Sabtu, 14 Maret 2009

Sayur Lodeh Kesukaan Ibuku

Minggu pagi (8/3/09) masih kuhirup udara kota kelahiranku. Usai sholat subuh, aku bersama anakku "Iqbal" serta keponakanku berjalan menyusuri pematang sawah, melewati kali "sungai" kecil dan berlari-lari saling berkejar-kejaran, mengingatkanku saat masih dibangku sekolah dasar. Memang sih, letak sawahnya dibelakang rumah orang tuaku, makanya rumah orang tua ku sering dijuluki rumah mewah alias mepet sawah, ha ha ha he.
Seiring bergulirnya waktu, matahari sudah mulai menampakkan dirinya walau masih terlihat malu-malu. Aku bertiga akhirnya berjalan menyusuri pematang sawah untuk pulang kerumah, hingga diperempatan pematang sawah tiba-tiba keponakanku berteriak............
"Pa De........ana capung.........tangkep pa De", celotehnya
"Iya Pa......tangkap capungnya", ucap anakku ikut-ikutan
"diam ya, aja berisik!", ucapku sambil meletakkan telunjukku di mulut.
Hap.........................
"yah.......ora kena paDe", teriak keponakanku dengan suara khas Tegalnya.
Akhirnya, kami melanjutkan perjalanannya menuju rumah ortuku yang Mewah itu.
"Assalamu'alaikum........... ema pan maring endi?" sapaku pada Ibu yang baru keluar dari dalam rumah.
"pan maring warung, belanja...." jawab ibuku.
"ema.....masak sayur lodeh kesukaan ema aja?" pintaku
Tanpa menunggu jawaban dari Ibu, "pokoke aku engko sing masak, beres..!!!" jawabku dengan meyakinkan bahwa anaknya masih bisa masak seperti dulu waktu masih sekolah dasar.
Tak begitu lama, Ibuku sudah pulang dengan membawa jinjingan hasil belanja. Aku minta jinjingan tersebut, karena hari ini aku bertekad untuk memasak kesukaan Ibuku yaitu "Sayur Lodeh".
Hampir setengah jam lebih, aku bergelut dengan perangkat dapur seperti kompor, pisau, penggorengan, panci, telenan, dan cowet spesialis tempat bikin sambel. (pokoknya hari ini aku jadi juru masak buat ibuku tercinta).
Akhirnya, satu persatu masakan selesai juga. Dan semua aku hidangkan di meja makan, ada sayur lodeh, tahu dan tempe goreng, sambel, ketimun dan tak ketinggalan kerupuk (dalam hati aku berkata : dikantor kerupuk, dirumah kerupuk...di kampung kerupuk juga).
"Ema......masakane wis mateng!" ucapku pada Ibu.
"ya wis, pada mangan kabeh, rame-rame eben sedep", jawab Ibuku.
Kami semua menyantap masakan sayur lodeh kesukaan Ibu, sayur lodeh buatanku. Kulihat semua menikmati masakannya, sayur lodeh, tempe goreng dengan sambelnya yang uenak kata ponakanku.
Aku........bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberi kemampuan kepadaku untuk membahagiaan Ibuku walaupun hanya lewat sayur lodeh kesukaannya. Namun, aku berharap bisa senantiasa membahagiakan Ibu dan Bapakku lebih dari ini.

1 komentar:

  1. Betul Pak, kita harus menyayangi orang tua kita dan bersyukurlah masih bisa membahagiakan Ibu walau lewat sayur lodeh...sederhana sekali yan pak!?

    BalasHapus