Senin, 26 Januari 2009

Telepon Rindu

(teruntuk seorang gadis dibalik loket)

Terkenang akan dikau
dan kujadikan satu kata
Kata itu mulai bernafas
Seekor burung terbang ke dalam matamu
sewaktu kunukili matamu
Terkenang akan dikau dan
kusimpan dikau dalam sebutir benih
Benih itu mulai tumbuh, berkembang
Kulihat kau menggetar ibarat seekor rusa
sewaktu bintang-bintang terbang dari cinta
Terkenang akan dikau
dalam celoteh lewat sebuah telepon
Telepon itu ulai bernafas ................................

Jakarta, 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar