Kamis, 31 Desember 2009

Selamat Jalan GUS DUR 1940 - 2009


Jenazah Gus Dur telah tiba di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Saat ini jenazah presiden RI keempat ini sedang disalatkan di Masjid Ulil Albab.

Suasana histeris nampak saat jenazah Gus Dur memasuki masjid. Warga berebut menyentuh peti jenazah dan karangan bunga Gus Dur. Air mata meleleh di pipi para jamaah.

Semua jamaah masjid, baik di lantai I maupun II berdiri menyambut jenazah Gus Dur.

Bertindak sebagai imam salat jenazah adalah KH Ali Maschan Musa. Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur.

"'Ini kita lakukan untuk memanjatkan doa agar Gus Dur diterima Allah SWT sesuai amal ibadahnya," kata KH Ali Maschan Musa, dalam Bahasa Jawa, kepada para jamaah.

Proses pemakaman Abdurrahman Wahid atau Gus Dur purna. Usai upacara pemakaman, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutannya.

"Kita telah kehilangan seorang guru dan Bapak Bangsa. Dan, seorang negarawan terhormat," kata SBY dalam sambutannya di depan makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis 3 Desember 2009.

Gus Sholah bertemu Gus Dur terakhir kali di Jombang pekan lalu, ketika Gus Dur sedang berziarah ke makam keluarga. Saat itu Gus Sholah mengaku sudah memiliki firasat tidak enak akan kehilangan kakak kandungnya itu untuk selamanya.
Rencananya, mantan Presiden RI keempat itu akan dimakamkan tepat di sebelah timur, KH Hasyim Ashari, pendiri NU. Hj Farida, istri Gus Sholah mengatakan Gus Dur sempat mengatakan di sela-sela berkunjung ke Jombang, 24 Desember, pernah mengatakan kalau dia akan datang lagi ke Jombang khususnya ke Tebu Ireng pada 31 Desember.

Karena itu, Gus Dur berharap semua keluarga mau menjemputnya. Namun, kata-kata Gus Dur itu ditanggapi biasa saja, oleh Hj Farida karena Gus Dur orangnya suka humor.

Pengamanan pemakaman KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan dilakukan dengan empat lapis. “Biar aman dan lancar,” kata Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Soewarno saat meninjau lokasi pemakaman Gus Dur, Kamis 31 Desember 2009 dini hari tadi.

Lapis pertama adalah di sekitar lokasi pemakaman, lapis kedua adalah di dalam kompleks Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Sementara lapis ketiga adalah pengamanan di lokasi di seputar Ponpes Tebu Ireng. Sedangkan lapis keempat areal di luar ponpes. “Ya agar proses pemakaman aman dan lancar,” kata Pangdam.

Sejumlah sekolah di Surabaya, Kamis 31 Desember 2009, menggelar salat ghaib untuk mendoakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Mereka di antaranya SD Muhammadiyah 4 serta Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) Khadijah.

Salat di musala SD Muhammadiyah 4 dimulai pukul 08.00 dan diikuti 240 siswa kelas 6.

Kepala SDM 4 Pucang, Sholihin Fanani mengatakan, salat ghaib bagi murid-muridnya memang sudah bukan hal yang aneh. Dia memang selalu memberi pembelajaran pada siswa-siswanya untuk selalu mewujudkan rasa simpatinya terhadap meninggalnya seseorang dalam bentuk doa. ”Apalagi dengan meninggalnya Gus Dur ini, mereka pun dengan sangat bersemangat mendoakan beliau,” ujarnya.

Itulah sepenggal berita seputar wafatnya GUS DUR.

Bila kadang kita menjumpai cahaya dipadankan dengan keabadian, tampaknya semua itu tak berlebihan. Kadang, cahaya juga erat dirangkai dengan pengertian, karena ia membuat mata bisa melihat, menerangi hati, mengungkap yang gelap.

Selamat jalan KH. Abdurrahman Wahid, selamat jalan.......guru bangsa
semoga amal ibadah dan jasa-jasa beliau pada bangsa dan negara diterima oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal shaleh. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar