Selasa, 01 September 2009

Kugapai 10 hari Ramadhan 1430H


Warkah Teruntuk Saudaraku
(di sepuluh hari berpuasa)

Saudaraku yang kusayangi,
Dari jauh kuucapkan selamat berpuasa
Mari kita tahan terus !
Apabila sepotong siang yang terik,
jatuh di kerongkongan akan mengoyaknya
Kita jaga supaya puasa tetap utuh berbalut hikmah.

Tak sedikit orang yang apabila telah datang
terminal puasa di punggung maghrib
Main sikat terus memanjakan selera
Sampai perut bengkak seperti,
pipi yang dirongrong sakit gigi.

Apakah kita termasuk mereka itu?
Barangkali saudaraku tidak demikian ya.
Malahan sampai selesai merebahkan Tarawih
belum makan juga.
Karuan saja habis kalau lagi sepi
nggayemi terus sih!!
Eh, humor lho!

Saudaraku,
Ini adalah hari-hari mulia yang kemuliaannya
tak pernah terbandingkan dengan hari-hari lain disepanjang hidup kita.
Kita masih menghirup udara di bulan Ramadhan.

Saudaraku,
Bulan ini adalah karunia teramat mahal dan indah untuk kita.
Karena bulan inilah tempat terminal kita untuk bersuci,
membersihkan diri, kembali menyadari ke Maha Besaran Allah SWT.
Kembali meluruskan arah dan orientasi perjalanan hidup
yang barangkali sudah mulai menyimpang dari kehendak Allah.
Kembali memfokuskan pandangan kita untuk akhirat.
Kembali menyadari kedudukan kita sebagai hamba Allah
yang seharusnya tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
Mari bersyukur saudaraku.
Itulah yang seharusnya kita lakukan
karena Allah masih memberikan kesempatan kita untuk memperbaiki diri.
Memulai lagi sebuah lembaran baru yang lebih baik dan terang,
meluruskan kembali seluruh langkah kehidupan pada bulan ini.
Dan yang penting mengaplikasikan syukur itu
dengan melakukan segala yang diridhai Allah SWT.

Saudaraku,
Seakan baru kemarin musim panen,
Setelah sewarsa menapaki waktu,
Sekarang musim ini hadir kembali,
lewat celah-celah hikmah,
Berbondong orang2 memetik daun soerga,
Aku tak tahu mengapa seakan jeriji waktu kian memendek,
Barangkali karena tipisnya kerinduan kita pada Yang Satu,
Seandainya rasa rindu kita kepadanya,
menggumpal dan menyumbat dada kita,
Barangkali sehari serasa sewindu,
Di ujung musim ini tak sedikit orang 2 bersuka ria,
Umat Muhammad menyebar dan menabur takbir,
Ketika itu suara takbir bertalu-talu
Menggema di tebing2 batu membahana
Merayap di alir sungai bening gemeerisik,
Lembut menelusuri titian sanubari.

Tak sedikit pula orang 2 yang bergembira,
Karena merasa terlepas dari jeratan lapar,
Merasa bebas dari cekikan dahaga.

Saudaraku, apakah kita termasuk mereka itu?
Barangkali tidak ya, semoga tikaman lapar
Tak melukai keikhlasan dan kesabaran kita.
Amin ……………………………

Saudaraku,
Mari pejamkan mata. Tundukkan hati dan batin.
Tenggelamkan semua perasaan kita di hadapan
kemuliaan dan kuasa Allah yang tak ada batasnya.
Ucapkanlah doa yang penuh makna dari lisan Hasan Al Bashri rahimahullah.
“Ya Allah, aku berlindung dari merasa agung
dan mulia dalam jiwaku sendiri.
Sementara di dalam jiwa orang lain aku kecil dan hina.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar