Senin, 21 Desember 2009

QIYAMUL LAIL : Madrasah Kaum Muslimin


Sungguh aneh memang dalam kehidupan ini, bagaimana tidak. Seorang yang menyandang predikat aktivis islam, tapi tidak pernah mengerjakan qiyamul lail. Lalu, bagaimana hal ini bisa terjadi?

Qiyamul lail merupakan pertemuan agung antara manusia dan Sang Kekasih, Allah Taala. Ia sangat dirindukan oleh para pecinta Tuhan. Dengan shalat malam, insan-insan bertaqwa merasa bahagia. Mereka merasakan kenikmatan yang tiada tara setelah mengetahui hakekat dunia ini, lalu mengisinya dengan amal saleh. Dan pada malam hari, hendaklah bertahajud sebagai ibadah keutamaan bagimu (QS Al-Isra’:79).

Shalat malam adalah tradisi indah mereka yang telah mengetahui hakikat akhirat. Pandangan mereka mampu menembus panorama surga yang amat memesona. Mereka juga mampu menyaksikan penderitaan tak terhingga para penghuni neraka. Karena itu, mereka menitikkan air mata dalam kegelapan malam antara harapan surga dan ketakutan terhadap neraka.

Qiyamul lail itu kebutuhan utama setiap orang Muslim. Apalagi bagi hamba yang senantiasa memegang amanah agama yang berat; dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, jihad dan menyuarakan kebenaran. Sebagai firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an,

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya). (Yaitu) seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua. Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzzammil: 1-4).

Lalu, kenapa ada perintah seperti itu?
Pertanyaan ini kemudian dijawab Al-Qur’an,

Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sesungguhnya bangun pada waktu malam adalah lebih kuat (mengisi jiwa) dan (bacaan pada malam itu) lebih berkesan.” (Al-Muzzammil: 5-6)

Kami (Allah) akan berikan kepadamu amanah yang sulit, beban berat, dan perintah-perintah yang membutuhkan tekad kuat dan semangat tinggi. Itulah amanah yang ditolak langit dan bumi, sebab merasa tidak mampu mengembannya, lalu dibebankan dipundak manusia. Siapa sih yang mampu mengerjakan tugas-tugas dakwah, tarbiyah, amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad, tanpa bekal yang bisa ia gunakan dalam perjalanannya menuju Allah ta’ata? Tanpa bekal, perjalanannya terhenti di separoh perjalanan dan ia mati di tempat-tempat berbahaya, sebelum tiba ditempat tujuan.

Madrasah qiyamul lail merupakan madrasah paling agung, tempat orang Muslim mentarbiyah dirinya, berkenalan dengan Tuhannya, memahami seluruh makna nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Qiyamul lail adalah madrasah untuk belajar khusyuk, tunduk, merendahkan diri dan bertaubat kepada Allah ta’ala. Karena itu, qiyamul lail masuk dalam seluruh syariat, tanpa pengecualian.

Saudaraku, ketahuilah.......
Bahwa ketundukkan Anda pada malam hari adalah kunci kebesaran Anda di siang hari, sujud Anda pada malam hari adalah jalan kemuliaan Anda pada siang hari, senjata kemenangan Anda atas musuh-musuh Anda, rahasia kesuksesan Anda di dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad Anda.

Saudaraku, mari kita hayati sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

”Penyejuk mataku diletakkan di shalat.” (Diriwayatkan An-Nasai, Ahmad, dan Al-Hakim).

Seorang generasi salat berkata, ”Aku senang jika malam datang. Sebab, hidupku terasa nikmat dengannya dan mataku terhibur dengannya, sebab dapat bermunajat kepadsa Dzat, yang aku sangat suka mengabdi dan tunduk di depan-Nya.”

Abu Hurairah radhiyallahu anhu membagi malamnya menjadi tiga bagian; untuk dirinya, untuk istrinya, dan putrinya. Hingga ketiganya bisa mengerjakan qiyamul lail.

Semoga kita semua dapat menjadikan qiyamul lail sebagai media pendidikan untuk meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah ta'ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar