setetes air dengan berjuta makna, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari pada dua tetesan dan dua bekas. Yaitu, tetesan air mata karena takut kepada-Nya dan tetesan darah yang mengalir di jalan-Nya (jihad)...." (HR. At Tirmidzi)
Jumat, 25 September 2009
BERSYUKURLAH ALLAH MENEGUR KITA
Lebaran Bersama Tetangga Yang Ngga Mudik
Bersalam salaman usai melaksanakan sholat Idul Fitri di halaman Masjid Al Hikmah Bekasi.
Wuah ramai juga, suasana berlebaran dengan tetangga yang nggak bisa pulang kampung tahun ini.
Dan yang uniknya adalah anak2 se usia SD mereka bergerombol bersilaturrahim dari rumah ke rumah dengan tak ketinggalan membawa dompet............. yaitu sebagai tempat ampow, maklumlah anak2 pada mengharapkan pemberian uang di hari Lebaran ini. Semua ini mengingatkanku ketika umurku masih se usia SD di kampung halaman, setiap lebaran aku mengikuti ayah dan ibuku keliling kampung untuk bersilaturrahim dengan saudara kandung orang tuaku....... disanalah aku sering di beri uang jajan.......asyik juga...he he he he he.
Kamis, 24 September 2009
Ketika Kumandang Takbir Terdengar Ditelingaku
Merayap bergema beduk lebaran
Pengikut Muhammad menabur takbir
Allahu Akbar.......... Allahu Akbar
kala itu angin malam masih setia menggodaku dengan hembusannya,
Sabtu, 12 September 2009
Dipunggung Ramadhan 1430H
Mari kita sambut dan jelang sepuluh hari terakhir bulan ampunan ini.
Kini saatnya kita meningkatkan kesungguhan dan keseriusan beribadah. Kini saatnya kita benar-benar menapaki hidup dengan nuansa akhirat. Sekarang waktunya kita berubah dari manusia bumi menjadi manusia langit.
Hari-hari sepuluh terakhir adalah kesempatan khusus yang sangat istimewa untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Tidakkah kita ingin menyerupai apa yang dilakukan oleh orang-orang shalih di saat-saat seperti ini?
Tidakkah kita mendengar bagaimana kondisi para sahabat radhiallahu anhum sebagaimana diriwayatkan Ali ra, "Adalah para sahabat di pagi hari, rambut mereka kusut, masai, dan berdebu. Di antara mereka ada bekas seperti orang yang berduka. Mereka telah sujud dan shalat malam, bergantian antara kening mereka dan kaki mereka, beribadah kepada Allah. Mereka berdiri condong seperti layaknya pohon yang miring karena telah banyak berubah. Mata mereka menangis hingga membasahi pakaiannya..................."
Hari-hari kita yang sangat mahal, akan terus berjalan. Berusahalah untuk tidak ada jenak waktu yang luput dari semua kebaikan dan amal shalih. Utamakanlah beribadah di malam-malamnya. Sungguh pada malam-malam ini, Allah SWT bertanya, "Adakah orang yang meminta kepada-Ku....?"
Mari, gunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menghadapi perjalanan panjang yang menentukan berhasil atau gagalnya hidup sesungguhnya di akhirat. Berdo'alah dengan penuh kesungguhan agar Allah melimpahkan pertolongan-Nya kepada kaum Muslimin di mana saja untuk bersabar dan bisa terbebas dari ragam tekanan dan serangan musuh-musuh Islam.
Ya Allah, jadikanlah seluruh amal kami adalah amal shalih dan khusus dipersembahkan untuk mencari ridha-Mu.
Senin, 07 September 2009
ADINDA
Selasa, 01 September 2009
Kugapai 10 hari Ramadhan 1430H
(di sepuluh hari berpuasa)
Saudaraku yang kusayangi,
Dari jauh kuucapkan selamat berpuasa
Mari kita tahan terus !
Apabila sepotong siang yang terik,
jatuh di kerongkongan akan mengoyaknya
Kita jaga supaya puasa tetap utuh berbalut hikmah.
Tak sedikit orang yang apabila telah datang
terminal puasa di punggung maghrib
Main sikat terus memanjakan selera
Sampai perut bengkak seperti,
pipi yang dirongrong sakit gigi.
Apakah kita termasuk mereka itu?
Barangkali saudaraku tidak demikian ya.
Malahan sampai selesai merebahkan Tarawih
belum makan juga.
Karuan saja habis kalau lagi sepi
nggayemi terus sih!!
Eh, humor lho!
Saudaraku,
Ini adalah hari-hari mulia yang kemuliaannya
tak pernah terbandingkan dengan hari-hari lain disepanjang hidup kita.
Kita masih menghirup udara di bulan Ramadhan.
Saudaraku,
Bulan ini adalah karunia teramat mahal dan indah untuk kita.
Karena bulan inilah tempat terminal kita untuk bersuci,
membersihkan diri, kembali menyadari ke Maha Besaran Allah SWT.
Kembali meluruskan arah dan orientasi perjalanan hidup
yang barangkali sudah mulai menyimpang dari kehendak Allah.
Kembali memfokuskan pandangan kita untuk akhirat.
Kembali menyadari kedudukan kita sebagai hamba Allah
yang seharusnya tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
Mari bersyukur saudaraku.
Itulah yang seharusnya kita lakukan
karena Allah masih memberikan kesempatan kita untuk memperbaiki diri.
Memulai lagi sebuah lembaran baru yang lebih baik dan terang,
meluruskan kembali seluruh langkah kehidupan pada bulan ini.
Dan yang penting mengaplikasikan syukur itu
dengan melakukan segala yang diridhai Allah SWT.
Saudaraku,
Seakan baru kemarin musim panen,
Setelah sewarsa menapaki waktu,
Sekarang musim ini hadir kembali,
lewat celah-celah hikmah,
Berbondong orang2 memetik daun soerga,
Aku tak tahu mengapa seakan jeriji waktu kian memendek,
Barangkali karena tipisnya kerinduan kita pada Yang Satu,
Seandainya rasa rindu kita kepadanya,
menggumpal dan menyumbat dada kita,
Barangkali sehari serasa sewindu,
Di ujung musim ini tak sedikit orang 2 bersuka ria,
Umat Muhammad menyebar dan menabur takbir,
Ketika itu suara takbir bertalu-talu
Menggema di tebing2 batu membahana
Merayap di alir sungai bening gemeerisik,
Lembut menelusuri titian sanubari.
Tak sedikit pula orang 2 yang bergembira,
Karena merasa terlepas dari jeratan lapar,
Merasa bebas dari cekikan dahaga.
Saudaraku, apakah kita termasuk mereka itu?
Barangkali tidak ya, semoga tikaman lapar
Tak melukai keikhlasan dan kesabaran kita.
Amin ……………………………
Saudaraku,
Mari pejamkan mata. Tundukkan hati dan batin.
Tenggelamkan semua perasaan kita di hadapan
kemuliaan dan kuasa Allah yang tak ada batasnya.
Ucapkanlah doa yang penuh makna dari lisan Hasan Al Bashri rahimahullah.
“Ya Allah, aku berlindung dari merasa agung
dan mulia dalam jiwaku sendiri.
Sementara di dalam jiwa orang lain aku kecil dan hina.”