Sabtu, 14 Agustus 2010

Bunda, Maafkan Aku

(Sekelebat bayang anganku saat kududuk di Masjdi menunggu shalat taraweh)


Hari pertama puasa, aq mencoba berbuat baik untuk rekan kerjaku yang tengah terbaring sakit dirumah. Dengan mobil carry aq meluncur sendiri dengan sonny "is driver keren",menuju kota Serang Banten, udara siang itu memang terasa panas ditambah kemacetan yang menghadang membuat perjalananku agak tersendat-sendat.
Diseparo perjalanan ku menuju kota Serang, gerimis mulai menyapa kami disela-sela perjalanan yang kurang nyaman. Dan 15 km menuju kota Serang hujan turun dengan derasnya, sementara jalan tol yang kulalui begitu banyak tambalannya sehingga membuat sang Carry bergetar-getar........ "wah bisa rontok nih mobil." celetukku, sementara kulihat Sonny hanya tersenyum tok.
............................................
.......................................................
....................................................................... (kelamaan kalau semua ditulis he he he)

Ini adalah sepenggal pengalamanku yang pertama disaat awal Ramadhan 1431H.
Usai berbuka puasa dengan segelas air putih plus dua butir kurma yang kubawa ketika meninggalkan kantor, justru kesederhanaan itulah yang membuatku merasakan kenikmatan dan keberkahan dari nilai saat berbuka puasa, subhanallah...alhamdulillah!

Setelah menegakkan shalat maghrib secara berjamaah, aq mencoba bersilaturrahim dengan beberapa pengurus takmir masjid yang berlokasi di daerah Klender, hingga ku tahu begitu semaraknya kegiatan yang disajikan oleh pengurus takmir masjid dalam menyambut bulan suci ramadhan 1431H untuk jamaahnya. Dan ku sampaikan niatku untuk ikut shalat taraweh di masjidnya, betapa senangnya mereka menyambutku walau aku hanyalah seorang pengembara. Ya Allah semoga engkau senantiasa melimpahkan keberkahannya buat mereka yang dengan ikhlas mengorbankan tenaganya, hartanya untuk menyemarakkan rumah Mu ini, amin.

Akhirnya aku meninggalkan mereka di ruang sekretariat, kini ditanganku telah kupegang Al Qur'an dan entah mengapa ku buka Surat Lukman....... dan pada ayat ke 14 aku terhenti, Allah berfirman : "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kepada dua orang tua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu".

Tak terasa air mata menetes...semakin kuteringat orang tuaku dikampung...semakin kuingat wajah wajah kedua orang tua ku yang begitu indah dan membuat kita merinduinya.......maka semakin deras air mata ku menetes dipipi ini.

Saudaraku,
sebagai anak, kita akan selalu menjadi anak. Kalau mungkinada kata mantan suami, mantan istri, namun tidak ada kata-kata mantan anak. Karena sebagai anak posisi kita atas ortu akan tetap sama, sebagai anaknya tercinta. Ikatan anak dan orang tua bukanlah ikatan tali yang mudah putus, namun ikatan itu sangat kuat. Mengikat diri dan hati kita untuk selalu mencintai dan memberi akhlak yang baik pada mereka berdua. Ayah dan ibu bukanlah sebutan yang hanya didapat dari aspek keturunan saja. Seorang ibu tidak mendapatkan predikatnya sebagai ibu hanya karena ia melahirkan anak saja. Namun lebih dari itu, ada semacam ikatan emosional yang tak lekang oleh waktu, tak surut oleh zaman, dan ikatan itu ada dan eksis di antara anak dan orang tua.

Saudaraku,
Namun berbeda dengan manusia dan orang tuanya. Mereka, ayah dan ibu kita adalah manusia yang pertama kali kita temui di dunia. Ketika lahir sebagai bayi di muka bumi ini, wajah ibu dan wajah ayah menemani keseharian kita. Sapaan hangat, meski kita tidak melihatnya saat bayi, mampu menina-bobokan kita. Suara mereka semakin lama semakin akrab di indera pendengaran kita, Ya! dia adalah Ayah. Lelaki yang sangat kita hormati, Dan Ibu, wanita yang mulia yang layak mendapatkan penghormatan dari kita.
Namun begitu, ternyata syetan selalu menggoda kita untuk lari dari kenyataan ini. Nafsu amarah seringkali mengundang kita untuk berlaku kasar dan meremehkan mereka. Subhanallah. Semoga kita mampu untuk menepis tipu daya syetan,amin.

Saudaraku,
Di dalam ayat-ayat Al-Qur'an ketika disebutkan tentang tauhid kepada Allah selalu diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tua. Dan para ulama menjelaskan hikmahnya dari permasalahan itu.
pertama, Allah yang menciptakan dan Allah yang memberikan rizki, maka Allah sajalah yang berhak untuk diibadahi. Sedangkan kedua orang tua adalah sebab adanya anak, maka keduanya berhak untuk diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu kewajiban seorang anak untuk beribadah kepada Allah harus diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tuanya.
kedua, Allah lah yang telah memberikan semua nikmat yang diperoleh hamba-hamba-Nya, maka hanya Allah saja yang wajib disyukuri. Kemudian kedua orang tualah yang telah memberikan segala yang kita butuhkan seperti makan, minum, pakaian dan lainnya sehingga wajib bagi kita untuk berterima kasih kepada keduanya. Oleh karena itu kewajiban seorang anak atas nikmat yang diterimanya adalah bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuanya.
ketiga, Allah adalah Rabb manusia yang membina dan mendidik manusia di atas manhaj-Nya, maka Allahlah yang berhak untuk diagungkan dan dicintai. Demikian juga kedua orang tua yang telah mendidik kita sejak kecil, maka kita harus bersikap tawadlu (merendahkan diri), tauqir (menghormati), ta'addud (beradab) dan talattuf (berlaku lemah lembut) dengan perkataan dan perbuatan kepada keduanya.

Saudaraku,
Semoga Ramadhan kali ini akan mampu..... lebih mempererat antara aku dan kedua orang tuaku, walau kami dipisahkan oleh jarak yang berukuran dengan waktu tempuh selama tujuh jam.

Kembali terdengar suara azan................aku pun bersiap diri untuk shalat isya berjamaah diteruskan dengan shalat taraweh dan......................go 2 my home

Tidak ada komentar:

Posting Komentar