Selasa, 22 Februari 2011

UCAPANMU SODAQOHMU


Tak terasa waktu sudah hampir tengah malam, suara merdunya Maher Zain lewat tembangnya “Insya Allah” tengah menemani perbincanganku dengan teman lamaku.

Biasa, saat kita ngobrol pasti nggak lepas dari perbincangan tentang agama....maklum sebagai pejuang dakwah pasti hal seperti itulah yang harus dikedepankan.

Lantas dari obrolan tersebut, aku mencoba mengambil benang merahnya lewat tulisan ini,

Bahwa interaksi antar individu didalam masyarakat selaku makhluk sosial dituangkan dalam komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dapat dimengerti oleh lawan bicara sehingga yang bersangkutan menerima atau mendapatkan materi dari pembicaraan. Komunikasi yang efisien dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan. Pemilihan bahasa yang dapat dimengerti oleh lawan bicara akan efisien karena hal ini tidak akan memerlukan waktu yang lama dalam melakukan pembicaraan.

Singkatnya, berkomunikasilah yang benar agar efektif dan berkomunikasilah dengan benar agar efisien dalam berkomunikasi. Do the right thing and Do the think right!.

Saudaraku,

Semoga, kita sebagai muslim yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ibadah akan senantiasa melakukan komunikasi yang baik dan dengan baik. Paling tidak, kita berkomunikasi yang baik-baik terlebih dahulu. Bukankah yang baik-baik adalah sesuatu yang dicintai Allah? Untuk selanjutnya, agar sesuatu yang baik itu dapat efektif disampaikan, barulah kita belajar berkomunikasi dengan baik.

Dalam berkomunikasi sehari-hari, secara sadar kita melakukannya. Dituntut dari kejadiannya, komunikasi dapat terjadi secara spontan atau dengan pemikiran terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena ada komunikasi yang tiba-tiba terjadi.

Misalnya, ada tetangga yang tiba-tiba bertanya kepada kita yang sedang melewati depan rumahnya. “Pak Bambang mau kemana?” tanya seorang tetangga. “Mau ke kantor Pak? Mari.........” Jawab Pak Bambang kemudian.

Sapaan Pak Bambang tidak salah. Namun coba Anda bandingkan apabila Pak Bambang mengucapkan salam terlebih dahulu. “Assalamu’alaikum.......” Ucapan ini adalah ucapan yang agung karena mengandung doa di dalamnya. Maka, marilah kita muliakan hidup ini dengan selalu menyebut Asma Allah. Begitu indah dan barokahnya apabila bertutur kata dapat selalu ingat kepada Sang Khalik.

Kata-kata yang meluncur lewat mulut yang tidak bersahaja sering kita dengar di kehidupan sehari-hari. Komentar-komentar dan anggapan subjektif yang tidak bertanggung jawab sering pula kita dengar. Celetukan sampai paparan argumen yang panjang sehingga lama dalam pembacaannya akan membutuhkan pertanggungjawaban. Satu kata sampai ribuan hingga jutaan kata yang Anda sampaikan adalah sesuatu yang benar. Namun, dalam penyampaian sesuatu yang benar maka Anda juga harus pula dengan cara yang benar.

Saudarku,

Masih ingatkah pada kata GHIBAH?

Ini juga sangat erat hubungannya dengan lidah dan ucapan kita. Ghibah dalam bahasa gaulnya adalah “Ngomongin Orang”, yaitu membicarakan keburukan atau ‘aib saudarmu ketika tidak ada di sisimu. Allah telah melarangnya dan menyerupakannya dengan sesuatu yang sangat buruk.

Allah SWT berfirman : “Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujarat [49]: 12).

Nabi saw bersabda : “Tahukah kalian apakah ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu apa yang dia tidak suka (untuk disebutkan),” seseorang berkata, “Bagaimana jika pada saudaraku memang ada yang aku katakan itu, wahai Rasululloh? Beliau bersabda, “Jika pada saudaramu memang ada yang kau katakan itu maka sungguh engkau telah menghibahnya, dan jika pada saudaramu tidak ada yang engkau katakan itu, maka sungguh engkau telah menuduhnya.” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi).

Semoga kita senantiasa dihindari dari hal-hal buruk seperti ini, amin.

Saudaraku,

Bagi yang berada secara materi, sebagai muslim wajib memberikan nizab zakatnya. Bagi yang berilmu, wajib membagi keilmuannya. Bagaimana dengan yang tidak memiliki keduanya? Anda tidak perlu khawatir, saudaraku. Untaian kata sholeh dan penuh manfaat yang senantiasa Anda utarakan merupakan shodaqoh yang berat timbangannya.

Ketulusan Anda dalam menyampaikan sesuatu, keikhlasan Anda dalam menjlaskan ilmu dan semangat Anda dalam mentransfer informasi yang berfaedah merupakan ibadah yang mulia. Beruntunglah Anda yang menjadi motivator positif. Mulialah Anda yang telah menjadi Ustadz yang sholeh.

Investasi shodaqoh kata dapat kita bina dari usia dini. Dengan membiasakan berkata baik kepada anak-anak kita, merupakan salah satu membekali generasi penerus dengan kegiatan ibadah. Setiap gerak kehidupan dari manusia adalah ibadah. Islampun mengajarkan semuany untuk menuju kebaikan. Kebaikan ibadah tidak hanya kita tuai di dunia, namun akan abadi di akhirat kelak.

Saudaraku,

Dari shodaqoh kata yang kita berikan mulai dari usia dini, akan membiasakan anak-anak kita kepada hal-hal yang baik pula. Insya Allah,, dengan shodaqoh kata, akan menciptakan generasi Islam yang bertaqwa. Tak pelak lagi, kehidupan bernegara dan berbangsa akan menjadi sebuah kehidupan yang di cita-citakan oleh seluruh ummat di dunia. Subhanallah......, begitu besarnya dampak dari kata yang kita ucapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar