Jumat, 26 Februari 2010

WARKAH : TERUNTUK SAUDARIKU



terkirim ketika hujan enggan tuk mereda,
Saudariku yang kukasih,

Maha Bijaksana Dia
Yang menebarkan bintang-bintang di pelataran langit
Yang memekarkan pelangi di hujan pagi
Dan menyemburkan cahaya rahmat pada hamba yang dhaif ini
Semoga engkau dalam belaian cahaya rahmat jua

Sore itu aku mendapat seuntai puisi darimu.
Dan malam ini jari jemariku menari-nari diatas keyboard PC ku
demi menyambut kehadiran puisimu.
Inilah jejak tarian jari-jemariku yang mengandung
cerita tentang sebongkah perjalanan hidup.

Saudariku yang kukasih,
Sejak dulu hingga hari ini, berbagai pergulatan dan hidup terus kita lakukan demi sebuah kebahagiaan, bila perlu nyawapun kita pertaruhkan.
Padahal, sejauh apapun kita melangkah untuk mengejar kebahagiaan tak akan pernah kita dapatkan, kalau tolok ukurnya adalah keduniaan.
Karena sifat dunia tak pernah memberi kepuasan.
Dan ketidak puasan itulah faktor utama penyebab ketidak bahagiaan, dan akhirnya perasaan gelisah itu datang.
Selain ketidakpuasan menerima kenyataan, ketidaksabaran juga merupakan pintu masuk kegelisahan.
Sebab orang yang tidak sabar menantikan sesuatu hidupnya selalu gelisah.

Akhirnya, hanya satu kiat yang dapat meredam gelisah hati dan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki, yaitu hadirkan sifat qona’ah (menerima) apa yang telah Allah berikan.
Sebab orang yang qona’ah terhadap apapun yang diberikan, jiwanya akan tenang.
Hatinya tidak menuntut mencapai sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya dan tidak melirik kepada orang yang berada diatasnya.
Tentu saja sifat ini tidaklah hadir dengan sendirinya tanpa faktor utama yang mendorongnya.
Dan faktor itu adalah keimanan yang benar dan amal shaleh yang ikhlas.

Ketenangan bathin (muthmainnah qalbu) selalu menghiasi orang-orang yang selalu qonaah.
Ekspresi dan perbuatan lahirnya senantiasa terkendali.
Maka yang nampak dari luar adalah pribadi yang benar-benar tenang, mantap dan penuh wibawa.
Rasulullah menasehati kita agar dalam menjalani hidup jangan tergesa-gesa, sebab sikap itulah yang menyebabkan kegelisahan selalu datang.
Beliau bersabda: ”Wahai manusia, bersikap tenanglah kalian, karena kebaikan itu tak pernah ada dalam ketergesa-gesaan!” (HR. Bukhari dan Muslim).

Orang yang qonaah selain memiliki ketenangan juga memiliki pendirian yang kuat, ia sadar akan kelemahan yang ada padanya dan bersandar hanya kepada Allah semata.

Saudariku yang kukasih,
Setelah keretaku mendengus-dengus demikian
Meluncur diatas rel kedamaian
Terlewati sudah kelok-kelok jalanan
Perlahan menyusut ke benteng pertahanan

Dalam peperangan antara tawa dan tangisan
Doa kemenangan untuk mu selalu ku lantunkan
Pandai-pandailah engkau menjaga waktu
Ia seperti sahabat yang setia membawa hadiah untukmu
Pabila hadiah tiada diambil dan dirasai
Maka ia akan menghilang dan tiada kembali
Sahabat pemimpin revolusi dunia melukiskan
Waktu adalah laksana pedang
Jika ia tidak engkau pergunakan
Maka lehermu sendiri akan terpancung

Saudariku yang kukasih,
Ternyata kita sekarang berada di tengah-tengah laut kehidupan yang mengamuk.
Pangkalan tempat bertolak tak nampak
Pelabuhan tempat bersauh masih jauh
Awan hitam legam semakin menebal, gelap alam sekitar
Kilat menjilatkan api, petirpun menyambar


Angin nakal merobek mengoyak layar
Gelombang datang perahu kita terlempar
Saudariku, pegang kuat-kuat tali sentausa
Tali penghubung kita dengan Dia

Mengapa perahu tak laju terus
Seakan putus daya bergumul melawan arus
Mari kita tilik diri, selidik dan periksa

Di sudut perahu penuh bertumpuk dosa
Mari cepat-cepat kita ikat dengan tali tobat
Nah perahu berenang maju, walau ombak berdebur di kalbu
Dapatkah kita capai pelabuhan abadan yang syahdu?

Berlombalah berlayar dijalan lurus
Lewat gemuruh laut kehidupan, tembusi seretan arus
Kembangkan terus layar keimanan sampai kebatas
Siapa selamat kan beroleh balas.

Saudariku yang kukasih,
Jangan putus asa bila untaian do’a belum menurunkan apa yang kita pinta.
Karena janji Allah swt tetaplah benar, bahwa Dia akan mengabulkan do’a yang disampaikan hamba-hamba-Nya.
Ada kalanya, dengan do’a, Allah menghindarkan kita dari keburukan yang tidak kita ketahui.
Bahkan kelak, ada do’a-do’a kita yang diakhirkan pengabulannya sampai di akhirat.
Di akhirat, sebenarnya merupakan saat kita lebih membutuhkan pengabulan do’a ketimbang pengabulan do’a di dunia.
Dan ketika itulah, Allah swt kabulkan do’a-do’a yang pernah kita lantunkan di dunia dan belum terkabul.

Saudariku yang kukasih,
Hanya kepada ALLAH sajalah segala cinta kita berikan. Dan tidak boleh mencintai apapun yang dapat melebihi cinta kita kepada-Nya.
Cinta kepada ALLAH adalah cinta yang hakiki, tetapi cinta kepada manusia seringkali tersakiti.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kecintaan terhadap-Mu,
kecintaan terhadap apa yang Engkau cintai,
mencintai setiap amal yang dapat mendekatkan diriku kepada-Mu.
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu,
kecintaan kepada Rasul-Mu, mencintai sahabatnya,
mencintai siapapun yang mencintai mereka.
Wahai yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.

Saudariku yang kukasih,
Semoga warkah ini, dapat sedikit mengobati dada yang perih.
Pabila seorang pemuda mempersembahkan rangkaian bunga
pada pujaannya sebagai tanda kasih
Akupun demikian, bukankah warkahku adalah..............
rangkaian bunga-bunga kata yang kupersembahkan kepadamu.
Tuhan begitu kasih sayang kepada hamba-Nya
Hingga firman-Nya pun tertuang dalam syair-syair yang tiada banding
Itulah sebabnya warkahku sedikit berwarna.


Saudaramu ditepian samudera kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar