kita selalu cenderung pada kelezatan yang sesaat, maka didiklah ia dengan baik agar selalu taat. Temukan jalan kita di antara sekian banyak jalan yang telah membelokkan tujuan hidup kita. Mohonlah selalu hanya kepada Allah agar ditetapkan iman dan Islam kita, sebab itulah jalan yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat.

Saudaraku,

Temukan jalan kita dengan berusaha memahami siapa, dari mana dan mau kemana kita hidup?

Ajukan pertanyaan ini kepada batin kita dengan khusuk, insya Allah kita akan menemukan jawaban itu dengan kejernihan pikiran.

Mau kan.......!!!????

Rabu, 05 Januari 2011

Tahun Baru Kabar Baru



Sore itu....usai menunaikan ibadah sholat ashar, kulihat ada beberapa kali telepon yang masuk ke hp ku......maklum setiap kali sholat aku selalu meninggalkan hp di laci tempat kerjaku.

Salah satu sms yang masuk kulihat begitu lucu bahasanya :


hidup hanya sebentar

sebentar senang

sebentar sedih

sebentar bokek

sebentar banyak duit

sebentar nangis

sebentar ketawa

Eh, sebentar lagi ganti tahun

Met tahun baru ya...


Ditahun baru 2011 marilah kita untuk mencoba belajar dari kegagalan, kekurangan dan kekeliruan di tahun 2010. Semua yang terjadi pada tahun sebelumnya harus kita jadikan pelajaran dan peringatan. Agar kita benar-benar bisa menghayati makna tahun baru ini dan memperbaiki serta menyempurnakan apa yang telah kita lakukan.


Namun, sudahkah kita memahami apa makna tahun baru itu, dan jika yang terjadi tahun 2010 masih terjadi juga di tahun 2011 ini, jika keteledoran masih tetap kita lakukan, maka tidak ada gunanya kita merasakannya.


Selamat tahun baru 2011. Yuk kita lepas tahun 2010 dengan penuh optimisme untuk menyongsong tahun yang lebih baik, lebih bahagia dan lebih semangat.