Jumat, 20 Agustus 2010

IKHLAS: Belajar Dari Sendal Jepit Yang Hilang


Ternyata hari ini adalah hari ke sembilan aq menjalani ibadah syaum Ramadhan. Kesibukan dikantor hari ini menggelinding begitu saja........tanpa terasa suara azhan mulai terdengar untuk menunaikan shalat dhuhur, kebetulan hari ini adalah jadwal Ust. Fauzan Al Anshari membahas al Wala wal Bara.
Usai menegakkan shalat dhuhur dan mendengarkan tausyiah......aq kembali menjalani rutinitasku di depan komputer......kerja dan kerja.
Tak selang waktu beberapa lama...hp q berdering, "Assalamu'alaikum........", ucapku saat kuangkat hp. "Walaikum'salam.........Pak Troi, proposal kegiatan untuk santunan kaum dhuafa hari ini harus sudah terkirim..." ucap temanku sesama pengurus Rohis. "Insya Allah.......sore ini juga akan aq selesaikan dan mungkin besok pagi sudah meluncur di depan meja abang kita....doakan aja yah semoga berhasil!" Jawabku dengan yakin. "Amin......semoga sukses ya pak Troi, assalamu'alaikum" ucapnya di seberang sana. "Waalaikum'salaam................." jawabku sambil menutup hpnya.

Hari-hari selama puasa ramadhan, jam pulang kerja dikantorku berubah yaitu menjadi jam 16.00 sore, mungkin di kantor-kantor lain juga sama.......hal ini dapat aq amati dari macetnya jalanan usai jam tersebut. Mungkin semua ingin meraih buka puasa dirumah bersama keluarga. Sedangkan aq di bulan ramadhan kali ini, ada beberapa target diantaranya melakukan taraweh keliling. Karena aq ingin mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi di setiap masjid yang kusinggahi.

Malam ini aq pilih Masjid Akbar di daerah Kemayoran sekalian memenuhi ajakan seseorang......... cukup luas areal masjidnya, memang.......... dan bahkan sangat ramai suasana diluar masjid, banyak pedagang yang menjual beraneka jenis makanan untuk berbuka puasa.
Aq, mencoba berjalan menyusuri para pedagang untuk mencari sesuatu makanan untuk berbuka puasa. Akhirnya aq dapatkan mie kuning goreng sangrai plus sambel serta tongseng kesukaan kami.

Alhamdulillah............azhan pun berkumandang, usai makan berbuka puasa, kami pergi ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib.

Malam ini, ku lihat udara begitu cerah........sambil duduk diteras masjid aq menikmati jagung bakar yang baru saja kami beli, katanya sih rasanya istimewa....... Namun, benar juga rasanya pas di lidahku...hingga tak terasa ku habiskan satu buah jagung bakar rasa manis....he he he muuuuuantap!.

Panggilan untuk menunaikan shalat Isya pun terdengar begitu jelasnya....kami bersegera mengambil air wudhlu dan menapaki tangga menuju lantai satu.

Shalat Isyapun usai...........shalat Taraweh pun aq libas........... akhirnya kami pun meninggalkan masjid. Namun, ada satu hal yang lucu dan seringkali terjadi di masjid. Ya Allah...sendal jepit ku hilang........... aq nggak habis pikir padahal sendal jepitku amat jelek, tapi warnanya coklat (ini yang langka, pikirku). Mungkihkah karena yang mengambil suka dengan warna sendalku yang coklat?
Harapku semoga sandal jepit coklat jelekku bermanfaat bagi nya!


Saudaraku,
Modal terbesar kita di sini adalah keikhlasan. Itulah inti kekuatan kita, dalam beramal , berjuang di sini. Sebuah kata yang kerap kita dengar, tapi sangat jarang mendapati wujudnya dalam hidup ini. Karena menurut salafushalih, keikhlasan memang sifat yang paling sulit dimiliki. Al Juneid mengatakan, "Keikhlasan itu adalah rahasia antara Allah dan seorang hamba. Tidak diketahui oleh Malaikat sehingga tidak bisa ditulis, tidak diketahui oleh syaitan sehingga tidak bisa dirusak oleh syaitan. Juga tidak bisa dikenali hawa nafsu sehingga tidak bisa disimpangkan oleh nafsu."
Artinya, keikhlasan tidak bisa dibuat, direkayasa, dikendalikan, atau dirasa-rasakan. Ia telah muncul begitu saja di dalam diri kita, lalu mengalir dalam darah dan menguasai jiwa. Dan karenanya, mengendalikan jiwa itu menjadi suatu pekerjaan yang sangat sulit. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al Ghazali mengutip ungkapan Sahl bin Abdullah At Tusturi, ketika ditanya, "Apakah yang paling berat dilakukan oleh jiwa?" Lalu ia mengatakan, "Keikhlasan, karena jiwa tidak mempunyai bagian untuk mengendalikannya."

Saudaraku,
Syaikul Islam Ibnu Taimiyah menceritakan bahwa Abu Hamid Al Ghazali pernah mendengar kata-kata hikmah yang menyebutkan, barangsiapa yang berbuat ikhlas semata-mata karena Allah selama empat puluh hari maka akan memancar hikmah dalam hati orang tersebut melalui ucapannya. Abu Hamid Al Ghazali mengatakan, "Maka aku berbuat ikhlas selama empat puluh hari, tapi ternyata tidak memancar apa-apa dariku, lalu aku sampaikan hal ini kepada sebagian ahli ilmu, diantara mereka mengatakan, "Sesungguhnya engkau ikhlas hanya untuk mendapatkan hikmah, dan bukan karena Allah semata........."

Saudaraku,
Sekali lagi, terbayanglah betapa keikhlasan itu sulit sekali dimiliki. Muhammad bin Wasi' mengatakan, "Dahulu orang shalih ada yang menangis disisi sahabatnya, tapi sahabatnya tidak tahu dia menangis. Bahkan ada seorang suami yang menagis di waktu malam, sedangkan antara kepalanya dan kepala istrinya ada di atas satu bantal dan telah basah karena air mata. Tapi istrinya tidak tahu bila suaminya menangis."
Mungkinkah kita memiliki keikhlasan?
Tanpa bantuan Allah swt, kita tak bisa memilikinya. Itu sebabnya, Rasulullah saw selalu berdoa, "Wahai Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu. Wahai Yang Memalingkan hati, palingkanlah hatiku untuk taat kepada-Mu." (HR. Muslim).

Saudaraku,
Perjalanan sepertiga kita beridah shaum hampir kita lewati. Lalu, jika ada aral dan batu di jalan ini, mengganggu langkah. Jika ada cuaca dan suasana jalan ini terasa merongrong hati untuk berhenti. Bila ada peristiwa yang bisa melelehkan ir mata dalam hati, kedukaan, atau luka, di jalan ini, tetaplah berjalan jangan berhenti. Kita akan terus berjalan disini. Agar hanya Allah yang tahu..........semua kepahitan dan luka itu, bagian dari persembahan, pengabdian, pengorbanan.....untuk-Nya....di jalan-Nya. Dengan itulah, kesulitan dan kepahitan menjadi nikmat dan kebahagiaan.

Saudaraku,
Karena kita disini.......kita shalat taraweh di Masjid Akbar, adalah karena-Nya dan untuk-Nya...bukan untuk siapa-siapa.
Semoga kita ikhlas menerima dan menjalani semuanya...................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar