Senin, 03 Mei 2010

S.A.B.A.R : Adakah mewarnai hidup kita?


Dalam sebuah buku "Tazkiatun Nafs"nya Imam Ghazali, sabar dirangkum dalam sebuah pendekatan yaitu menahan diri (hati) dari keluh kesah, menahan mulut dari marah-marah (memaki-maki) dan anggota badan (tangan) dari memukul-mukul atau melempar-lempar.

Kemudian beliau pun mengibaratkan sabar dengan hal-hal sebagai berikut :
a. pisau yang tak pernah majal (tumpul)
b. prajurit yang tidak pernah kalah dalam peperangan
c. atau benteng yang tak pernah tertaklukan

Dari tiga perumpamaan di atas dapat ditarik benang merah bahwa sabar identik dengan kemenangan atau kekuatan yang istimrar (terus menerus). Dikatakan kemenangan istimrar karena dalam tiga perumpamaan tersebut selalu disertai dengan kata-kata "yang tak pernah.........".

Cara Meraih Sabar
Untuk mampu meraih sabar tentulah dibutuhkan usaha yang amat maksimal lagi berkesinambungan. Sebagaimana pisau yang tak pernah tumpul tentu dibutuhkan usaha maksimal plus istimrar untuk mengasahnya. Kesabaran dapat diraih dengan jalan senantiasa mengasah "iman". Mengapa iman harus diasah? Karena iman dan sabar laksana dua sisi pada keping uang logam. Sungguh tak dapat dipisahkan. Saking eratnya "persaudaraan" iman dan sabar, pantaslah bila Allah selalu menyeru untuk bersabar hanya kepada orang-orang yang beriman.
Mengasah iman agar tajam dapat diaplikasikan dalam bentuk memiliki "gudang ruhiah" dalam rumah hati kita. "Gudang ruhiah" tersebut harus senantiasa diisi penuh dengan segala bentuk asesoris ruhiah. Kemudian dapat mendistribusikan kesabaran dalam setiap gerak hati, lisan dan perilaku. Adapun asesoris ruhiah tersebut adalah sebagai berikut:

Qiyamul-Lail yang ihsan dan indah
Qiyamul-lail dikriteriakan ihsan dan indah manakala dilakukan dengan segenap kerinduan dan kecintaan, kekhusuan dan keikhlasan. Disertai bulir-bulir air mata yang berjatuhan. Qiamul-lail yang demikian Isnya Allah akan dapat menghilangkan "tiga ikatan" setan pada tengkuk kita. Hingga kita akan meniti hari dengan tidak didampingi setan dan pada akhirnya kesabaranlah yang akan menyertai hari-hari kita.

Shaum (puasa sunnah)
Kita sudah mengetahui bahwa Rasulullah mengabarkan bila seorang anak Adam berpuasa maka tertutuplah aliran darah yang biasa dilalui oleh setan. Hal yang demikian membuat jiwa lebih tenang dan tenteram.

Berlatih dengan sungguh-sungguh
Bila kesabaran ingin menjadi gaya hidup kita maka kita harus berlatih dengan keras. Ketika amarah akan membuncah, kita berusaha menahan diri dengan istighfar dan berwudlu. Awalnya menahan marah itu menyakitkan, tetapi kita harus memaksakan diri. Seteleh fase memaksakan diri ini terus berlanjut maka akan menjadi sebuah kebiasaan yang pada akhirnya menjadi irama atau gaya hidup.

Banyak berzikir
Allah berfirman dalam Surah al-Ahzab ayat 41, "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kamu kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya." Dalam ayat lain Allah pun mengatakan bahwa banyak berzikir itu membuahkan hati yang tenteram. Sedang Abu Darda berpendapat, "Segala sesuatu mempunyai pembersih dan kebinaran. Kebinaran (kilauan) hati adalah dengan zikrullah."

Manakala hati manusia tentram dan berkilauan dengan cahaya Allah, manatah mungkin ketergesaan dan amarah bersemayam di sana.Mudah-mudahan kita semua yang ingin selalu menghadirkan kesabaran dalam hati diberi anugerah oleh Allah SWT kesabaran......... amien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar