Kamis, 17 Maret 2011

InDaHnYa SAKIT, NiKmAtnYa SEHAT


Hujan sore itu masih setia menemaniku. Yang sejak pagi tadi, masih didera sakit radang tenggorokan, badan menjadi demam tinggi...panas....menggigil dan kepala terasa pening.

Akhir-akhir ini kondisi tubuhku begitu rentan, padahal aku sudah mencoba mengkonsumsi sesuatu yang menurutku bermanfaat buat tubuhku seperti madu dan jintan hitam. Ya Allah aku ikhlas akan sakitku ini.

Sehat dan sakit adalah dua kondisi yang silih berganti dan dialami hampir oleh seluruh manusia dimuka bumi ini. Nyaris tiada orang yang hidup tanpa pernah merasa sakit, betapapun manusia menginginkannya. Baik yang mukmin maupun yang kafir, yang kaya maupun yang miskin. Tak ada yang kebal dari sakit. Yang berbeda adalah cara menyikapi masing-masing kondisi.

Saudaraku,

Allah Swt berfirman didalam surat At-Taghaabun:11 yang artinya: “Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Bagi orang mukmin sehat adalah nikmat dunia yang teramat besar. Kenikmatan semakin besar dengan tambahan rasa syukur yang sejatinya lebih besar dari nikmat sehat itu sendiri. Jika sehat merupakan nikmat, sakit bukan berarti laknat bagi seorang mukmin. Sakit merupakan ujian yang membuka peluang selaksa kebaikan dan menghapus ribuan dosa dan kesalahan.

Saudaraku,

Rasulullah saw bersabda:

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu karenanya, yakni kesehatan dan waktu luang.”

Kenapa kok bisa tertipu....?! Karena manusia tidak dapat mengambil manfaat dari kesehatan dan waktu luangnya untuk melaksanakan aktivitas menebarkan amal baiknya yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Swt dan kampung akhirat.

Jika engkau ingin mengetahui seberapa berharganya sehat wal’afiat, maka perbanyaklah mengunjungi orang-orang yang sakit, baik dirumah maupun di rumah sakit. Dan karena itulah ada yang mengatakan bahwa “kesehatan adalah mahkota yang berada di atas kepala orang-orang yang sehat yang hanya diketahui oleh orang yang sakit”.

Berapa banyak orang sakit yang berangan-angan melangkahkan kedua kakinya untuk melaksanakan shalat wajib berjama’ah, bershilaturrahim dan mengurangi saudaranya.....namun ia tak mampu melakukannya!!!

Berapa banyak orang sakit yang terputus hubungan dari manusia, sehingga ia tidak bisa bercengkerama dengan mereka, ia berangan-angan bisa mendengarkan Al-Qur’an dan lantunan ayat-ayat-Nya, tapi ia tak mampu melakukannya!!

Saudaraku,

Lupakah Anda kepada mereka?! Takutlah kepada Allah Ta’ala disaat Anda dalam kondisi sehat wal ‘afiat.

Dan bersyukurlah kepada Allah Ta’ala atas nikmat kedua kakimu serta gunakanlah keduanya hanya untuk untuk pulang pergi ke masjid dan untuk setiap kebaikan.

Bersyukurlah kepada Allah Ta’ala atas nikmat lisan, gunakanlah untuk banyak membaca Al-Qur’an.

Bersyukurlah kepada Allah Ta’ala atas nikmat pendengaran, jagalah jangan sampai mendengar lagu dan musik.

Bersyukurlah atas nikmat kedua mata, jangan gunakan untuk melihat wanita-wanita di layar-layar kaca, dimajalah-majalah dan di pasar-pasar. Ingatlah bahwa Allah Ta’ala adalah Maha Melihat. Padahal Allah telah menyuruhmu untuk menahan pandangan.

Allah Ta’ala berfirman:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah suci bagi merka.” (QS. An-Nuur:30).

Ini semua adalah makna syukur atas nikmat yang begitu besar yang diberikan Allah Ta’ala kepada kita.

Saudaraku,

Kenapa sakit itu ku sebut nikmat?

Ingatlah sabda Rasulullah saw: ”Tidaklah menimpa seorang muslim, baik itu suatau kepayahan, sakit menahun, kegundahan, kesedihan, kesakitan, kecemasan atau yang hanya sekedar tertusuk duri, melainkan dengan semua itu Allah Ta’ala akan menghapus dosa-dosanya.” (HR. Al-Bukhari).

Suatu ketika Nabi saw pernah menemui Ummu Saa’ib, lalu beliau saw bersabda: “Apa yang menimpamu wahai ummu Saa’ib sehingga engkau menggigil seperti ini?” Ummu Saa’ib menjawab “Disebabkan demam tinggi, tidak ada kebaikan dari Allah Ta’ala padanya”. Rasulullah saw bersabda: “Janganlah engkau mencela penyakit demam! Karena sesungguhnya demam itu menghilangkan kesalahan (dosa) anak Adam (manusia) sebagaimana ubupan (alat peniup api yang dipakai tukang besi) menghilangkan karat besi”. (HR. Muslim)

Kemudian akan terus mendapatkan pahala amal shalih yang ia selalu giat melakukannya di kala sehat. Sebagaimana Nabi saw telah memberikan kabar gembira tersebut dalam haditsnya Abu Musa Al-Asy’ary ra. “Jika seorang hamba tertimpa sakit atau sedang melakukan perjalanan (safar), maka Allah Ta’ala akan menetapkan dan menulis baginya pahala sebagaimana ketika dilakukan saat dia mukmin (tidak safar) dan sehat.” (HR. Al-Bukhari).

Dekatnya Allah Ta’ala dengan orang yang sakit. Diriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsy, bahwa Allah Ta’ala berfirman: “Anak Adam si Fulan adalah hamba-Ku yang sedang sakit namun engkau tidak menjenguknya. Adapun jika engkau menjenguknya, pastilah engkau dapati Aku ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Bertambahnya pahala pada hari kiamat. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang yang sehat amat menginginkan nanti pada hari kiamat ketika orang-orang yang mendapat musibah diberi pahala, seandainya kulit mereka dipukul ketika di dunia dengan pemukul sehingga terkelupas.” (HR. At-Tarmidzi).

Sebagai sebab masuk jannah (dengan izin Allah Ta’ala). Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra, bahwa dia berkata kepada salah seorang shahabatnya: “Maukah aku tunjukkan tentang seorang wanita penduduk jannah?” Dijawab: “Ya”.

Ibnu Abbas berkata: “Wanita tersebut adalah seorang wanita berkulit hitam, yang datang kepada Nabi saw, lalu ia berkata: “Ya Rasulullah, aku terkena penyakit ayan, dan pakaianku tersingkap ketika penyakitku kambuh, maka doa’akanlah kesembuhan untukku wahai Rasulullah!” Beliau Saw bersabda: “Jika engkau mau bersabar maka bagimu jannah, dan jika engkau mau akan aku do’akan kesembuhan untukmu”. Wanita tersebut menjawab: “Aku bersabar wahai Rasulullah, tapi pakaianku tersingkap ketika aku kambuh, maka doa’akanlah agar pakaianku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah saw mendo’akan untuknya.” (HR. Al-Bukhari).

Ya Allah, Jadikanlah kami semua termasuk orang-orang yang apabila diberi bersyukur, apabila diuji bersabar dan apabila berdosa meminta ampun.

Semoga kita mampu berbuat ikhlas dan bersabar saat musibah menimpa. Amin


Rabu, 02 Maret 2011

BAPAK, Aku Kangen.........


Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Bapaknya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Bapaknya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk- bungkuk , disertai suara batuk-batuknya.
Anak wanita itu bertanya
pada Bapaknya: Bapak , mengapa wajah Bapak kian berkerut-merut dengan badan Bapak yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Bapaknya sedang santai di beranda. Bapaknya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Bapaknya.
Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti."
Dengan kerut-kening karena jawaban Bapaknya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Bapaknya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak
wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Bapaknya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Bapaknya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah bapak menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Bapak menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?" Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."
Hanya itu jawaban Sang Bunda. Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran. Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.
Di dalam mimpi
itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.
Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu
rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini. "Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting
tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya."

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat
dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan
membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya."

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang
demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk
memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi." "Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki- laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat." Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Bapaknya yang sedang berdoa, ketika Bapaknya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Bapaknya. " AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, BAPAK."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Bapak... With Love to All Father

Saudaraku,
Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat mencintai dan menyayangi Bapaknya & Dan Mencintai Kita Sebagai Seorang Bapak.

Selasa, 01 Maret 2011

Begitu Besar Cinta & Kasih Sayang Seorang Ibu Kepada Kita



Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata: “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sendokku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek”———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidak haus!”———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”———- KEBOHONGAN IBU YANGKELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya uang”———- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa”———- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan”———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk selama lamanya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh
dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu …!”
Coba kita fikir, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita?
Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita?Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita?
Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum?
Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum?

Apakah ini benar? Kalau ya, mari kita renungkan kembali ….
Disaat kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.