Jumat, 14 Januari 2011

KETIKA KUSADARI AKAN KEKHILAFAN DIRI


Perjalanan hidup dalam menuju tempat kerja terkadang dipenuhi denga berbagai peristiwa yang dapat memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam hidup ku.

Hari ini aku menggunakan KRL Bekasi Ekspress, biasa lah nggak aneh kalau aku tidak dapat tempat duduk alias berdiri. Karena aku paling enggan untuk berebut, aku takut kalau dengan meraih tempat duduk itu ternyata ada orang yang merasa terzhalimi.....entah kena sikut atau terdorong.

Subhanallah. Semoga kekhilafan seperti itu akan semakin menyadarkan kita semua.

Saudaraku,

Kita jadi teringat firman Allah SWT (QS. Al-Hasyr [59]:18) “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ketika cahaya kesadaran datang menghampiri, terasa begitu dalam sesal yang menggumpal di dalam hati. Teringat lembaran masa lalu yang kelam tentang orang-orang yang pernah kita sakiti, tentang perilaku diri yang begitu sering melakukan kekhilafan, tentang bakti kita kepada kedua orang tua yang mungkin belum kita sempurnakan, tentang cela dan aib diri yang mungkin belum sempat kita mohonkan ampunan. Dan tentang seluruh perjalanan hidup yang hanya diselimuti oleh dunia dan kebencian. Telah begitu panjang perjalanan yang kita lalui, tanpa kita sadari, telah begitu banyak kita menorehkan tinta hitam dalam sejarah kehidupan kita.

Sungguh, kalaulah kita mau jujur terhadap diri ini, betapa sedikit ketaatan kita kepada-Nya dan begitu sering kita khianati segala kenikmatan yang diberikan-Nya. Tampaknya, kita harus bertanya kepada diri ini, mengapa hati begitu keras membatu, hingga kebenaran tak jua meyatu. Mengapa diri ini begitu bodoh dan tak jua menyadari, padahal begitu nampak di depan kita hamparan ke Maha Besar-an Allah yang tak tertandingi oleh apapun. Rasanya tak pantas kita mengharapkan ampunan, rasanya tak pantas kita menjadi hamba pilihan, karena segala perintah dan larangan tak jua tergerak untuk kita laksanakan.

Ketahuilah, setiap tapak kaki kita yang tertinggal sesungguhnya adalah saksi dari perjalanan hari-hari. Hanya orang yang bodoh yang membiarkan hari-harinya tersia-siakan dengan kebathilan, hanya orang yang jahil yang membiarkan waktu hidupnya tercampakkan dengan kelengahan dan merugilah keduanya karena kesempatan yang diberikan Allah tak dimanfaatkan untuk kebaikan.

Kita sering mengira bahwa kita telah banyak melakukan kebaikan. Tetapi ternyata semua itu hanyalah fatamorgana. Nampak begitu baik dalam persangkaan, ternyata begitu buruk dalam pandangan Allah. Mengapa demikian? Karena ketaatan yang kita kerjakan hanyalah sebatas menginginkan pujian dan kebaikan yang kita tunjukkan tidak diiringi dengan keikhlasan.

Renungkanlah nasihat Umar bin Khathab, “Hisablah diri kalian seblum dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk pertunjukan yang agung (hari kiamat)! Di hari itu kalian dihadapkan kepada pemeriksaan. Tiada yang tersembunyi dari amal perbuatan kita barang satupun.”

Saudaraku, marilah kita bangun sesuatu yang telah kita robohkan, bersihkan aqidah kita yang telah tercemar dengan kemusyrikan. Jernihkan niat dan tekad yang telah kita keruhkan dengan ketidakikhlasan. Manfaatkan kesempatan hidup ini selagi masih terbuka pintu harapan. Bukalah gerbang kesadaran agar tersibak pintu rahmat dan ampunan.

Berbuat baiklah selagi masih punya esempatan dan bertobatlah kepada Allah sebelum ajl datang menjelang. Tegurlah hati kita yang sedang terlena, agar tidak atuh terjerat oleh rayuan dunia yang fana. Tegurlah jiwa kita yang gelisah dan goyah agar tetap menjadi hamba yang mulia. Sadarilah, terkadang jiwa kita selalu cenderung pada kelezatan yang sesaat, maka didiklah ia dengan baik agar selalu taat. Temukan jalan kita di antara sekian banyak jalan yang telah membelokkan tujuan hidup kita. Mohonlah selalu hanya kepada Allah agar ditetapkan iman dan Islam kita, sebab itulah jalan yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat.

Saudaraku,

Temukan jalan kita dengan berusaha memahami siapa, dari mana dan mau kemana kita hidup?

Ajukan pertanyaan ini kepada batin kita dengan khusuk, insya Allah kita akan menemukan jawaban itu dengan kejernihan pikiran.

Mau kan.......!!!????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar