Sabtu, 04 September 2010

IMAN, Kunci Ketenangan Jiwa


Sore ini, udara masih terasa panasnya..............
sementara debu masih setia menerpaku walau kepalaku terbungkus helm,
aq hari ini berniat bersilaturrahim, dengan sahabat dan teman-temanku saat masih bujangan........ plus berbuka puasa bersama dilanjutkan dengan shalat taraweh di sekitar daerah Pondok Kelapa.
Perjalanan panjang yang masing-masing kami lakukan, ternyata membuahkan hasil yang berbeda dan tentunya itulah cermin dari sikap kita selama ini.
Semoga kenangan yang malam ini torehkan bisa menambah penghambaan kita kepada Allah SWT...Rabb sang Pencipta dan Penguasa Alam ini.

Saudaraku,
Ada secuil yang dapat kami ambil hikmahnya dalam perkoncoan ini,
Bahwa orang yang beriman diibaratkan sebuah gunung yang tegar.
Biarpun dunia disekeliling goncang, angin topan menerjang, petir bergemuruh, sungai meluap banjir, dan gelombang lautan menggunung, tetapi ia tetap tegar tidak bergeming, kokoh tidak tergoyahkan.
Ia menancapkan kakinya dihamparan pintu kekuasaan Allah, meletakkan tangannya dalam anugerah kasih sayang Allah, serta mempertautkan kehidupannya dengan Allah.
Dan slogan yang selalu di pegang oleh orang beriman adalah apa yang telah difirmankan Allah kepada Rasul-Nya: "Katakanlah: "sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal". (QS At Taubah : 51).

Saudaraku,
Orang yang tidak mempunyai keimanan yang benar akan selalu menderita kehampaan rohani dan selalu merasakan kesempitan diri. Tetapi orang yang beriman dengan benar hidupnya selalu diselimuti rasa aman dan kedamaian pikiran.
Apalagi hati yang dipenuhi oleh iman, maka seluruh indra, perasaan dan anggota tubuh bergerak untuk melakukan kebaikan dan amal shaleh. Dan setiap iman bertambah dalam hati, maka kekuatan kebaikanpun akan bertambah, lalu hati seorang mukminpun akan terasa lapang.
Kelapangan dada adalah buah dari sifat qona'ah. Lebih dari itu, iman merupakan kekuatan yang mampu menanamkan ketenangan dalam jiwa, rasa aman dan damai dalam hati.

Saudaraku,
Orang yang berbahagia adalah mereka yang bisa menerima (qonaah) kenyataan hidupnya, bisa menerima segala yang ada pada dirinya.
Akan tetapi percaya bahwa di balik kepahitan pasti ada kesejahteraan yang lebih lama. Seperti orang yang sedang minum obat, pahit dikala meminumnya, tetapi setelah di minum hadir kesehatan yang lebih lama dari rasa pahitnya.
Hidup dalam kesadaran akan betapa dekatnya Tuhan terhadap diri kita, bisa menghalau awan kegelisahan dan akan menghadirkan semangat hidup yang menggelora.
Kita tidak dapat hidup dalam kesadaran akan dekatnya Allah dan pergi kemana-mana dalam kemurungan dan kegelisahan. Bila kita yakin Allah selalu bersama kita

Saudaraku,
Marilah kita bersilaturrahim hanya karena Allah semata.
Marilah kita bersilaturrahim dengan hati yang ikhlas.
Marilah kita bersilaturrahim sambil menebar amal shaleh.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar