Selasa, 07 September 2010

MenaNgislah Untuk Perpisahan Ini


angin malam masih menerpaku hingga….saat sujud ku terakhir shalat taraweh.

angin malam masih mendinginkan seluruh tubuhku hingga….saat kening ku menempel di atas sajadah.

saat bibirku mengalunkan doa tuk panjatkan ke haribaan Rabb Sang Penguasa Alam Semesta, tak kuasa hingga air mataku menetes…………..

ku tak kuasa ,tuk berpisah dengan mu………….Ya Ramadhan


Saudaraku,

Apakah kita termasuk yang merindukan kehadiran bulan Ramadhan. Jika ya, inilah keindahan bulan yang kita sangat rindukan itu sedang bersama kita. Inilah detik demi detik waktu, kita lalui bersama. Inilah masa-masa bahagia, masa-masa semakin dekatnya jiwa bersama Allah, masa-masa kedamaian hati yang belum tentu kita temui saat ia tidak bersama kita lagi.


Saudaraku,

Hiruplah dalam-dalam udara malam-malamnya. Hiruplah dalam-dalam udara sahurnya. Kita kini sedang berada pada hari-hari perpisahan yang sangat memilukan. Perpisahan dengan bulan mulia yang telah hadir bersama seluruh keindahan dan keistimewaannya bersama kita. Perpisahan dengan bulan terindu yang keutamaannya tak dapat dikalahkan oleh apapun yang terindah dalam hidup.

Jika Rasulullah SAW bersabda, : "Barangsiapa melakukan satu ibadah sunnah dalam bulan Ramadhan, maka ia seperti orang yang melakukan ibadah wajib di bulan selain Ramadhan. Dan barang siapa yang melakukan ibadah wajib di bulan Ramadhan maka ia seperti orang yang melaksanakan 70 ibadah wajib di selain bulan Ramadhan.” (HR Ibnu Khuzaimah). Maka, berpisah dengan bulan ini berarti kita meninggalkan kesempatan meraih pahala kebaikan yang berlipat-lipat.


Jika Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan tatkala bertemu dengan Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). Maka, perpisahan dengan bulan ini, berarti terlewatinya dua momentum kegembiraan di kala buka puasa itu.

Jika Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Al Bukhari dan Muslim). Maka, perpisahan dengan bulan ini adalah hilangnya kesempatan kita untuk memperoleh ampunan Allah SWT terhadap dosa-dosa kita yang menggunung.


Saudaraku,

Jika Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu.” (HR Al Bukhari dan Muslim). Maka usainya kebersamaan kita dengan bulan Ramadhan adalah lenyapnya kesempatan kita untuk menunaikan sholat malam dengan jaminan pahala ampunan atas dosa dan kehilafan, yang kita sudah tenggelam didalamnya.


Jika Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang shalat taraweh bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, At tarmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah). Lalu bagaimana dengan kualitas ibadah shalat taraweh yang sudah kita lakukan? Perpisahan dengan bulan suci ini, berarti juga kita akan kehilangan pahala shalat taraweh. Kehilangan pahala semalam suntuk.


Saudaraku,

Jika para salafushalih, selama bulan ini berlomba memperbanyak membaca Al Qur’an. Malaikat Jibril memperdengarkan Al Qur’an kepada Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan, Utsman bin Affan menghatamkan Al Qur’an setiap hari pada bulan Ramadhan. Jika Imam Asy-Syafi’I menghatamkan Al Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan.


Saudaraku,

Jika mereka demikian tinggi semangat dan mujahadahnya membaca Al Qur’an di bulan Ramadhan. Bagaimana dengan ibadah membaca Al Qur’an yang kita lakukan? Bila Ramadhan berlalu, berarti kita pun kehilangan kesempatan agung untuk memperoleh barakah istimewa dari membaca Al Qur’an di bulan ini.

Jika Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS Al Qadr: 1-3).

Maka perginya bulan ini dari sisi kita, berarti terlewatinya kesempatan yang tak pernah terbayar dalam seluruh hidup kita sekalipun. Berarti, lenyapnya kesempatan kita memperoleh keberuntungan 1000 bulan yang sangat jauh lebih lama ketimbang usia kita sendiri.


Saudaraku,

Jangan sia-siakan detik detik perpisahan ini. Rasakan benar-benar kehadiran kita di sini, di bulan ini. Lantunkan dzikir, tilawah Al Qur’an, munajat, permohonan ampunan di sini.

Buang kepenatan, hilangkan rasa lelah. Hanya untuk hari-hari terakhir menjelang perpisahan dengan bulan penuh kemuliaan. Kejarlah segala yang terluput dari diri kita pada malam Lailatul Qadr.

Sekarang, saudaraku. Jangan tunda lagi.

Dan, menangislah. Karena kita pun harus berpisah dengan bulan ini.

Hanya harap dan pintaku pada Mu Ya Rabb,

semoga kami dipertemukan kembali dengan Ramadhan Mu tahun depan, amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar