Minggu, 14 Desember 2008

Renungan Buat Bojoku Yang Ber-Ulang Tahun



(Seperti biasa setiap keluargaku berulangtahun, maka tak ada lilin...tak ada lagu "happy birthday"...tak ada pesta, tak ada aktivitas sia-sia, hanya doa, muhassabah dan merenungkan tentang hidup yang telah terarungi dan yang akan dijelajah)

Istriku,
Derita adalah cobaan hidup kita yang setia mengayuh biduk rumah tangga
tuk berlayar di samudera kehidupan
tuk berlabuh di dermaga kebahagiaan


Istriku,
Kebahagiaan adalah buah dari kesabaran yang bergelayut di pohon rumah kita
tuk menghias altar kehidupan
tuk peneduh arus kehidupan

Istriku,
Hidup adalah perjalanan nan panjang, penuh goda, sandung dan sanjungan
tapi ingat istriku!
hidup tanpa doa dan perjuangan ibarat katak dalam tempurung
entah apa yang di cita-citakan


Istriku,
Kita sekarang berada ditengah-tengah laut kehidupan yang mengamuk
pangkalan tempat bertolak tak nampak
pelabuhan tempat bersauh masih jauh
awan hitam legam semakin menebal, gelap alam sekitar
kilat menjilatkan api, petirpun menyambar
angin nakal merobek mengoyak layar
gelombang datang perahu kita terlempar


Istriku, pegang erat-erat tali sentausa, tali penghubung kita dengan ALLAH SWT
Mengapa perahu tak laju terus, seakan putus daya bergumul melawan arus
Mari kita tilik diri, selidik dan periksa
Bocorkah atau terlalu berat muatan yang tiada guna
Disusudt perahu penuh bertumpuk dosa
Mari cepat-cepat kita ikat dengan tali tobat
Nah..perahu berenang maju, walau ombak berdebut di kalbu
Dapatkah kita capai pelabuhan abadan yang syahdu?

Berlombalah berlayar dijalan lurus
Lewat gemuruh laut kehidupan, tembusi seretan arus
Kembangkan terus layar keimanan sampai kebatas
Siapa selamatkan beroleh balas


Istriku,
Mari kita bercermin diri didepan kaca
begitulah bentuk diri, muka kita penuh luka
Apakah itu bisul-bisul kecil, atau barangkali jerawat?

Oh bukan, bukan itu istriku,
Coba kita lihat wajah orang yang rindu dendam pada Tuhan
Bagaimana antara kita dengan mereka?
Ah adalah perbedaan yang menyolok berjarak antara langit dan bumi

Mereka kurus kering merindukan Tuhannya
Tapi kita gemuk karena kenyang dosa
Andaikan kita bkuruspun, kurus termakan dosa pula

Yang selalu bergetar dalam hatinya, ialah ingatan pada-Nya selalu
Apakah lagi dalam menegakkan yang lima kali
Tapi kita walau dalam sujud yang tiada arti sekalipun
Senyum dunia terbayang jua


Di malam sepi mereka berbisik-bisik dengan Tuhannya lewat Tahajjud
Kita tenggelam kelam dalam dekapan selimut bersetan

Kerongkongan mereka basah selalu oleh kalimat-kalimat tauhid
Dada penuh berisi iman
Kerongkongan kita basah karena menghafal tembang "Laskar Pelangi"
Dada penuh berisi lagu


Bagaimana kalau kita ganti dengan lagu rindu?
Rindu pada Yang Satu
Pantas beribu doa terbang kelangit sudah, membawa segala harap dan pinta
Namun harapan tak kunjung jua
Impian tinggal terpaku berpantang nyata
Rupanya dosa-dosa telah menghadang dan menyeret doa-doa kita


Istriku terkasih,
Bagaimana agar impian menjadi nyata
Mari kita lihat, dari butiran-butiran mutiara ada yang bercahaya demikian :

Barang siapa yang bertahta
Di kerajaan yang bernama taqwa
Tuhan kan membuatkan pintu keluar dari bencana
Satu dipinta, sejuta tiba tiada terduga


Istriku,
Memang harus kita selami mutiara di dasar segara
Kita ambil, kita simpan didalam dada
Agar hati kita bercahaya
Cahayanya membudaya di dalam jiwa
Kelak kita jadikan pelita
Pabila istirahat di bawah pohon kamboja


Met ulang tahun, istriku........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar